2025 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Minggu, 12 Oktober 2025

Arianto Setiadi: Membangun Ruang Aman Bagi ODGJ

Apresiasi Pewarta Astra 2025


Kesadaran gen Z terhadap kesehatan mental di media sosial membuat generasi sebelumnya pun mendapatkan dampak positif. Apalagi di masa pandemi mulai tahun 2020 efeknya luar biasa. Masyarakat yang tak bisa bebas keluar rumah harus berjuang lebih kuat lagi baik dari sisi ekonomi maupun kesehatan fisik dan mental.

Meski kesadaran tentang kesehatan mental sudah terbangun. Akan tetapi hal itu ternyata belum cukup memberikan kesadaran yang lebih dalam terhadap orang dengan gangguan jiwa. Begitu banyak stigma yang melekat bagi mereka yang memiliki gangguan jiwa. Bahkan sekadar datang ke psikolog saja sudah mendapatkan stigma negatif.

Stigma orang dengan gangguan jiwa dalam masyarakat masih menjadi persoalan sendiri. Pandangan negatif, labeling dan perlakuan diskriminatif acap kali didapatkan oleh orang yang dianggap gila atau tak waras. Padahal sebagian besar orang dengan gangguan jiwa dapat pulih dan berfungsi dengan normal saat mendapatkan pengobatan yang tepat. Mereka layak untuk bekerja, berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan bahkan menikah.

Hal ini terpikirkan oleh seorang perawat di RSUD Kebumen. Seorang laki-laki yang sangat paham bahwa ODGJ perlu mendapatkan pendampingan supaya bisa hidup lebih berdaya. Memberikan literasi dan edukasi. Dan yang terpenting memberikan wadah bagi mereka untuk berkarya. Dialah Arianto Setiadi.

Arianto Setiadi dan Kopigawa

ODGJ


Keresahan dan keprihatinan Arianto Setiadi terhadap stigma yang masih berkembang di masyarakat terhadap ODGJ membuatnya bergerak. Dengan beberapa rekan-rekannya ia mendirikan Komunitas Peduli Gangguan Jiwa atau lebih dikenal sebagai KOPIGAWA. Sebuah komunitas yang didirikan di RSUD Prembun Kebumen pada 6 April 2021.

Komunitas ini didirikan atas bentuk kepedulian terhadap orang dengan gangguan jiwa. Tujuan didirikannya komunitas ini adalah memberdayakan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) melalui kegiatan produktif dan pendekatan humanis.

Latar belakang dibentuknya KOPIGAWA adalah tingginya angka kasus ODGJ di Kebumen yang mencapai sekitar 8.000 kasus. Kebumen pun menjadi daerah dengan kasus pasung terbanyak di Indonesia. Selain itu, stigma negatif, ketakutan, dan persepsi keliru masyarakat terhadap gangguan jiwa menjadi fokus utama komunitas ini dalam memberikan literasi dan edukasi.

Arianto Setiadi bersama KOPIGAWA berkomitmen untuk memulihkan martabat ODGJ melalui pemberdayaan, rehabilitasi, edukasi masyarakat, serta pendampingan agar ODGJ dapat kembali hidup mandiri.

Program Kerja dan Pemberdayaan ODGJ

ODGJ


Arianto dan tim relawan di Kopigawa ini tak hanya sekadar memberikan literasi dan edukasi. Namun mereka juga memiliki program kerja dalam pemberdayaan ODGJ. Program-program ini meliputi :

1. Pendampingan Pasca Rawat Inap di Rumah Sakit
Program ini fokus pada pendampingan dan rehabilitasi ODGJ. Setelah mereka menyelesaikan masa perawatan di rumah sakit mereka didampingi untuk kembali beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
  • Menyusun rencana aksi pendampingan dan integrasi sosial bagi ODGJ.
  • Membentuk tim pendamping yang terlatih dan mempunyai jadwal kunjungan teratur ke rumah ODGJ.
  • Melakukan monitoring dan evaluasi kondisi kesehatan dan sosial ODGJ secara berkala.
  • Mengadakan pertemuan rutin antara pendamping, keluarga, dan tenaga kesehatan untuk koordinasi.
2. Penyesuaian Keahlian ODGJ
Tak hanya melakukan pendampungan untuk bersosialisasi di masyarakat. Arianto dan Kopigawa membekali ODGJ dengan keterampilan tangan dan keahlian lain agar mereka mampu untuk produktif. Arianto dan Tim Kopigawa akan membantu memasarkan baik dari online maupun offline. Hasil penjualan yang didapatkan akan dikembalikan kepada ODGJ sebagai penghasilan mandiri.
Implementasi dari program ini adalah :
  • Mengidentifikasi potensi dan minat keterampilan ODGJ melalui asesmen awal.
  • Menyediakan pelatihan dan pembekalan keterampilan praktis sesuai potensi tersebut.
  • Memfasilitasi sarana produksi kegiatan usaha mandiri (kerajinan, pertanian, dan kegiatan lainnya.
  • Membuka akses pemasaran hasil karya dan hasil yang didapatkan akan kembali kepada ODGJ.
3. Pendampingan berkelanjutan dari KOPIGAWA
Dengan dukungan komunitas dari Kopigawa ini ODGJ akan mendapatkan pendampingan berkelanjutan. Hal ini diberikan untuk mendukung ODGJ supaya tetap kooperatif dan mampu hidup mandiri. Selain itu diharapkan mereka menjalani kehidupan sosial yang jauh lebih baik. Upaya yang dilakukan untuk program tersebut adalah :
  • Membagi tugas dan membentuk kelompok pendamping yang fokus pada aspek psikososial dan produktivitas.
  • Membangun komunikasi aktif dan dukungan psikologis untuk ODGJ.
  • Menyelenggarakan workshop dan edukasi bagi pendamping dan keluarga ODGJ.
  • Membuat data dan dokumentasi perkembangan individu ODGJ sebagai bahan evaluasi.
4. Kemandirian di Masyarakat
KOPIGAWA mendorong pemberdayaan ODGJ melalui berbagai kegiatan kreatif dan kewirausahaan. Hal ini menjadikan mereka mampu hidup mandiri dan menghilangkan stigma negatif di masyarakat. Edukasi pada masyarakat terus dilakukan. Hal ini dikarenakan supaya masyarakat mengerti pentingnya perawatan manusiawi dan untuk mengurangi angka pasung.
Strategi pelaksanaan dari program ini adalah :
  • Menyusun program kewirausahaan yang melibatkan ODGJ dalam kegiatan ekonomi produktif.
  • Mengadakan sosialiasi edukasi untuk masyarakat dalam menghilangkan stigma dan pasung.
  • Membangun jejaring kemitraan dengan lembaga sosial dan pasar lokal.
5. Penyediaan layanan antar jemput ODGJ secara gratis

Untuk penyediaan layanan ini Arianto dan tim Kopigawa telah mengusahakannya dalam bentuk :
  • Menyediakan kendaraan khusus untuk antar jemput ODGJ ke fasilitas layanan kesehatan atau kegiatan rehabilitasi secara gratis kepada pengguna.
  • Membuat jadwal antar jemput secara berkala dan disesuaikan dengan kebutuhan ODGJ. Hal ini dilakukan supaya akses ke layanan kesehatan dan kegiatan pemberdayaan tidak terkendala karena faktor transportasi.
  • Relawan atau anggota komunitas bertindak sebagai pengemudi dan pendamping dalam proses antar jemput dan memastikan keamanan serta kenyamanan ODGJ selama perjalanan.
  • Memberikan edukasi pada keluarga dan masyarakat tentang layanan antar jemput ini. Dukungan maksimal saat mengikuti program pemulihan dan kemandirian akan membuat ODGJ semakin baik kondisinya.

Sumber dana untuk biaya operasional dan kegiatan

Meski ini sebuah kegiatan nirlaba, tak bisa dipungkiri kegiatan ini memerlukan biaya yang tak sedikit. Untuk itu Arianto dan tim relawan pun mengusahakan untuk mendapatkan biaya operasional, pelaksanaan program, layanan pendampingan serta pembelian bahan baku untuk produksi dari pihak lain supaya tak membebani pasien dan keluarga. Beberapa sumber dana yang digunakan untuk kegiatan ini berasal dari donasi dermawan, yayasan atau lembaga sosial lain yang concern terhadap pemulihan ODGJ. Bantuan dari pemerintah setempat dalam bentuk hibah atau program pendanaan khusus sangat membantu kegitan. Tak lupa juga hasil dari penjualan produk dan kerajinan tangan juga memiliki kontribusi dalam program pemberdayaan ini.

Apresiasi dan inspirasi

Kerja keras tak kenal lelah membuahkan hasil yang manis. Apa yang dilakukan membawa Arianto Setiadi sebagai finalis Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 di bidang kesehatan. Penghargaan ini membuktikan kontribusi dan dedikasi Arianto terhadap layanan dan perbaikan kondisi mental para ODGJ. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang positif. Pemberdayaan dan kemandirian yang diwujudkan dalam berbagai program pendampingan diharapkan menjadi sebuah program yang berkelanjutan. Ini bisa menjadi percontohan bagi tempat lain untuk literasi, edukasi, pendampingan dan pemberdayaan demi kemandirian orang dengan gangguan jiwa.

