Oktober 2018 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Rabu, 17 Oktober 2018

 Ibu 'jelita' menjaga kesehatan


Assalamualaikum Temans, 

Sejak lahirnya si Kakak saya memutuskan untuk menjadi full time mom. Bukan berarti saya akan nyinyir pada ibu-ibu yang memutuskan untuk bekerja dari jam 09.00 – 17.00. Saya salut sekali dengan mereka yang bisa membagi waktu secara baik sehingga urusan rumah tangga takkan terabaikan. Saya memandang diri sendiri bahwa managemen waktu saya begitu buruk. Daripada saya mengorbankan banyak hal karena saya yang sering banget nggak konsisten lebih baik saya memilih. Dan pilihan itu tentunya sudah dipertimbangkan masak. 

Meski predikat saya fulltime mom, kok ya saya ini termasuk perempuan pengacara. Perempuan nganggur yang banyak acara. Di setiap jenjang usia selalu saja punya banyak hal yang ingin saya lakukan. Di usia tiga puluhan saya hobi banget ikut kegiatan parenting. Saya paham banget kelemahan saya, makanya saya pengen jadi orang tua yang baik untuk anak. Meski sering banyak gagalnya ketika materi parenting saya terapkan di rumah. 

Belum lagi coba-coba usaha sendiri yang endingnya enggak banget. Sering banget merugi dan managemen usaha yang buruk ikut memperparah usaha yang saya rintis. 

Belajar berkarya




Lantas di usia pertengahan tiga puluh lima ini saya mencoba untuk belajar menulis. Telat banget ya? Akan tetapi saya benar-benar menikmati prosesnya. Saya tak lantas terburu menginginkan punya karya sendiri yang bisa dipajang di media sosial. Gapaian prestasi yang paling membanggakan untuk seseorang yang belajar menulis adalah terbitnya buku solo. Saya tetap mencoba untuk menyerap ilmu dari mereka yang sudah lama bergerak di bidang ini. Tak ketinggalan mengikuti komunitas-komunitas tempat para penulis berkumpul sehingga pelan-pelan bisa membangun jaringan. 

Meski saat itu sudah mulai banyak self publishing hati kecil saya tetap menginginkan penerbit mayorlah yang menerbitkan buku saya. Di tahun-tahun saya belajar menulis itu buku yang diterbitkan sendiri oleh penulisnya masih banyak yang acak-acakan. Tanpa ada editing, pengerjaan pra cetak yang tidak standar, sampai cetakan buku yang kurang memadai. Untuk itulah saya bersabar barang sebentar. 

Lantas pelan-pelan saya membangun cita-cita saya. Setapak demi setapak karya antologi saya nangkring di toko buku. Sampai di buku antologi yang ketiga saya ingin sekali membuat buku solo.Alhamdulillah saya dipertemukan oleh seorang penulis buku yang tak sayang membagi ilmu. Saya pun belajar menulis secara privat pada beliau. Alhamdulillah sampai hari ini sudah tiga buku solo saya sudah mencicipi nikmatnya bersaing dengan buku lain di jaringan toko buku yang ada di seluruh Indonesia. 

Di usia merambat kepala empat saya belajar menulis di blog. Bersabar dalam rentang waktu setahun akhirnya blog yang saya bangun pelan-pelan ini mulai menghasilkan. Mengikuti berbagai acara bersama komunitas-komunitas blogger pun membuat saya berasa muda kembali. Bagaimana tidak, saya belajar sesuatu yang menjadi minat anak-anak saya seperti fotografi, membuat video pendek sampai optimasi media sosial. Bagi saya yang hidup di pedesaan hal-hal seperti itu adalah kebaruan. 

Di balik banyaknya kegiatan yang pernah saya jalani, pada akhirnya saya kembali ke rumah untuk membersamai anak-anak. Saat itu Kakak kelas 9 dan Adek kelas 6 sehingga membutuhkan perhatian lebih karena mereka sama-sama akan menghadapi ujian negara. Yang tak terduga saat usia melewati angka empat adalah kesehatan yang menurun. Praktis saya jadi lebih banyak di rumah karena acara-acara yang melibatkan blogger berada di Yogyakarta. Sementara saya tinggal di Magelang. Saya memilih acara jika hendak terlibat. 

Dari setiap kejadian saya tetap mensyukuri. Meski kesehatan menurun saya masih bisa melakukan perjalanan dengan jarak yang tak terlalu jauh. Saat anak-anak melewati UN, kemudian mendaftar sekolah lanjutan. Qodarullah, si Kakak diterima di SMA Negeri di luar keinginannya. Kakak diterima di SMA yang jauh dari rumah dengan kesulitan transportasi. Mau tak mau saya harus mengantar dan menjemput Kakak sembari memberikan motivasi supaya legawa menjalaninya. 

