Oktober 2019 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Selasa, 29 Oktober 2019

Saat Sahabat Terkena Kanker

Assalamualaikum Temans,

Saya pernah membaca bahwa menulis mampu menjadi healing bagi siapapun yang merasakan kesedihan. Saya mempercayai hal itu. Meski tak lantas membuat semua sesak di hati menghilang, setidaknya menulis mampu mengalirkan perasaan yang membuat dada terasa berat.

Setengah bulan yang lalu, ketika kakak sahabat saya menelpon. Ia berbicara mengenai penyakit adiknya. Diagnosa baru saja tegak. Kanker ovarium yang telah menyebar ke ginjal, liver dan usus. Rasanya tak percaya mendengar berita itu. Tanpa sadar air mata sudah luruh. Isak tak bisa ditahan. Sehari itu air mata saya sering kali mengalir ketika bercerita. Menumpahkan sedu sedan saat berada di kamar mandi.

Lantas saya berkomunikasi dengan teman-teman terdekat. Lalu sepakat untuk membuat grup baru, karena dalam grup alumni angkatan ada sahabat saya yang sedang sakit tersebut. Qodarullah, sebelum grup baru dibuat, berita ini telah bocor. Salah satu teman posting di grup alumni angkatan bertanya tentang kondisi sahabat saya ini. udah gitu pakai mention saya lagi. Saya dalam posisi mau mengajar jadi sewot sendiri. Langsung saja ucapan simpati membanjir di grup alumni angkatan. Saya pun ngomelin salah satu teman terdekat yang saya yakini memberikan informasi kepada si teman yang posting ucapan simpati pertama kali.

Konyol memang. Salah satu teman terdekat ini wanti-wanti untuk japri ke saya jika ingin mengetahui informasinya. Malah di posting di grup. Emak-emak emang tak ada lawan movement nya ya? Duh ...

Bukannya saya nggak memperbolehkan teman-teman mengucapkan rasa simpati. Namun yang saya jaga adalah kondisi psikologis sahabat saya yang sedang sakit. Ia dalam fase denial. Belum menerima sepenuhnya bahwa penyakit inilah yang bersarang di tubuhnya. Masih banyak pemberontakan di dalam batinnya. Dalam posisi ini, seandainya membaca rasa simpati itu, bukankah itu bisa membuatnya beranggapan bahwa orang lain sedang membenarkan sakitnya? Saya yang termasuk orang terdekat saja tak berani memberikan ucapan itu, apalagi menghubunginya. Semua hal saya komunikasikan kepada keluarga.

Kondisi psikologis pasien kanker sering kali berdampak pada fisiknya. Banyak sekali hal buruk terjadi karena pasien kanker tak bisa mengelola emosi. Salah satu usaha untuk menyetabilkan kondisi tubuhnya adalah membuatnya terhibur, tertawa tanpa melihat air mata saat berhadapan dengannya.

Grup baru pun dibuat. Kemudian beberapa informasi pun saya sampaikan. Ada juga yang saya keep sendiri. Lantas sepakat membuat gerakan support untuk sahabat saya ini. beberapa hari kemudian saya pun bezuk sahabat saya. Ia banyak bercerita. Saya pun memahami yang diinginkan. Ia belum ingin dijenguk, kecuali teman-teman terdekatnya. Ia memilih siapa yang bisa datang padanya. Hal ini menjaga kondisi tubuh serta kestabilan emosinya. Saya menghormatinya. Bahkan ketika keluarga mengatakan bahwa ia menginginkan untuk tak dijenguk siapapun saya tetap menghormati keputusannya. Hanya si sakit yang paham dengan kondisi tubuhnya.

Saya tetap berkomunikasi dengan keluarga sahabat saya. Hal-hal detil kami komunikasikan. Meski saya tahu dimana ia dirawat, saya tak lantas nekad untuk datang menemuinya. Saya menunggu waktu. Sampai ia bersedia untuk menemui yang ingin menjenguknya.

Dalam kurun waktu 10 hari saya membuka kesempatan bagi teman-teman yang ingin berpartisipasi. Saya pun aktif japri ke beberapa teman SMP atau SMA yang mengenalnya, serta kakak kelas. Beberapa teman saya persilakan untuk nyolek teman yang lain. Meski ada suara sumbang yang membuat saya mengelus dada.

“Sorry ya, apakah kondisi finansialnya tidak baik?” atau pertanyaan, “Dia kekurangan ya?”

Well, yang namanya pengobatan kanker meskipun memakai kartu BPJS kan nggak semua obat dan tindakan dicover. Bayangkan, hanya untuk tes darah saja keluarga pasien kanker harus mengeluarkan uang minimal satu jutaan. Sementara itu pemeriksaan darah kan berkali-kali. Belum tindakan biopsi yang memakan beaya minimal sembilan juta rupiah. Lalu bagaimana dengan tindakan kemoterapi? Biasanya pasien kanker melakukan kemoterapi sebanyak 16 kali. Satu kali kemoterapi beaya yang harus dikeluarkan adalah 7-9 juta. Silakan dikalikan ya, berapa biaya yang harus dikeluarkan? Belum lagi tindakan operasi atau apapun.