Pendekatan yang humanis menjadikan Arianto dan Kopigawa mudah diterima oleh keluarga maupun ODGJ sendiri. Arianto Setiadi merupakan contoh relawan kesehatan jiwa yang berjuang keras mengubah paradigma masyarakat tentang gangguan jiwa. Ia memberikan ruang aman bagi penyintas untuk hidup mandiri dan bermartabat. 
Apa yang ia lakukan tentunya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Untuk tak memandang sebelah mata bagi mereka yang memiliki gangguan kejiwaan. Bagaimanapun juga mereka manusia. Yang ingin memiliki tempat di hati manusia lain dan masyarakat. #SatukanGerakTerusBerdampak #KitaSATUIndonesia

 

Tragedi Andes 1972: Semangat Penyintas Menembus Batas Logika Manusia
Kecelakaan Pesawat 1972
cr : rarehistoricalphotos.com


Assalamualaikum temans,
Setiap manusia memiliki perjuangan masing-masing dalam hidup. Entah mereka harus struggle dalam perekonomian, rumah tangga, kesehatan. Atau juga ujian hidup yang mempengaruhi segala aspek kehidupannya. Bahkan ada yang mengalami kondisi bertahan dalam situasi yang sangat ekstrim. Tentunya bagi mereka yang mengalami hal itu memiliki trauma yang cukup dalam. Namun saat mereka telah melewati hal itu. Dan mereka tetap bisa melalui kehidupan. Tentunya akan memberikan inspirasi yang luar biasa bagi orang lain.

Dalam minggu ini rencananya saya mau nonton film Tukar Takdir yang dibintangi oleh Nicolas Saputra. Film ini berkisah tentang tokoh-tokoh yang saling berkaitan dengan kecelakaan sebuah pesawat terbang. Salah satunya adalah karakter Rawa yang merupakan satu-satunya korban yang selamat.

Rasanya film ini relate dengan sebuah kisah epic tentang kecelakaan pesawat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan. Sebuah kecelakaan yang terjadi pada tahun 1972. Masa dimana teknologi belum secanggih sekarang. akan tetapi korban yang selamat mengusahakan tetap hidup dengan berbagai cara yang tak masuk akal.

Tragedi Kecelakaan Pesawat di Pegunungan Andes 1972

Tepat 53 tahun yang lalu. 13 Oktober 1972 Penerbangan angkatan udara Uruguay 571 mengangkut tim rugby Old Christians Club bersama keluarga dan para pendukung. Pesawat ini berangkat dari Montevideo menuju Santiago. Sebelum sampai ke Santiago pesawat ini singgah di Mendoza.Mereka mengalami kecelakaan di Pegunungan Andes. Sebuah wilayah pegunungan terpencil di Argentina. Tepatnya di dekat perbatasan dengan Chile. Pesawat Fairchild FH-227D tersebut jatuh pada ketinggian sekitar 3.660 meter (12.020 kaki).

Sebuah kesalahan navigasi dari seorang co pilot yang kurang berpengalaman membuat kecelakaan itu terjadi. Co pilot salah mengira telah melewati puncak gunung dan mulai menurunkan pesawat terlalu dini. Hal itu membuat pesawat pun menabrak lereng gunung dengan kekuatan tinggi.

Bagian ekor pesawat menabrak gunung hingga bagian belakang terlepas dan sejumlah penumpang terpental keluar dari pesawat. Sebagian lagi tewas seketika. Sayap kiri dan kanan juga terpotong akibat dari benturan pesawat dengan puncak gunung berikutnya. Badan utama pesawat kemudian meluncur menuruni lereng curam dengan kecepatan sekitar 350 km/jam (220 mph). Sampai akhirnya berhenti di atas gletser yang tertutup salju.

Tiga awak pesawat dan sembilan penumpang tewas di tempat. Beberapa lainnya mengalami luka berat. Dari jumlah 45 penumpang dan awak yang berada dalam pesawat. Ada 33 orang yang selamat.

Kecelakaan pesawat 1972
cr : tempo.co

Tak terbayang di benak korban-korban selamat ini menghadapi suhu di bawah nol derajat, kekurangan logistik karena persediaan makanan hanya terdiri dari sedikit permen dan anggur yang habis dalam seminggu. Belum lagi paparan salju dan udara dingin menusuk tulang.

Pencarian pun dilakukan oleh petugas. Berhari-hari mereka menyisir pegunungan Andes untuk mencari korban. Badan peswat pun belum ditemukan. Sayangnya cuaca yang ekstrem mengganggu operasi pencarian tersebut. Setelah delapan hari pencarian dihentikan oleh pihak yang berwenang. Petugas agaknya tak mengetahui jika ada korban yang selamat dan menunggu pertolongan lebih lanjut.

Sebuah keputusan yang tidak diketahui oleh para penyintas. Ancaman lain bagi mereka sudah ada di depan mata. Logistik yang akhirnya tak lagi mereka temukan, hipotermia, infeksi luka, dan kelaparan mengancam semua yang masih hidup.

Sebuah Keputusan Bertahan Hidup Yang Tak Diinginkan

Dari 33 orang yang tadinya selamat. Satu persatu pun tak kuasa menghadapi kondisi ekstrem. Para penyintas menyaksikan sendiri teman mereka satu persatu mengembuskan napas terakhir karena infeksi luka, hipotermia ataupun kelaparan. Para penyintas yang masih bertahan pun bersepakat untuk bisa bertahan hidup dengan lebih lama.

Mereka menyadari. Satu-satunya harapan sumber makanan yang tersisa adalah jasad rekan-rekannya sendiri. ini bukan keputusan yang mudah. Mereka yang masih bertahan adalah para Pemuda Katolik yang taat. Perdebatan sengit pun muncul ketika Roberto Carnessa, seorang mahasiswa kedokteran hendak mengambil keputusan untuk mengonsumsi daging dari jasad yang sudah meninggal.

Setelah melalui berbagai perdebatan. Akhirnya mereka melakukan Pacto de Sangre. Ini adalah perjanjian darah yang dilakukan antar penyintas. Jika salah satu dari mereka meninggal. Rekannya yang masih hidup boleh menggunakan mereka sebagai bahan makanan untuk bertahan hidup. Ini bukan lagi tentang naluri memangsa orang lain. Akan tetapi bagaimana bertahan hidup tanpa adanya harapan yang pasti.

Ternyata yang mengancam kehidupan mereka bukan hanya tentang kelaparan. Akan tetapi bencana alam dan keputusasaan membuat mereka harus berjuang lebih dari sebelumnya. 29 Oktober 1972 tragedi kembali terjadi.

Saat para penyintas tidur di dini hari. Sebuah longsoran salju yang besar menimpa reruntuhan pesawat dimana mereka tertidur. Delapan orang tewas di dalam kabin yang dipenuhi oleh salju.

Mereka yang masih selamat. Terjebak dalam kegelapan dan udara yang makin menipis. Selama tiga hari mereka berjuang untuk keluar dari situasi yang mencekam. Harapan semakin tipis. Kehidupan seakan makin menjauh. Dan keputusasaan semakin membesar dan melebar.

Kejadian ini membuat mereka yang masih selamat mencoba menata ulang peran dan strategi untuk penyelamatan. Mereka menyadari jika tak ada yang bisa diandalkan kecuali diri sendiri. kekuatan fisik dan mental harus teruji.


Duduk menunggu bagi mereka hanyalah menunggu mati. Seseorang harus keluar untuk mencari pertolongan. Setelah 61 hari pesawat jatuh. Nando Parrado, Roberto Carnessa dan Antonio Vizintin melakukan pendakian. Mereka membuat pakaian dari kain terpal dan jok kursi pesawat. Persediaan makanan pun menggunakan daging manusia yang sudah dikeringkan. Mereka berusaha menggapai puncak gunung di daerah barat.

Setelah beberapa hari mendaki mereka menyadari jika Vizintin tak sanggup meneruskan perjalanan. Akhirnya mereka meminta Vizintin untuk kembali ke bangkai pesawat. Sementara itu dengan kondisi dua pendaki membuat bahan makanan pun akan bisa digunakan lebih lama.

Parrado dan Canessa melanjutkan perjalanan mereka selama 10 hari. Menuruni lereng yang curam, menyusuri sungai yang beku, dan berjalan tanpa henti. Kekuatan dan tekad Parrado didorong oleh janji kepada ayahnya. Bahwa ia akan kembali untuk menyelamatkan adiknya untuk menjadi penggerak utama.

Akhirnya, pada tanggal 20 Desember 1972. Mereka melihat pria berkuda di seberang sungai. Seorang petani Chilli, Sergio Catalán menjadi harapan bagi mereka. Dengan tenaga yang tersisa, Parrado melemparkan batu dengan tulisan yang telah disiapkan

Catalán pun segera memberikan informasi kepada yang berwenang. Harapan pun kembali menyemai. Operasi penyelamatan pun dimulai.