Ibu pengacara yang sibuk 

Hikmah dari kesehatan yang menurun saya kemudian diminta aktif di Muhammadiyah ranting Gunungpring, tempat saya tinggal. Di awali dari kegiatan pra jabatan penerimaan guru baru di SMA Taruna Muhammadiyah yang baru didirikan. Bulan April dan Mei 2018 saya seperti punya kantor dan harus stand by dari jam 09.00 – 17.00. Selesai kegiatan tersebut jeda empat bulan Muhammadiyah Ranting Gunungpring punya gawe besar. Pengurus Pusat Muhammadiyah memberi amanah menjadi penyelenggara LPCR Expo II. Banyak hal yang dikompetisikan dalam acara ini. Mulai dari kegiatan ranting dan cabang Muhammadiyah terbaik, stand expo terbaik, serta kompetisi film pendek dan essay terbaik. 

Saya berada di bagian kesekretariatan. Dari satu setengah bulan sebelum berlangsungnya acara sudah berjibaku dengan komputer, printer, dan surat menyurat. Menyusun proposal sampai ngeprint proposal yang jumlahnya ratusan. Belum lagi dengan surat menyurat dan segala media kit yang akan dibagikan saat acara. Saya yang sebelumnya sudah mengurangi kegiatan pun harus aktif lagui dari pagi sampai sore, bahkan kadang malam pun saya harus kembali lagi ke sekretariatan. Dekat sih dari rumah. Namun tetap saja badan saya kaget dengan ritme kerja yang baru. Tubuh kurang istirahat jadi lebih ringkih. Belum lagi kalau rapat koordinasi sampai malam. Udara dingin sering kali membuat perut kembung dan masuk angin. 

Sebenarnya keluhan utama saya dari dulu adalah nggak tahan kena angin. Selain itu asam lambung juga sering sekali naik jika sedang banyak kegiatan atau sedang banyak pikiran. Akibatnya mual dan muntah jadi langganan. Sudah begitu sering pula kalau kena pedas sedikit langsung diare. Nah ... saya ini orangnya nggak tahan dengan obat-obatan. Bisa jadi kalau minum obat karena pahitnya akhirnya nggak ketelan deh obatnya. 

Namun sekarang saya nggak worried lagi deh kalau ada masalah itu. Kenapa? Udah nemuin sesuatu yang bisa ngebantu saya banget mengatasi rasa begah di perut dan masuk angin. Sesuatu itu adalah minuman sari jahe yang dibuat dari resep tradisional serta diproduksi minus pengawet. Meski minuman ini mengandung pemanis buatan yang disebut dengan sukralosa, namun tak mempunyai efek pada metabolisme karbohidrat, kontrol glukosa darah jangka pendek ataupun panjang, maupun pelepasan insulin. Sukralosa itu pemanis buatan tanpa kalori, sehingga boleh digunakan penggunaannya pada makanan dan minuman di hampir 80 negara termasuk Indonesia dan disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) 

Namanya Sari Jahe Herbadrink Sugar Free. Kandungan jahe alaminya manfaatnya banyak banget buat tubuh. Sari Jahe ini menghangatkan tubuh sehingga terasa nyaman dan memberikan efek relaksasi. Jahe pun bermanfaat meredakan masuk angin, kembung dan mengurangi rasa mual. 

Meski diproduksi dengan teknologi tinggi racikan Sari Jahe Herba Drink Free ini tak mengurangi cita rasa kenikmatan minuman herbal dari alam. Kualitasnya begitu terjaga. Lagi pula diproduksi secara praktis dan higienis sehingga saat kita menyeduh benar-benar bersih tanpa endapan. 



Selain Sari Jahe, ada varian lain dari Herba drink yang diproduksi oleh PT. Konimex yaitu : 

1. Sari Temu Lawak Herba Drink yang bermanfaat untuk memelihara fungsi hati, meningkatkan stamina dan memperbaiki fungsi pencernaan. 

2. Sari Kunyit Asam Herba Drink yang bermanfaat untuk menyegarkan tubuh,mengatasi bau badan, serta masalah menstruasi seperti nyeri perut timbulnya jerawat dan memperlancar haid. 

3. Sari Kunyit Asam Sirih plus Madu Herba Drink yang bermanfaat untuk menyegarkan tubuh,mengatasi bau badan, serta masalah menstruasi seperti nyeri perut timbulnya jerawat memperlancar haid serta mel;indungi organ kewanitaan 

4. Chrysanthemum Herba Drink yang bermanfaat meredakan gangguan panas dalam, dan tambahan madu yang membantu menambah kekuatan tubuh. 

5. Sari Beras Kencur Herba Drink yang bermanfaat memberikan kesegaran bagi tubuh yang lelah dan lesu. 

6. Kopi Ginseng Herba Drink yang mempunyai manfaat meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. 

7. Wedang Uwuh Herba Drink mempunyai manfaat menghangatkan dan memberi efek relaksasi pada tubuh. 

Selain varian reguler ada produk herbadrink dengan sugar free yaitu : 

1. Sari Jahe Sugar Free 

2. Sari Temu Lawak Sugar Free 

3. Crhrysanthemum Sugar Free 

4. Lidah Buaya Sugar Free yang bermanfaat untuk memelihara peencernaan dan melancarkan buang air besar 

Well, nggak bisa dipungkiri usia kepala empat adalah usia jelita (jelang lima puluh tahun) dimana kesehatan memang mulai menjadi kendala dalam berkegiatan. Namun bukan berarti menjadikan usia ini hambatan dalam berkarya dan bermanfaat untuk orang lain bukan?