Assalamualaikum temans
Buat saya hari ini adalah hari ke 19 saya berpuasa. Rasanya cepet banget ya waktu berjalan. Tiba-tiba Ramadhan sudah hampir sampai di penghujung. Rasanya sayang banget saya melewatkan beberapa hal. Meski saya berusaha untuk memperbaiki. Insya Allah tak ada kata terlambat untuk sesuatu demi kebaikan.
Ramadhan ini sungguh berbeda. Kali pertama dalam 22 tahun pernikahan saya setiap hari bertemu dengan Paksu. Yes ... sekarang saya nggak LDR lagi. Per November 2023 Paksu sudah stay di Muntilan. Meski pernikahan sudah lebih dari 20 tahun kami juga adaptasi lagi loh. Kayak pengantin baru yang sama-sama harus menyesuaikan. Nanti deh, diceritakan di postingan lain.
Ramadhan ini saya sudah meniatkan beberapa hal. Biasanya niat ya sebatas disemogakan. Belum sampai pada ikhtiar yang effortnya gedhe. Sebatas angan-angan doang. Kok pengen ini ya? Kok pengen itu ya? Gitu terus. Jadinya ya wacana melulu. Lantas Ramadhan datang membuat saya berpikir ulang. Kayaknya Ramadhan tahun ini harus jadi turning point saya melakukan wacana tahun-tahun lalu deh.
Saya pun memasang target. Bener-bener target yang muluk. Seperti yang sering kali saya bicarakan ke anak-anak. Mimpi itu harus besar. Mimpi itu harus tinggi. Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini. kalau Allah berkehendak dalam sekejap yang tak mungkin tiba-tiba saja menjadi mungkin. Yang tadinya hanya semoga tiba-tiba saja jadi tergapai.
Semua semoga sudah saya katakan ke anak-anak dan Paksu. Makanya karena malu diledek sama anak-anak dari tahun ke tahun cuma semoga doang. Pelan-pelan saya ikhtiarkan. Kira-kira apa saja target saya di Ramadhan ini?
One Day One Juz
Dari sekian ibadah yang paling berat menurut saya membaca Al Quran. Kalau untuk orang lain Tahajud adalah ibadah sunnah paling sulit karena harus bangun malam. Buat saya itu nggak terlalu sulit. Sering kali saat terbangun di tengah malam atau sepertiga malam bisa membuat saya ringan untuk mengambil air wudhu. Apalagi jika sudah meniatkan puasa sunnah Senin dan Kamis.
Sementara itu untuk membaca Al Quran sampai khatam itu butuh effort yang lebih tinggi. Kalau di Al Quran membaca satu rukuk aja rasanya berat bagi saya. Entah karena waktu yang nggak tepat, atau terburu-buru melakukan sesuatu membuat membaca Al Quran itu seperti ibadah sambilan yang bakal dilakukan kalau benar-benar waktunya selo banget. dalam satu tahun menamatkan baca Al Quran aja sering kelewat.
Lima tahun belakangan saya tertampar oleh obrolan dengan teman yang berprofesi sebagai psikolog. Kata beliau adalah ketika manusia memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah memperbaiki hubungan manusia dengan segala mahluk yang ada di dunia ini. Dan saya pun mendapati bahwa Allah selalu meringankan semua persoalan yang dihadapi ketika memperbaiki seluruh ibadah saya. Saat berikhtiar tidak diniatkan karena ridho Allah. Rasanya ikhtiar yang dijalankan bakal terasa begitu lama dan berat.
Salah satu nasihat yang saya ingat bahwa jika dalam satu tahun kita nggak menamatkan bacaan Al Quran sampai dua kali. Itu sama saja kita mengabaikan Al Quran. Bagaimana kita ingin Allah menolong secepatnya kalau begitu banyak yang diabaikan manusia?
Mulailah dari lima tahun lalu saya berusaha dua kali khatam Al Quran dalam satu tahun. Dan keimanan pun rasanya naik turun. Ada dalam kurun waktu lima tahun itu Allah menguji dengan kegembiraan hingga membuat saya terlena. Hingga melewatkan dua kali khatam Al Quran dalam satu tahun. Saat saya terlena Allah ingatkan dengan masalah yang datang.