16 Jiwa yang Diselamatkan



Akhirnya harapan pun terwujudkan. 22 dan 23 Desember 1972 helikopter Angkatan Udara Chili berhasil menjangkau 14 penyintas yang bertahan di bangkai pesawat. Dari 45 penumpang, 16 orang yang akhirnya selamat. 72 hari mereka bertahan dan melawan kondisi alam untuk mengusahakan kehidupan.

Dunia memberikan penghargaan bagi mereka. Rasa kagum, simpati, dan terperangah dengan pengakuan tentang apa yang harus mereka lakukan untuk bertahan hidup. Setelah mendengar penjelasan mereka, secara resmi Gereja Katolik menyatakan bahwa tindakan mereka bukanlah dosa dalam konteks "keadaan darurat yang ekstrem."

Para penyintas pada akhirnya menjalani kehidupan yang normal. Meski dengan berbagai trauma. Namun berbagai pihak mengusahakan mereka dengan kesehatan baik fisik dan mental mereka untuk bisa menjalani hidup dengan lebih baik.

Sebuah Pelajaran tentang Kemanusiaan

Saya pribadi tak bisa membayangkan jika berada dalam situasi seperti para penyintas kecelakaan pesawat di Pegunungan Andes ini. Namun yang saya yakini dunia mencatat berbagai pelajaran hidup yang bisa memberikan pencerahan dalam kehidupan.

Kekuatan Jiwa
Kisah ini memberikan bukti nyata tentang ketangguhan, harapan, dan kerja sama manusia dalam menghadapi situasi yang jauh dari kata normal. Para penyintas ini membangun masyarakat kecil dengan aturan, tugas, dan dukungan moral yang kuat antar mereka.

Etika Kelangsungan Hidup:
Tragedi ini memicu debat tentang etika dan batas-batas moral dalam situasi hidup dan mati. Bahwa dalam kondisi yang tak biasa batasan etika bisa saja dikesampingkan untuk menusia bisa bertahan dan memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama.

Persahabatan yang kuat
Ikatan batin yang terbentuk di antara para penyintas tetap kuat. Sampai mencapai angka puluhan tahun kemudian. Mereka memahami bahwa adalah orang yang benar-benar memahami apa yang mereka alami adalah sesama penyintas. Tak ada yang bisa memahami lebih baik dari itu.

Inspirasi:
Kisah mereka abadi dalam buku-buku laris dan film. Tercatat karya Piers Paul Read yaitu Alive: The Story of the Andes Survivors, film Alive (1993) serta Society of the Snow (2023).

Tragedi Andes bukan lagi sekadar kisah kecelakaan pesawat atau cerita kanibalisme. Sekelompok orang biasa menghadapi kondisi yang paling tak manusiawi. Mereka memiliki alasan terkuat untuk tetap menjadi manusia dengan segala persoalan kompleks yang dihadapi. Kekuaran dan tekad untuk tetap hidup menjadi alasan paling logis ketika mereka melakukan apa yang tak bisa dilakukan oleh manusia lainnya.

Mereka menjadi icon. Sebuah simbol abadi tentang kebangkitan, kekuatan dan bertahan tetap hidup dalam ketidaknyamanan.

Minggu, 31 Agustus 2025

Jangan Lelah Mencintai Indonesia
Demonstrasi


Assalamualaikum anakku, selamat pagi.

Hari ini, 1 September 2025 saat perempuan setengah baya ini menata kata. Mengetuk keyboard laptop sambil berpikir apa yang ingin aku katakan padamu pagi ini. Sebelum sesuatu yang besar terjadi nanti.

Anak-anak negeriku,
Aku pernah ada di posisi kalian. Resah akan negara yang semakin lama tak memiliki simpati untuk masyarakat negeri ini. Gelisah kediktatoran dari seseorang yang sudah berkuasa selama tiga dekade belum juga berakhir. Kroni-kroninya yang semakin lama merasa memiliki negeri ini hanya untuk golongannya.

Ternyata Nak,
Keresahan kalian lebih kompleks dibandingkan yang ibumu pernah rasakan. Kalian berhadapan dengan kekuasaan yang teramat besar dan semakin tak memiliki rasa malu. Hal-hal yang tak masuk akal semakin lama tersaji penuh di depan mata kita.

Ketimpangan di negeri ini begitu nyata dan terpampang di berbagai patform media sosial. Jurnalistik masyarakat tak bisa menyimpan kebohongan. Jangankan simpati dan empati. Rasa malu tak lagi mereka miliki.

Kalian berhadapan dengan sistem yang porak poranda. Selama satu dekade ini citra yang dibangun pemerintah negeri ini hanyalah pepesan kosong belaka. Seperti sebuah sinetron yang menawarkan kesenangan semu. Orang-orang sudah terlena dengan sebuah citra palsu dari pemimpin-pemimpin negeri ini.

Korupsi yang meraja lela. Hukum yang tebang pilih dan tak lagi bisa diandalkan keadilannya. Pendidikan bagi rakyat bukan lagi sebuah prioritas bagi negara. Pembodohan melalui tayangan di berbagai platform media sosial yang hanya menawarkan suka ria dan hedonisme. Semua hal yang menyihir masyarakat untuk tak menikmati proses menuju kesuksesan. Hal-hal instan yang ditawarkan oleh tokoh publik dan dramanya membuat rakyat sibuk berkomentar dan menjadikan mereka role model. Sehingga terlupa untuk mencerdaskan diri sendiri.

Anak-anak negeriku,
Aku tahu apa yang akan dilalui hari ini merupakan akumulasi kekecewaan dari berbagai hal yang sudah terjadi bertahun-tahun. Lelah dengan kondisi negeri ini yang tak kunjung membaik. Akan tetapi Nak, hati-hati. Fokus pada tujuan perubahan. Jangan sampai rusak oleh provokasi mereka yang tak menyukai adanya pencerdasan dalam kehidupan kita.

Anak-anak negeri yang aku sayangi,
Kita coba lihat satu persatu apa saja akar masalah yang paling dominan yang terjadi di negeri ini.

Faktor Ekonomi

Ini hal yang paling mendasar dan terbanyak dirasakan oleh masyarakat dari tingkat ekonomi terbawah. Kebutuhan sembako semakin lama terasa berat. Ibumu ini merasakan betapa uang seratus ribu sekarang ini seperti tak ada harganya. Untuk belanja di warung hanya bisa untuk membeli kebutuhan konsumsi dua sampai tiga hari. Itu sudah benar-benar mepet untuk menyajikan kebutuhan paling esensial dalam bertahan hidup, yaitu konsumsi pangan sekeluarga. Tentu saja hal ini berpengaruh besar pada daya beli masyarakat yang akhirnya semakin mengencangkan ikat pinggang supaya semua bisa cukup.

Tak hanya itu. Lemahnya nilai rupiah terhadap dolar membuat barang-barang yang hanya didapatkan dari luar negeri jadi lebih mahal. Mulai dari obat-obatan, bahan bakar mesin, juga bahan baku industri pada akhirnya semua biaya dibebankan pada konsumen.

Belum lagi biaya hidup yang lain. Perumahan semakin lama tak terjangkau dengan harga yang semakin membumbung tinggi. Transportasi umum yang tak lagi menjadi prioritas sehingga masyarakat memilih moda transportasi lain seperti kendaraan bermotor roda dua. Hal ini memicu masalah lain di berbagai tempat. Tak hanya kemacetan. Akan tetapi polusi udara semakin lama pun meningkat tajam.

Pendidikan yang seharusnya menjadi kewajiban bagi negara untuk membangun kualitas anak-anak negeri ini tak dijalankan dengan baik. Kualitas guru pun pada akhirnya di pertanyakan. Sehingga berbagai pihak swasta yang concern akan pendidikan mengambil alih tugas negara. Saat negara tak lagi bisa diandalkan untuk memberikan pendidikan terbaik. Pihak swasta tanpa dukungan sedikitpun tentunya hanya bisa mengumpulkan biaya pendidikan dari wali murid. Dan biaya pendidikan itu tak murah.

Kesehatan pun saat ini menjadi begitu mahal. Masyarakat bergotong royong mengumpulkan dana kesehatan melalui asuransi kesehatan yang dikelola oleh pemerintah. Sayangnya dana kesehatan itu sering kali tak dialokasikan secara benar.

Sementara itu pendapatan tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Hal ini membuat kesenjangan antara pendapatan dan pengeluaran begitu lebar. Membuat masyarakat berada dalam moda bertahan hidup. Tak lagi berpikir tentang sejahtera.

Satu lagi, Nak. Ibumu ini merasakan kekhawatiranmu. Tingkat pengangguran pun semakin tinggi. Mereka yang lulus SMA dan perguruan tinggi sering kali bekerja tidak sesuai dengan kemampuan yang kalian miliki. Sering kali karena ketiadaan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan menjadikan kalian menurunkan standar sehingga mendapatkan gaji yang rendah.

Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah

Nak, sekian lama gelombang demonstrasi yang marak di masyarakat. Banyak hal-hal yang belum terjawab dan tak dipikirkan secara serius oleh pejabat kita. Rencana mereka tentang rancangan undang-undang yang hanya mementingkan segelintir orang dan tak berpihak pada rakyat. RUU yang merugikan banyak pihak. Belum lagi intervensi dan pelemahan demokrasi dengan berbagai kebijakan yang tak populer. Tentu saja membuat kalian semakin kecewa dan marah. Lembaga-lembaga yang seharusnya independen dibuntungi wewenangnya. Otoritas yang semestinya dijunjung tinggi dibatasi. Belum lagi menggunakan alat negara untuk membungkus kritik dan aspirasi dari rakyat.

Nak, ibumu pun muak melihat politik dinasti yang tak lagi malu-malu diperlihatkan. Kalau zaman ibumu dulu kolusi dan nepotisme itu dilakukan dalam diam meski pada akhirnya yang tak berada dalam jalur yang benar akan diketahui banyak orang juga. Mantan penguasa selama 32 tahun itu menempatkan satu anaknya yang terlihat dalam politik. Sementara anak yang lain tak banyak diberikan spotlight.

Saat ini Nak, tak hanya mereka yang berada di pusat kekuasaan tertinggi. Di daerah para pejabat tak malu-malu lagi mencarikan pekerjaan bagi anaknya di jalur politik. Ibumu juga marah, Nak. Saat hukum dan ketentuan dipermainkan hanya sekadar memuluskan para nepo baby ini.

Kalau mereka memiliki kemampuan dan integritas yang mumpuni. Ibu yakin anak-anak negeri ini akan memberikan kesempatan dalam berjejaring di dalam kekuasaan yang bertanggung jawab. Lalu kalau mereka tak berkompeten, mengapa harus dipaksakan? Sebegitu gurihnya kekuasaan ya Nak, sehingga begitu banyak orang menghalalkan segala cara untuk menuju tujuannya.

Ditambah lagi dengan korupsi seperti buku terbuka di atas meja. Mempersilakan orang-orang melihat semuanya. Seperti sebuah pertunjukan dimana semua orang mengetahui awal dan akhirnya. Skandal-skandal setiap hari muncul tanpa permisi. Pengkhianatan dan pencurian uang rakyat tanpa kendali. Rasanya frustasi melihat kondisi saat ini ya Nak?

Faktor sosial dan keadilan

Nak, saat para tokoh publik flexing dengan hal-hal yang mereka punya ibumu ini hanya bisa menerka. Benarkah itu hasil kerja keras mereka sehingga dalam kurun waktu sebentar mereka memiliki limpahan harta benda sedemikian menyilaukan? Sejujurnya ibumu ini jadi berpikiran negatif. Apakah harta ini halal dan thayyib ya, apalagi bagi mereka yang memiliki keyakinan beragama seperti ibu?

Lalu waktu pun menjawab. Akhirnya ibumu pun memahami. Oh ya, lingkaran kekuasaan memang begitu menyenangkan sehingga mereka seringkali bertindak secara cacat etika. Mulut-mulut sampah yang melakukan pemujaan tiada henti pada logika busuk yang merusak nurani. Sangat wajar bagi mereka melakukan hal-hal yang nir simpati dan empati di berbagai kesempatan. Kalau mereka menuai hujatan hari ini. Itu satu hal yang wajar bukan?

Anak-anak negeriku,
Saat ini kita merasakan krisis kepemimpinan dan lemahnya kepercayaan publik pada figur pemimpin dan institusi negara. Mereka yang sudah berjanji namun tak segan untuk mengingkari. Sudah bukan rahasia lagi rakyat hanya dijadikan mesin pengumpul suara lalu saat sudah berada dalam lingkaran kekuasaan arogansi ditunjukkan tanpa rasa jengah.

Kemarahan yang kalian perlihatkan sangatlah wajar. Apalagi mereka melakukan silent treatment bahkan tone deaf seperti tak tahu apa-apa. Timbunan kekecewaan dan murka kalian akan keadaan negeri ini menyulut berbagai demonstrasi yang kalian lakukan. Ibumu akan mendukung itu, Nak. Takkan melarangnya.

Sayangnya korban pun berjatuhan. Dimulai dari Affan Kurniawan, seorang driver ojek online yang tak ikut berdemo. Ia hanya sedang melaksanakan tugasnya. Mengantarkan pesanan makanan yang tak pernah sampai pada pemesannya.

Kendaraan taktis yang biasanya dipakai untuk mendukung operasi pertempuran jarak dekat dan jelajah medan sulit telah membuatnya kehilangan nyawa. Kendaraan yang melaju kencang di tengah masyarakat yang berkumpul menyuarakan keadilan. Masyarakatpun makin marah dan tak percaya terhadap kejujuran aparat dalam memproses kekejaman ini.

Kemarin Nak, di Jogja. Seorang mahasiswa baru di sebuah universitas swasta yang dekat dengan lokasi demonstrasi. Rheza Sendy Pratama pun harus kehilangan nyawa karena tindakan represif dari mereka yang merasa membela negara dengan seragamnya.

Hati-hati untuk hari ini ya Nak. Banyak sekali penyusup yang tak suka negara ini sejahtera. Ibumu ini tahu apa yang akan terjadi hari ini karena kalian tak pernah lelah mencintai negeri ini.

Jangan mudah terprovokasi. Tahan emosi. Lelah dan marah adalah sebuah kondisi yang akan memudahkan mereka memancing anarki. Mundurlah dari gelanggang jika perlu. Pulanglah saat senja telah datang. Karena semua tahu. Malam hari adalah waktu mereka merusak nilai kalian. Libatkan Tuhan dalam setiap pergerakan kalian. Semoga Yang Maha Kuasa selalu melindungi kalian dimanapun kalian berada.

Negeri ini masih butuh kalian, Nak. Sehat-sehat untuk kalian. Panjang umur perjuangan.

Senin, 18 Agustus 2025

HIMA SUGIYARTO, SOEDIRMAN KAMI YANG BERJUANG DI AMAL USAHA MUHAMMADIYAH GUNUNGPRING
SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring


"Aku ingin meninggalkan legacy. Untuk anak-anakku. Supaya anakku bangga dan bersyukur memiliki Hima Sugiyarto sebagai bapaknya. Legacy untuk penerusku, siapapun nanti yang menggantikan aku. Supaya mereka tahu untuk membesarkan amal usaha itu prosesnya memang berdarah-darah. Tetapi hasil takkan mengkhianati usahanya dengan pertolongan Allah."

Kata-kata itu pernah saya dengar waktu proses wawancara dengannya. Sosok Muhammadiyah sejati yang mengidolakan Jenderal Soedirman ini tak hirau bahwa sekerat demi sekerat kesehatannya terpangkas. Energinya tak lagi sama seperti puluhan yang lalu saat memulai langkahnya membangun sistem pendidikan di Amal Usaha Muhammadiyah Gunungpring. Ia masih memiliki nyala meski tak cukup membara seperti saat itu. Untuk tetap berkhikmat untuk Muhammadiyah.

Hima Sugiyarto namanya. Ia menjadi matahari muda sejak menapaki bangku sekolah. Aktif di Ikatan Pemuda Muhammadiyah sekitar tahun 80-an di Muntilan. Ia tak pernah berhenti melangkah dalam nafas Muhammadiyah. Mungkin sekadar melamban ketika berada di bangku kuliah dan sempat bekerja di ibukota. Saat merasa ibukota bukanlah tempatnya. Ia pulang ke Muntilan dan memulai membangun Lembaga Keuangan Mikro Syariah di bawah naungan organisasi berlambang matahari.

Tepat sewindu kiprahnya. Pimpinan Ranting Gunungpring sedang membidani sekolah menengah pertama sebagai lanjutan dari SD Muhammadiyah Gunungpring. Sekolah yang kemudian diberi nama SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring. Ia pun diminta oleh PRM Gunungpring sebagai kepala sekolah. Meskipun terasa berat karena ia tak memiliki latar belakang pendidikan. Namun ia menerima amanah itu sebagai bentuk perjuangan dalam membangun sistem pendidikan di PRM Gunungpring.

Membangun Sistem Pendidikan di Amal Usaha Muhammadiyah Gunungpring Muntilan

Amanah ini dijadikan tantangan olehnya. Saat itu ia ingin mengubah mindset dari kebanyakan orang bagaimana paradigma masyarakat terhadap guru. Saat itu guru di sekolah sekolah swasta memiliki etos kerja yang rendah, tak ada inovasi dan 'trimo' dalam konteks prestasi.

Bagaimana siswa yang bersekolah di sekolah swasta khususnya sekolah Muhammadiyah memiliki semangat berkompetisi jika pendidik hanya mengajar tanpa memikirkan prestasi? Jika tak memiliki jiwa yang kompetitif siswa sudah minder duluan pada siswa-siswa sekolah negeri yang terbiasa mengejar prestasi.

