September 2013 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Minggu, 29 September 2013

Care of You... Didin...
Beberapa waktu yang lalu aku menulis tentang Didin, seorang teman yang terkena kanker usus besar, dan usahaku bersama beberapa teman untuk menggalang donasi untuk Didin. Seminggu kami berusaha mengumpulkan donasi untuk Didin, dan alhamdulillah, terkumpul sejumlah Rp. 5.253.500,00. Syukur tak terkira, bahwa teman-teman yang akhirnya kami colek satu persatu bersedia untuk berpartisipasi. Bukannya tak ada kendala, namun hal itu tak menghalangi semangat kami untuk terus nyolekin temen, meski ada juga yang nggak kenal siapa Didin itu. Ada cerita sedih ketika aku berkomunikasi dengan salah satu teman menggunakan WA, sebut saja namanya Inem. Dia nyolek seorang teman via BBM. Inem nyolek si temen itu dikarenakan ya... secara finansial si temen itu lebih dari cukup, malah mungkin melimpah, berdasarkan apa yang sering dia omongin ke temen-temen yang lain. Tapi apa coba yang dibilang si temen itu?

Kamis, 19 September 2013

Tentang Didin, untuk Didin...
Alhamdulillah... mulai ada yang transfer ke rekeningku. Jangan ngira kalau royalti lho ya... tapi donasi untuk teman SMA. Aku pengen cerita dikit seperti yang dicritain Ayiek, temenku SMA sekaligus atasan Choirudin Nurhafidz di PMI Muntilan. Didin, kami biasa memanggilnya. Mungkin Dik Aan kenal lebih dekat karena sama-sama aktif di Pramuka sebagai bantara. Aku sendiri sebenarnya hanya sebatas kenal.
Waktu dia mulai terdeteksi tumor, aku juga ga 'ngeh', kupikir tumor jinak. Aku hanya melihat sepintas lalu saja jika dia posting status lalu muncul di timelineku. 
Namun seorang kakak kelas, yang menanyakan tentang kondisi Didin itulah yang membuatku berpikir, ada apa sebenarnya dengan Didin. Aku ingat beberapa status doanya dan juga komen-komen yang masuk pun memberi dia penghiburan. Kepo ku yang akut pun membawaku  ke PMI kemarin. Dari info yang disampaikan teman kantornya aku baru tahu kalau dia terkena kanker usus besar yang sudah menjalar ke scrotum(testis).
Pagi itu aku langsung hubungi Ayiek, dan beberapa temen yang kuanggap sanggup memobilisasi teman yang lain.Lalu meluncurlah statusku di FB tentang penggalangan donasi untuk Didin. Kalau yang posting selebriti fesbuk, pasti feedbacknya banyak hehehe... *timpuk*...

Rabu, 18 September 2013

Sehat itu sesuatu...
Rasanya aku kok jaraaaaang banget bersyukur ya, diberikan tubuh yang jarang sakit, kalau pun sakit paling pol diobatin duit seratus perak plus minyak kayu putih trus di tempel-tempelin udah sembuh? Hehehe... Iya nih, perasaan obat masuk angin paling mujarab ya kerokan plus minum jamu. Kan simpel banget...
Yang simpel kayak gini kadang kurang disyukurin, masih aja sering protes sama Alloh minta ini dan itu, nggak ada puasnya, padahal nih, kesehatan itu kan mahal. Bayangin kalau kita mau tarik napas aja harus bayar karena dibantu oksigen, mau makan harus pake selang karena ga bisa nelan. Tuh... kan, mahal. Sehat itu rizki yang tak terkira kan?
Ngobrolin tentang kesehatan, jadi inget sama seorang teman SMA yang sekarang sedang diberikan ujian hidup oleh Alloh yaitu kanker usus besar dan sudah menjalar sampai ke (maaf) testis. Padahal beliaunya orang yang sangat jarang sakit. olah raganya pun teratur. Semangat hidupnya tinggi banget. Nggak nyangka aja kena kanker. Sedih rasanya waktu tadi pagi aku ke kantornya dapet info, semalam dia udah dibantu oksigen untuk pernafasannya.
Begitulah Alloh, ketika memberikan ujian hidup, tak kan ada yang pernah menyangka seperti apakah skenario Alloh dalam panggung hidup kita. Yang ada sekarang hanyalah bagaimana kita, sebagai makhluknya menjaga apa yang dititipkan-Nya pada kita.
Curhatan Pertama
Namanya juga baru belajar... Bingung mesti pencet yang mana, klik yang mana... tapi semangat buat ngejalanin tetap terpatri dalam hati cieee... Well, hari ini, 18 September 2013, hari bersejarah buatku karena pertama kali aku menulis di blog. Selanjutnya pengen banget tiap hari ngisi blog meski tentang hal-hal yang ga penting. Seperti hari ini, laundry kok sepiiiiiiiiiii... banget, ga ada order masuk, maupun ambil order. Aku menyadari Chic memang masih baru, dan yang pasti kami berdua, aku dan Mbak Sisit kurang fokus ngejalaninnya. Mbak Sisit konsen di agen tiketnya, sementara aku konsen... maen hehehe... Tapi banyak saran yang dateng, hingga membuat konspirasi hatiku menggelegak dan mengkudeta seluruh bimbangku. Halah... Nantilah, aku bisa brainstorming bersama Mbak Sisit, rekananku.
Jadi, untuk pertama kali nulis di blog hanya seuprit, tapi ga papa lah untuk pemanasan. Ya ga sih?