Ramadhan tahun ini saya tidak memulai bacaan Al Quran dari juz satu. Saya memulainya dari Juz 20. Saya niatin banget pokoknya dalam dua minggu harus khatam 10 juz. Untuk mengkhatamkan saya butuh membaca 50 ayat setelah shalat fardhu. Benar-benar menyisihkan waktu khusus. Alhamdulillah target saya selesai.
Lantas saya pun meningkatkan target. Satu hari bisa membaca Al Quran satu juz. Ini tantangan banget. Melihat saya memulai one day one juz, paksu pun jadi ikut tertantang. Kami berlomba supaya di akhir Ramadhan paling tidak kami sudah membaca 15 juz. Kalau dalam satu hari tak tercapai bakalan seharian ledek-ledekan itu.
Hal yang dulu saya anggap nggak mungkin ternyata bisa juga saya lakukan. Ternyata tak sesulit yang saya bayangkan. Butuh konsistensi yang tinggi dan disiplin waktu. Nah ... salah satu hal yang saya suka dari target saya ini adalah melatih kedisiplinan saya kembali. Saya yang sudah mulai merasa sepuh dan ingin selalu dipahami kalau banyak hal nggak bisa saya lakukan seperti sebelumnya jadi buyar. Saya masih bisa kok meski sebentar lagi saya setengah baya.
Mengatur pola makan hingga turun berat badan
Saya pernah menjalani hal itu. Saat saya obesitas di angka 80 kg saya melakukan kalori defisit. Tujuan saya saat itu adalah untuk kesehatan karena di berat badan segitu begitu banyak keluhan yang datang meskipun saat cek darah semua normal. Tahun 2019 saya melakukan kalori defisit selama lima bulan dan turun sampai 14 kg. Dan itu nggak bertahan nggak naik sampai tahun 2022. Mulailah menuju 2023 BB saya naik 6 kg gara-gara pola makan saya ngawur pol. Selama lima tahun saya tak melakukan kalori defisit akan tetapi saya banyak mengurangi makanan yang berpotensi menambah berat badan. Kurun waktu satu tahun kengawuran saya dalam mengonsumsi makanan benar-benar bikin saya kaget sendiri. tiba-tiba saja keluhan begitu banyak datang. Tiba-tiba saja saat saya melakukan takhiyat akhir saat shalat jadi begitu nggak nyaman.
Ramadhan ini Insya Allah jadi turning point. Saya konsumsi makanan non minyak. Semua makanan saya rebus atau kukus. Saya pun jarang masak tumis. Kalau pengen banget saya bisa kok Cuma makan segigit. Itu sudah cukup nge-crack rasa ingin yang begitu besar untuk mengonsumsi makanan berlemak tinggi.
Yang paling sulit bagi saya sebenarnya adalah makanan manis. Saya cinta banget sama makanan manis. Roti, cake, gelato, dan teman-temannya bisa bikin saya buyar konsentrasi. Saya juga pecinta coklat. Apalagi sekarang paksu mengelola foodcourt sepupu saya. Ia juga mengelola snack and drink. Segala macam minuman manis bisa bikin sendiri dan ga bayar. Surga saya bukan?
Biasanya untuk nge-crack minuman manis saya bikin minuman coklat klasik. Cukup bubuk coklat dan susu hi-calcium yang rasanya nggak manis. Itu sudah cukup bagi saya untuk minum hanya sekali seminggu. Sudah mulai turun berat badan dan keluhan kesehatan juga banyak banget berkurang. Semoga semua ini bisa terjaga.
Kali ini saya mau pasang target ah, bisa turun 15-20 kg untuk empat atau lima bukan ke depan. Muluk banget? Iya sih ... nanti jadi malu kalau nggak kesampaikan. Tapi kalau nggak saya tulis kayak gini, saya nggak bakal punya effort lagi untuk menggapai sesuatu. ya kan?
Kalau kalian gimana? Apa target kalian di bulan Ramadhan ini?