Semuanya harus berawal dari pendidik yang percaya diri, berani dan memiliki mental pejuang. Pendidik harus bisa memunculkan keinginan setiap siswa untuk berani berkompetisi. Persaingan sehat harus dibangun untuk memunculkan potensi siswa yang bisa jadi tak nampak dan harus digali oleh pendidik.

Tahun 2007 awal berdirinya SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring. Hima Sugiyarto pun ikut menyeleksi calon guru dan karyawan. Bukan hanya memilih mereka dengan nilai tertinggi. Namun memilih yang memiliki kecintaan dan cita-cita yang sama. Membangun sebuah lembaga pendidikan dari embrio supaya karakter Muhammadiyah melekat erat.

Selain membentuk citra seorang guru, Hima Sugiyarto juga membuat tagline untuk SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring yaitu ‘Sekolah Para Juara’. Afirmasi positif ini dibuat untuk memberikan kepercayaan diri bahwa anak-anak memiliki minat dan bakat masing-masing akan dimaksimalkan di sekolah ini. Bukan hanya siswa yang memiliki kemampuan akademik saja yang memiliki prestasi. Akan tetapi anak-anak yang unggul di bidang non akademik tetaplah menjadi juara di Mplus.

Berbekal 35 siswa hasil mengetuk pintu wali murid klas 6 di SD Muhammadiyah Gunungpring Hima Sugiyarto beserta guru dan karyawan memulai membangun SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring. Tiga tahun pertama ia memberikan motivasi kepada guru dan karyawan untuk selalu mengikutkan para siswa untuk berlomba. Apalagi yang diadakan oleh Dinas Pendidikan. Apapun hasilnya. Proses harus terus berjalan.

Dimulai dari lomba pramuka tingkat kecamatan. SMP Muhammadiyah Plus, atau biasa disebut Mplus menjadi juara pertama. Lantas sebuah kemenangan monumental di tahun 2009. Mplus memenangkan lomba Tata Upacara Bendera dan Baris Berbaris. Sebuah lomba bergengsi di tingkat Kabupaten Magelang membuat Mplus pun mendapatkan 'spotlight' dari masyarakat.

Hima Sugiyarto tahu, ini baru sebuah awal. Mplus tak boleh berpuas diri. Ia pun memberikan tantangan bagi pendidik di sana. Sebagai sekolah baru supaya dipandang masyarakat dan mendapatkan murid lebih banyak. MPlus harus masuk 10 besar kabupaten. Meskipun ada keraguan dari beberapa stafnya. Namun ia menegaskan bahwa ini kesempatan terbaik. Jika tahun itu tak ada sesuatu yang bisa dibanggakan. Mplus kemungkinan takkan mendapatkan murid. Mplus harus punya pembeda supaya menjadi referensi orang saat memilihkan pendidikan untuk anak-anaknya.

Hima Sugiyarto tak memberikan kesempatan bagi siapapun untuk ragu-ragu dalam menyiapkan langkah. Pendidik di Mplus Gunungpring pun harus memiliki kreativitas dalam mengajar supaya anak-anak tak merasa bosan. Motivasi selalu diberikan pada anak-anak. Apalagi dengan tagline ‘sekolah para juara’ memberikan optimisme pada anak-anak untuk selalu berjuang meraih yang terbaik.

Di tahun ketiga berdirinya MPlus, sebuah prestasi membanggakan pun diraih. Selain satu siswa meraih nilai tertinggi Ujian Nasional di Kabupaten Magelang dan SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring pun meraih juara ketiga UN SMP negeri dan swasta se Kabupaten Magelang. Prestasi itupun dipertahankan oleh Mplus sampai ujian nasional ditiadakan.

Bagi Hima Sugiyarto itu semua adalah kerja teamwork. Tak ada one man show di sekolah ini. Semua memiliki tugas dengan porsinya masing-masing. Ada yang memotivasi, ada yang berbagi keilmuan, ada yang mengisi tangka ruhiyah serta menjadi sahabat bagi anak-anak sehingga bisa mengganti peran orang tua saat berada di sekolah.




Membangun SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring Muntilan

Di saat badan pun tak sekuat sebelumnya karena diabetes militus yang sudah menyapa beberapa tahun. Pimpinan Ranting Muhammadiyah Gunungpring membangun sebuah SMA yang berbasis ketarunaan, Hima Sugiyarto lagi-lagi mendapatkan amanah untuk mengemban tugas baru. Sebuah sekolah baru yang seharusnya membutuhkan energi dan stamina yang jauh lebih tinggi karena sistem dan kultur yang berbeda.

Sebuah ujian keikhlasan yang pastinya menggelitik hati. Di SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring sistemnya sudah terbangun. Siswa yang makin banyak memiliki prestasi baik akademik dan non akademik. Guru dan karyawan telah memiliki tanggung jawab dan trengginas dengan semua tugas-tugasnya. Harusnya Hima Sugiyarto sudah tinggal memanen hasilnya di tahun ke-10 berdirinya SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring.

Ini bukanlah tentang materi ataupun fasilitas karena ia tak pernah berhitung untuk Muhammadiyah. Tahun-tahun perjuangan yang menguras pikiran, tenaga dan hati membuat waktunya bersama keluarga sangat sedikit dinikmati. Tahu-tahu anaknya sudah mendewasa tanpa disadari. Saat sedang bernapas lega sebentar, ternyata ia harus kembali menggenggam ‘senjata’ untuk membangun sistem. Ketika dikomunikasikan dengan keluarga memang ada sedikit protes dari anak-anak. Namun pada akhirnya seluruh keluarga mendukung semua yang akan ia lakukan.

Ia pun bersiap untuk berlari meski tak sekencang sebelumnya. SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring dengan tagline ‘Sekolah Calon Pemimpin’. Harapan bagi seluruh orang tua bahwasanya kelak anak-anak akan menjadi seorang pemimpin dalam hidup. Pemimpin yang memiliki karakter islami, berwawasan kebangsaan dan memiliki kompetensi yang tinggi.

Bukan satu hal yang mudah membangun sekolah yang sudah jelas memiliki segmen yang berbeda dari sekolah pada umumnya. Memadukan pendidikan formal dengan pesantren dan pendidikan semi militer untuk membentuk jiwa kepemimpinan dan kemandirian yang kuat. Tentunya membutuhkan tenaga yang jauh lebih besar karena cakupan siswa tak hanya sebatas kabupaten namun juga nasional.

Dalam perjalanannya awal pendirian SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring ini memiliki 13 siswa. Dua siswa berasal dari luar Jawa. Meski jauh dari harapan Hima Sugiyarto tak lantas turun semangatnya. Baginya perjuangan membangun pendidikan bisa dilihat setelah lima tahun. Sering kali ia pun mengeluarkan materi untuk mendukung pendidikan atau sekadar mengapresiasi prestasi guru dan murid. Ia tak pernah sayang dan tak menghitung hal itu.

Selain menjabat sebagai kepala sekolah di SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring, Hima Sugiyarto pun menjadi Direktur Perguruan Muhammadiyah Gunungpring yang membawahi SD Muhammadiyah Gunungpring, SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring, dan SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring. Tenaga dan pikirannya pun benar-benar fokus untuk AUM di Gunungpring.


Hima Sugiyarto hari ini

Sayangnya, tubuh tak sejalan dengan pikirannya. Pikiran masih bisa berpikir jernih. Hati masih bisa memilih. Namun tubuh tak lagi sama. Di tahun ketiga pendirian SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring datanglah pandemi yang meluluhlantakkan dunia. Hima Sugiyarto tahu bahwa ia memiliki komorbid sehingga harus lebih berhati-hati. Sayangnya di tahun 2021, Covid varian Delta sempat menyapanya.

Sejak hari itu, kesehatan semakin lama semakin menurun. Efek long covid masih terasa. Diperparah dengan varian Omicron yang menyapanya juga. Ternyata hal itu makin memperburuk kondisi tubuhnya. Berulang kali ia harus rawat inap di rumah sakit karena long covidnya. Sampai kemudian tahun lalu terdeteksi gagal jantung.

Tak sampai di situ saja. Ginjalnya pun mengalami penurunan fungsi. Penglihatannya pun sudah tak berfungsi dengan baik. Pelan namun pasti ia mengalami penurunan penglihatan. Jarak pandangnya hanya 1,5 meter. Ia mengenali seseorang dari suara yang ia dengar. Sering kali dalam seminggu ia harus ke tiga dokter spesialis. Spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit jantung, dan spesialis mata. Napasnya sering kali terengah-engah.

Apakah itu menyurutkan langkahnya?

Tidak. Meskipun ia mengajukan pengunduran diri sebagai kepala sekolah di SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring dan baru disetujui setahun setelah surat pengunduran dirinya. Hati dan pikirannya tetap untuk pendidikan di Muhammadiyah Gunungpring. Sering kali diundang sebagai pembicara di berbagai forum Muhammadiyah. Ia tetap memaksa diri untuk melakukan tugasnya. Meskipun untuk mencapai tempat acara ia harus berhenti berjalan beberapa kali untuk beristirahat karena tak kuat berjalan lama.

Ia sempat mendapatkan penghargaan lifetime achievement dalam Dikdasmen & PNF Award di Rakornas Majelis Dikdasmen dan PNF PDM dan PWM se Indonesia. Hadiahnya saat itu adalah umroh.

“Jika boleh aku meminta, aku lebih suka menerimanya dalam bentuk materi. SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring masih butuh untuk pembangunan karakter anak.”

Begitu kata-kata yang sempat ia ucapkan. Bahkan dalam kondisi membutuhkan materi untuk pengobatan dirinya sendiri. Ia tetap memikirkan AUM yang dibangunnya.

Kami, warga Muhammadiyah Gunungpring bersyukur memilikinya. Sosok humoris yang kuat hati. Seseorang yang melakukan keteladanan. Bukan sekadar kata-kata.

***

Minggu, 10 Agustus 2025

Peran Merdeka Berpikir dan Mindfulness dalam Mengasuh Anak
mindfulness

Assalamualaikum temans

Saya dibesarkan dalam keluarga yang cukup demokratis. Meski ibu saya termasuk strict parent. Bapak saya memberi banyak ruang bagi anak yang tiga-tiganya berjenis kelamin perempuan.

Saya ingat di waktu kecil kami semua dilatih belajar bulu tangkis. Saya masuk dalam sebuah klub bulu tangkis untuk pemula meski saat itu pesertanya lebih banyak laki-lakinya. Benar-benar dari awal banget. Bukan hanya main saja. Akan tetapi teknik-teknik yang diajarkan. Seperti teknik forehand, back hand, loob, smash ataupun netting.

Saya dan adik-adik juga diajari untuk melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh laki-laki. Nggak sampai pasang genteng sih. Tapi saat itu jarang ada anak perempuan yang melakukannya seperti ganti bohlam, menggergaji, nyuci kendaraan serta angkat-angkat barang yang lumayan berat.

Kedekatan saya dengan Bapak ternyata mempengaruhi pola pikir saya. Kebiasaan saya ngobrol dengan Bapak membuat saya bebas bertanya apa saja. Bahkan saya tak punya rasa takut untuk mengkritik atau protes. Tentunya dengan kata-kata yang sopan ya? Bapak pun nggak masalah jika saya mengutarakan rasa sedih, kecewa atau marah pada beliau.

Tak hanya terkait dengan pola komunikasi. Menyikapi masalah pun bisa seselow itu. Misalnya saat saya dibully oleh teman-teman perempuan saat SD. Meski di awal saya sempat menangis karena nggak punya teman. Lama-lama saya bersikap bodo amat. Saya berpikir bahwa teman saya tak hanya mereka. Saya masih punya teman yang lain. Saya pun akhirnya lebih banyak berteman dengan laki-laki sampai kuliah.

merdeka berpikir


Bapak membebaskan saya memilih kegiatan yang saya mau. Passion saya pun didukung penuh. Ketika saudara saya dipaksa untuk masuk jurusan akuntansi saat kuliah. Bapak support pilihan saya di jurusan komunikasi karena saya pengen bekerja di stasiun televisi meski tak kesampaian.

Beliau memberikan tantangan terkait dengan passion saya. Seandainya tulisan saya dimuat di media. Bapak akan membelikan saya mesin ketik terbaru saat saya SMP. Saya semangat banget nulis cerpen saat itu. Meski tulisan saya dimuat sebuah majalah dua atau tiga tahun kemudian. Bapak pun memenuhi janji.

Apa yang dilakukan Bapak bukan hanya terkait dengan parenting saja. Akan tetapi Bapak membuka cakrawala berpikir. Bahwa antara laki laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Kemerdekaan dalam berpikir milik manusia dan tak mengenal kasta.

Setiap orang butuh merdeka dalam berpikir

berpikir


Bagi saya merdeka berpikir itu bebas memiliki pendapat, ide, sudut pandang tanpa harus dipengaruhi orang lain. Merdeka berpikir juga berarti berani menyampaikan pemikiran kita pada orang lain, memberikan kritik dan tidak takut saat berbeda dengan orang lain.

Bebas dan berani. Bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Atau berani sevulgar-vulgarnya. Ada koridor yang bernama bijaksana dan mengedepankan simpati dan empati. Jika toh menyampaikan hal-hal yang tak kita setujui, tentunya sebagai manusia yang beradab mengedepankan kata-kata yang sopan tanpa harus menjatuhkan orang lain.

Merdeka berpikir akan membuat kita lebih kritis dalam memandang sesuatu. Karena pemikiran logis dan terbuka akan memudahkan kita lebih kreatif ketika menemukan solusi. Kita akan lebih percaya diri saat mengemukakan pendapat yang berbeda karena memahami apa yang ada di kepala kita. Dan tentunya lebih bertoleransi terhadap perbedaan karena memiliki pemikiran yang terbuka tanpa harus menghakimi.

Apa yang Bapak ajarkan pada saya ternyata mempengaruhi cara saya mendidik anak. Saya pun berusaha memberikan kebebasan pada anak-anak apalagi yang terkait dengan kreativitas. Contohnya saat anak saya main di luar rumah. Mereka bakal bereksplorasi dengan tanah, kerikil dan berbagai benda yang ada disekitarnya. Alih-alih melarang mereka main kotor-kotoran. Saya memfasilitasi dengan barang-barang penunjang lain untuk mereka bereksplorasi dengan aman.

Sering kali orang tua melarang anak bermain kotor-kotoran, atau memilihkan anak sesuatu yang kurang diminati. Hal itu akan membentuk penjara pikiran pada anak-anak. Penjara pikiran hanya akan membatasi anak dalam bereksplorasi sehingga menutup kreativitas anak-anak dalam mencari tahu akan sesuatu.

Merdeka berpikir untuk anak memberikan ruang bagi mereka untuk berbagai hal yang bisa mereka pelajari tak hanya di bangku sekolah.

Belajar dari kesalahan.
Saat anak melakukan kesalahan sebagai orang tua tak perlu kita memarahi. Biarkan anak menemukan letak kesalahannya dengan bantuan kita sebagai orang tua. Saat mereka menemukan apa atau letak kesalahannya. Dorong dan dampingi mereka untuk memperbaiki kesalahan dan tak mengulangi kembali.

Memiliki pendapat sendiri yang terkait dengan pendirian dan ketegasan dalam bersikap atau mengambil keputusan.
Anak memiliki pendapat sendiri dan tidak menelan mentah-mentah informasi yang datang. Ia akan memiliki kekritisan dalam berpikir dan mempertanyakan. Ia akan memiliki ketegasan dalam bersikap. Tidak sekadar ikut-ikutan teman. Dan mereka memiliki pendirian yang kuat.

Pengembangan potensi lebih maksimal
Passion anak itu berbeda-beda. Jangankan dengan orang tuanya. Saudara kembar pun tetap saja masing-masing memiliki minat dan bakat yang berbeda. Saat orang tua membebaskan anak untuk menggali potensi. Ia akan secara cepat menemukan dimana kelebihannya. Tinggal kita sebagai orang tua memberikan dukungan dan support penuh. Yang penting tidak menyalahi nilai agama maupun masyarakat.

Sebagai support system anak, orang tua pun harus memiliki keterbukaan dalam berpikir dan belajar untuk mengikuti perkembangan zaman. Jangan sampai kita terjebak dalam pemikiran-pemikiran kolot yang akan menghambat kita memberikan dorongan pada anak-anak. Di sinilah peran mindfulness terasa penting bagi orang tua.

Apa sih mindfulness itu?

Secara garis besar mindfulness bisa diartikan sebagai sebuah kesadaran penuh yang sedang kita alami tanpa menghakimi atau bereaksi secara berlebihan. Kita cukup fokus pada momen yang sedang terjadi dan tak perlu menghakimi. Kelihatannya mudah ya? Tapi jika kita sebagai orang tua mampu melakukan hal ini, ini bakal jadi super parents sih menurut saya.

Bagaimana mindfulness membantu kita sebagai orang tua menerapkan merdeka berpikir?

mindfulness


Menghindarkan dari reaksi yang impulsif.
Sering kali saat anak-anak melakukan kesalahan kita langsung memarahi mereka atau panik sebagai reaksi pertama kita. Hal ini biasanya tidak efektif mengatasi persoalan. Itulah saat mindfulness bekerja dalam diri orang tua. Kita bisa berhenti sejenak, menarik napas. Kemudian berpikir lebih dalam. Apakah jika marah akan menyelesaikan persoalan? Apakah kepanikan kita membuat keadaan menjadi baik atau malah memperburuk? Kesadaran untuk memberikan jeda ini akan memberi waktu kita untuk memilih respons yang baik bukan sekadar bereaksi.

Hadir di sisi anak.
Kehadiran orang tua tak hanya dari sisi fisik saja. Fisik bisa jadi berada di sebelah anak. Akan tetapi pikiran berkutat dengan pekerjaan, urusan tagihan, pekerjaan dan berbagai urusan yang belum selesai. Mindfulness akan membantu kita sebagai orang tua bisa mendengarkan apa yang ingin anak-anak sampaikan. Fokus pada mereka. Mendengarkan setiap kata, melihat ekspresinya. Lantas mencoba memahami perasaan mereka tanpa terganggu oleh apapun. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai dan menjadi anak yang percaya diri.

Menjadi role model buat anak
Sejatinya orang tua adalah idola bagi anaknya. Mereka akan meniru apapun yang mereka lihat dari orang tuanya. Seperti layaknya spons yang dicelupkan ke air. Untuk itu perlunya orang tua menjadi teladan bagi anak-anak dalam bersikap dan berpikir. Ketika orang tua memiliki kemampuan mengelola emosi dengan baik si anak tentunya akan belajar dari apa yang mereka saksikan dalam diri orang tua.

Jika merdeka berpikir menjadi tujuan. Maka mindfulness adalah prosesnya dan alat untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan diperlukan usaha dalam mewujudkannya.

Jangan takut salah saat mendidik anak-anak karena kita bukanlah orang tua yang sempurna. Akan tetapi menjadi orang tua yang memiliki kesadaran penuh dengan merdeka berpikir akan membuka jalan anak-anak dan memberikan ruang untuk tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik.



Rabu, 06 Agustus 2025

Mindfulness : Berpikir Positif dalam Memandang Hidup
positif


Hidup itu rasanya seperti berkejaran dengan waktu. Kayaknya sih baru bangun tidur, lalu beraktivitas. Eh … tahu-tahu udah maghrib aja. Kayak nggak berasa setiap detik itu ngilang aja. Seperti waktu itu hanya numpang lewat dan nggak berarti. Berasa dalam sehari 24 jam itu kurang banget untuk manusia-manusia yang sibuk.

Dalam kepala begitu banyak yang berkelindan. Memikirkan sesuatu belum sampai selesai lantas melompat ke pikiran yang lain. Berkutat dengan satu masalah belum juga nemu solusi sudah terbungkus masalah yang lain. Hal ini membuat kepala begitu penuh dengan kekhawatiran yang saling silang sengkarut. Kita pun rasanya sulit bernapas dengan baik.

Keruwetan yang berjejalan membuat manusia selalu merasa memiliki beban yang berat. Mulai tekanan pekerjaan lalu bergeser ke tekanan hidup. Hal ini membuat manusia makin mudah merasa depresi dan susah mengontrol emosi. Rasanya mau senggol bacok aja jika ada hal-hal yang kurang menyenangkan atau merasa hidup kita makin berat.

Apakah bisa menjalani hidup ini lebih ringan dan memiliki nilai sehingga batin bisa lebih tenang?

Menurut saya tentu saja bisa. Hal ini tergantung dari pola pikir manusia itu sendiri kok. dari persepektif apapun saya yakin manusia memiliki kemampuan untuk berkehidupan secara sehat lahir dan batin. Salah satunya adalah mengenal konsep mindfulness.

Apa sih mindfulness itu?

hidup


Secara sederhana mindfulness bisa diterjemahkan sebagai sebuah kesadaran penuh yang sedang kita alami tanpa menghakimi atau bereaksi secara berlebihan. Bukan berarti kita harus bermeditasi berjam-jam. Akan tetapi kita benar-benar hadir secara fisik dan perasaan serta memahami tindakan dan pengalaman hidup sekecil apapun.

Saya akan mengilustrasikan mindfulness dalam sebuah adegan pendek.

Coba kita bayangkan. Pagi-pagi kita membuat secangkir kopi hitam tanpa gula. Sambil duduk di teras, tanpa mengecek jadwal hari ini ataupun scroll hp memperhatikan beranda di media sosial. Kita menghirup aroma kopi yang menguar dan menyesap dalam diam. Menikmati rasanya. Memperhatikan crema yang memberikan rasa nikmat dalam setiap tegukannya. Merasakan sensasi pahit dari kopi robusta maupun liberika. Ataupun merasakan rasa asam yang tertinggal dari kopi arabika. Itu dia yang dinamakan mindfulness dalam sebuah tindakan.

Ada berbagai manfaat mindfulness dari sisi psikologi. Ada berbagai penelitian ilmiah yang memperlihatkan bagaimana mindfulness bekerja dalam diri manusia.

Mengurangi stress dan kecemasan
Mindfulness membantu menenangkan sistem syaraf dan mengurangi kadar hormon stress dikarenakan menggeser kondisi seseorang dari memikirkan hal yang sama secara terus menerus dan berulang terutama pada hal hal negatif, menyakitkan maupun menyedihkan tanpa menghasilkan solusi menuju fokus. Saat seseorang bisa fokus pada pemecahan masalah maka kekhawatiran dan kecemasan akan tereduksi secara maksimal.

Meningkatkan pengelolaan emosi
Mindfulness akan membuat seseorang mampu mengelola, memahami, dan mengekspresikan emosi dengan tepat dan sehat. Hal itu dilakukan baik untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Regulasi emosi memungkinkan seseorang untuk merespon sesuatu dengan bijaksana dan rasional.

Meningkatkan fokus dan konsentrasi
Minfulness melatih otak untuk berpikir tentang masa kini, bukan masa lalu yang membuat seseorang menyesali diri atau masa depan yang membuat orang merasa overthinking. Ketika seseorang benar-benar hadir di masa kini, pikiran dan perasaan tak berkelana kemana-mana. Maka fokus dan konsentrasi akan tumbuh dengan sendirinya.

Meningkatkan kesejahteraan
Sejahtera bukan hanya terkait dengan kepemilikan. Sejahtera itu berada dalam kondisi baik, lengkap dan seimbang. Ini bukan hanya tentang materi. Akan tetapi terkait dengan mental, sosial, emosional, serta spiritual. Dengan mindfulness seseorang akan merasakan kehadiran dirinya itu penting dalam kehidupan. Menghargai momen sekecil apapun. Memberikan apresiasi terhadap proses bukan hanya hasil. Serta merasakan koneksi dan keterikatan baik dengan diri sendiri, orang lain serta tuhannya.


Mindfulness dari sisi agama


Seringkali mindfulness dikaitkan dengan buddhisme. Padahal konsep mindfulness itu ada di setiap agama. Termasuk dengan Islam, agama yang saya peluk dan yakini.

Bagaimana mindfulness dalam Islam itu bekerja?

Dalam Islam diajarkan bahwa manusia itu tak hanya menjadi baik terhadap manusia lain atau lingkungan. Ada kesadaran spiritual bahwa dimanapun ia berada ada Dzat Yang Maha Besar mengawasi manusia. Kesadaran bahwa manusia adalah hamba dimana keberadaannya selalu diketahui oleh-Nya meskipun berada di tempat paling tak bisa dijangkau manusia manapun.

mindfulness


Allah selalu hadir dalam setiap langkah manusia. Rasa sayang-Nya selalu datang bahkan melewati sebuah teguran. Meskipun manusia menjauh, Allah terasa begitu dekat lewat detak jantung dan nadi manusia.

Manifestasi mindfulness dalam Islam ditunjukkan dengan hal-hal berikut.

Muraqabbah
Dalam diri setiap muslim dan muslimah semestinya memiliki kesadaran bahwa Allah selalu hadir dan mengawasi setiap saat. Tidak hanya perilaku manusia. Namun juga tentang pikiran dan perasaan. Allah selalu tahu dimanapun dan kapanpun.

Rasulullah pernah bersabda
Beribadahlah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia melihatmu.
(HR. Muslim)
Saat manusia bermuraqabah membuatnya menjaga diri dari perbuatan keji dan munkar meskipun tak ada manusia satupun yang melihatnya. Hati akan merasa tenang karena merasa Allah selalu bersama manusia. Sehingga manusia pun selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadahnya.

Bertaqwa
Setiap manusia yang bertaqwa memiliki kesadaran akan adanya Allah. Sehingga ia selalu berusaha untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Insan yang memiliki ketaqwaan akan selalu berhati-hati dalam menjalankan hidup. Karena ia tahu. Begitu mudahnya manusia tergelincir dalam perbuatan dosa karena ketidakhati-hatiannya.

Allah berfirman dalam QS Hujurat 13
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian disisi Allah adalah yang paling bertakwa.

Selain merasa selalu diawasi orang yang bertaqwa berhati-hati dalam menjaga lisan, hati dan perbuatan. Beribadah tak hanya menjalankan ritual saja. Akan tetapi juga menjaga akhlaknya dengan baik. Meski berat ia tetap tunduk menjalankan dan meyakini akan kebenaran Allah. Ia pun akan melakukan berbagai tindakan muamalah yang baik dan menjauhi maksiat meskipun tak ada yang melihatnya.

Menjaga kekhusyukan
Khusyuk adalah menghadirkan hati dan pikiran saat seorang muslim atau muslimah beribadah, terutama pada shalatnya. Jika seseorang khusyuk saat melaksanakan shalat. Ia takkan tergesa-gesa karena ia menikmati setiap gerakan dan bacaan shalat. Khusyuk itu laksana berbincang dengan Sang Pencipta. Butuh ketenangan menjaga gerakan dan pikiran sehingga terasa nikmat saat berdialog dengan Allah.

Khusyuk itu mindfulness tertinggi dalam spiritual. Tak hanya sekadar sadar namun juga tunduk dan terkoneksi dengan Sang Maha Pencipta.

Berdzikir
Berdzikir itu mengingat pada Allah baik secara lisan, hati dan perbuatan. Ini adalah mindfulness dalam Islam yang paling ringan, akan tetapi besar pahalanya jika itu dilakukan.

Al Quran menyebutkan dalam Surah Al Baqarah ayat 152
Ingatlah kepada-ku maka Aku pun akan mengingatmu.
Dengan berdzikir seseorang akan merasa tenang hati dan pikirannya. Karena mengingat-Nya dalam setiap langkah tentu saja akan menjauhkan diri dari godaan syaitan dan berbuat dosa. Semakin dekat pada Allah meskipun amalan ini begitu ringan. Allah pun menjanjikan pahala yang besar pada setiap muslim dan muslimah yang selalu mengingat dan menyebut asma-Nya.

Tak ada manusia yang lepas dari ujian dan cobaan dari Sang Pencipta. Rasanya pasti berat. Saat awal ujian atau cobaan itu datang pasti banyak pertanyaan yang berkelindan di kepala.

Saya yakin, dengan iman yang ada di dada. Keyakinan bahwa Allah takkan menguji hamba-Nya di luar kemampuannya. Setiap ujian atau cobaan telah Allah siapkan solusinya. Tinggal manusia semakin berusaha memperbaiki hubungannya dengan Sang Pencipta.

Berbaik sangka pada Allah. Maka Allah akan sesuai dengan prasangka manusia. Insya Allah.

Minggu, 06 Juli 2025

Self Love : Bertumbuh dalam Damai serta Sehat Jiwa dan Raga
mencintai diri sendiri


Assalamualaikum temans,

Banyak yang beranggapan bahwa anak-anak gen z mengglorifikasi hal-hal yang terkait dengan kesehatan mental. Sedikit-sedikit bicara tentang self love. Bahkan hal-hal yang bersifat impulsif pun dikatakan sebagai self love.

Sebagai orang yang menjelang lansia pun jadi berusaha memahami seperti apa sih yang mereka bilang self love ini? Benarkah ini terkait dengan kesehatan mental yang disadari menjadi kebutuhan di masa sekarang ini?

Self love itu apa sih?

Menurut saya self love adalah tindakan pribadi seseorang untuk mencintai, menghargai, dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri secara bijak dan bertanggung jawab. mengapa harus disertai dengan bijak dan bertanggung jawab? Karena setiap yang kita lakukan pasti melalui sebuah pemikiran yang nantinya takkan merugikan diri kita atau siapapun.

Mengapa gen z saat ini seolah merayakan self love?
sebenarnya ini merupakan sinyal positif pada generasi z dan generasi selanjutnya bahwa kesadaran akan kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Hal ini dipicu oleh generasi sebelumnya yaitu generasi milenial atau bahkan generasi sebelumnya lagi. Dua generasi ini sering kali mengorbankan diri demi pekerjaan dan keluarga. Akhirnya mereka merasa kelelahan, krisis identitas hingga kesehatan mental pun terabaikan. Selain itu mereka terjebak oleh standar sosial yang kaku sehingga cenderung menyulitkan dalam membangun hubungan pribadi maupun sosial.

Kemunculan self love ini bagian dari gerakan masif di media sosial sebagai reaksi penolakan, perlawanan dan mencoba untuk memulihkan terhadap hal-hal yang terjadi di generasi sebelumnya.

Apa saja yang menjadi bagian dari self love ini?

self care

Penerimaan terhadap diri sendiri
Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Tanpa terus menyesali apa yang tak dimiliki olehnya.

Kesehatan mental dan fisik yang prima
Dalam raga yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik begitu juga sebaliknya. Gangguan mental dapat melemahkan imun dalam tubuh sehingga tubuh pun makin rentan terhadap penyakit. Sementara itu penyakit kronis menyebabkan penderita mengalami stres, kecemasan, bahkan mungkin depresi yang berkepanjangan.

Memberi batasan yang sehat
Kita perlu tahu kapan bilang ‘tidak’ pada orang atau situasi yang merugikan atau menurut kita ada alternatif lain. Nggak papa kok menolak permintaan orang atau nggak setuju pada hal-hal yang tak kita inginkan.

Memaafkan diri sendiri
Manusia harus belajar dari masa lalu untuk kehidupan yang lebih baik. Menyadari bahwa manusia memang tempatnya salah dan berusaha untuk tak mengulangi. Perlu memaafkan diri sendiri pada kesalahan dan kekhilafan itu perlu untuk mengurangi racun dalam pikiran kita.

Memberi waktu untuk diri sendiri
Ada saatnya kita untuk break sebentar dari keriuhan hidup. Melakukan apapun yang kita sukai tanpa harus terganggu oleh orang lain.

Bagaimana membedakan self love yang sehat atau sekadar alasan lari dari tanggung jawab?

Self love yang sehat memberikan proses kesadaran bukan sebuah tindakan impulsif. Misalnya memilih untuk menolak saat dimintai bantuan dalam mengerjakan sesuatu karena tubuh dan pikiran sedemikian lelah sehingga butuh istirahat.

Dalam mencintai diri sendiri ada proses bertumbuh, yaitu menjadikan manusia lebih baik dari sebelumnya. Manusia perlu introspeksi diri, dan mengembangkan diri sehingga memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain. Contohnya menjaga jarak dengan seseorang supaya tak dimanfaatkan terus menerus.

Dalam proses self love tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain. Melakukan sesuatu yang memberikan rasa nyaman ke diri sendiri dan orang lain. Self love bukanlah alasan bersikap semaunya atau lari dari tanggung jawab. Self love juga tidak merusak diri sendiri karena itu namanya pelarian semata.

Self love terkait dengan ketenangan, bukan kesenangan yang semu.

Apa pun yang manusia lakukan memberikan rasa damai dalam dirinya. Memberi waktu bagi dirinya untuk merenungkan apa yang perlu dan tidak dalam hidupnya. Bukan sekedar senang-senang untuk melupakan sesuatu yang sementara.

Arti self love buat saya

self love


Di satu waktu saya pernah jadi people pleaser. Apapun omongan orang bakal dipikirin banget. Pokoknya berusaha menjadi versi terbaik dari keinginan orang-orang. Lama-lama capek banget, karena saya jadi selalu pakai topeng untuk mencitrakan diri sebagai orang yang tak bercela.

Lama-lama kesadaran itu tumbuh. Bahwa apapun yang kita lakukan tak mungkin membuat semua orang senang. Saya perlu berkata tidak dan bersikap bodo amat, yang penting tak merugikan siapapun.

Saya pun akhirnya memberikan waktu pada diri saya untuk tak selalu sibuk dengan urusan luar rumah karena saya punya keluarga. Dan tak perlu membandingkan kehidupan saya dengan kehidupan orang lain.

Kalau kata orang sawang sinawang. Jika terlalu sibuk membandingkan hidup dengan orang lain. Rasanya kok lupa kalau Allah memberi kita banyak anugerah. Sangat sering menakar luka sehingga lupa bahwa bahagia pun perlu kita hitung juga.

Ternyata hidup jauuuh lebih nyaman jika kita memiliki sikap. Memilah mana yang menjadi tanggung jawab dan wajib ‘ain untuk dikerjakan. Tutup kuping dan bersikap bodo amat ketika orang membicarakan hal-hal negatif tentang kita. Nggak perlu ambil pusing supaya tak membebani pikiran. Dan berbahagia dengan hal-hal kecil dan ringan yang ada di sekitar kita.


Mengupayakan olah raga rutin dan mengurangi junk food sebagai bagian dari self love

self care

Usia sudah menjelang setengah abad. Berbagai makanan sudah masuk ke dalam usus. Gangguan kesehatan juga sudah mulai muncul. Saya yang dulu sebel banget sama bau-bauan minyak kayu putih sekarang jadi kayak sahabatan, nggak bisa jauh-jauh.

Sebelum gangguan yang lain datang sudah semestinya saya berusaha. Salah satunya dengan olah raga. Minimal seminggu tiga atau empat kali saya berusaha untuk jalan kaki dengan 6000 langkah sebagai target. Kalau pas nggak ada kerjaan atau kegiatan yang harus saya lakukan saya menargetkan 10 ribu langkah.

Dengan olah raga ternyata bisa meminimalisir keluhan. Badan juga tak mudah lelah. Tetap bugar meskipun banyak kegiatan. Capek iya, tapi tetep mampu beraktivitas normal.

Begitu juga dengan makanan. Saat ini saya sedang meminimalisir minyak dalam pengolahan makanan. Target saya minyak 1 liter digunakan untuk satu bulan. Jadi saya menghindari mengolah lauk dengan deep fried.

Self love bukan tentang belanja atau traveling ke tempat-tempat yang menyenangkan. Akan tetapi memberi waktu bagi diri kita memiliki makna dalam setiap apa yang kita kerjakan.