Support untuknya telah terkumpul. Bersama beberapa teman saya menyampaikan amanah. Dari obrolan dengan keluarga itu saya sempat mendengar ada teman saking inginnya menjenguk sampai menghubungi si pasien sendiri. Tentu saja ditolak oleh pasien kan? Annoying banget ya?

Sebagai manusia sehat, saya tak bisa memungkiri betapa inginnya saya bertemu dengannya, menghibur, menunjukkan rasa empati dan simpati. Selain itu saya juga ingin sekali bersilaturahmi sekaligus mendoakan supaya ia bisa pulih kembali seperti sedia kala. Itu ketika saya memposisikan sebagai manusia sehat. Bagaimana dengan si sakit?

Si sakit merasa tak ingin merepotkan. Ia juga tak ingin dikasihani. Ia tak bisa istirahat karena menemui tamu. Meski dalam kondisi berbaring, bagi penderita kanker cukup membuatnya lelah berbicara dan menemui si tamu. Belum lagi rasa iri yang muncul. Mereka sehat, mengapa aku yang sakit?

Belum lagi obrolan, pertanyaan dan saran dari pembezuk. Sering kali yang disampaikan malah membuatnya stres dan depresi. Padahal kondisi seperti itu harus dihindari. Pasien kanker harus dalam keadaan tenang dan stabil. Mau tanggung jawab nih kalau menjenguk malah bikin si pasien stres atau depresi?

Sahabat saya pagi ini mengirimkan pesan untuk saya. Meski hanya sekadar berterima kasih dan memohon doa. Membuat air mata saya jatuh saat itu juga. Membirukan hati sampai saat ini. Namun membuat hari ini penuh doa yang ingin dilangitkan.

Pada akhirnya, doa dari jauh menjadi hal terbaik yang bisa dilakukan. Bawa namanya dalam setiap shalat akan lebih bermakna dibandingkan si pasien mengetahui bahwa kita berempati. Setulus-tulusnya doa adalah ketika hanya Allah yang mengetahui. Allah lebih paham apapun niat kita. Dan saya yakin, si pasien pun paham ratusan, bahkan ribuan doa dari kerabat akan dilangitkan untuknya.

Minggu, 20 Oktober 2019

Perpisahan yang Indah Antara Ibu dan Anak

Assalamualaikum temans,

Berulang kali saya menyaksikan perempuan adalah mahluk terkuat di bumi. Tak hanya kekuatan fisik yang dimiliki, namun juga kekuatan hati. Betapa tubuh yang sepertinya terlihat ringkih, lemah dan halus, memiliki tenaga yang berlipat saat dihadapkan pada satu situasi. Dari hati yang sering merapuh tersimpan ketangguhan emosi saat menghadapi berbagai persoalan.

Sepuluh hari yang lalu.
Saya menyaksikan seorang ibu dengan hati bajanya mendampingi sang putri. Mendampingi putrinya melakukan sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang satu hari nanti akan dialami oleh orang lain. Menuju ke haribaan-Nya. 

Sang putri setahun ini dianugerahi Allah. Sebuah penyakit, Insya Allah menggugurkan segala dosa-dosanya. Kanker kelenjar getah bening. Segala macam pengobatan sudah dilakukan. Terakhir kali, dua minggu sebelumnya radiasi pun tak memberikan efek apapun setelah kemoterapi tak membuat sel kankernya menurun. Dokter sudah menyatakan bahwa pengobatan sudah terminal. Selesai. Keluarga pun boleh membawa pulang sang putri.

Yaya, nama gadis itu. Ia adalah teman masa kecil si Kakak. Dari TK dan SD mereka bermain bersama. Gadis cantik, mungil dan cerdas. Gadis yang memiliki kemauan belajar yang tinggi. Ia pun sering mewakili sekolah untuk bidang di luar akademik. Ia anak yang berbakat. Sejak klas 10, ia terdiagnosa mengidap kanker kelenjar getah bening. Banyak rumor yang bertebaran mengenai stadium kankernya hingga batas umur perkiraan dokter. Saya tak mau mempercayai. Sampai Mbak Iin, ibu Yaya mengabari saya. 

Begitu tahu kondisi Yaya, si Kakak langsung ingin menjenguk. Namun Mbak Iin meminta saya untuk mendoakan dari rumah. Setiap kali ada yang menjenguk, kondisinya lantas drop. Yaya tak menginginkan dikasihani. Ia tak mau mendapatkan rasa simpati yang terlalu besar. Ia ingin dianggap seperti anak-anak yang lain. Saya pun melakukan apa yang Mbak Iin katakan. Saya tak ingin membebani hati anak usia 16 tahun dengan keinginan saya menunjukkan rasa empati.

Saya sudah sering memberi informasi kepada siapapun yang ingin menjenguk. Sayangnya, tak semuanya menyepakati saya. Ada yang memaksa datang menjenguk. Sangat disayangkan memang. Namun saya tak bisa melakukan apa-apa. Saya sudah berusaha.

Informasi tentang Yaya saya selalu saya dapatkan dari Mbak Iin ibunya. Bagaimana proses kemoterapi yang seharusnya 16 kali ternyata hanya dilakukan sebanyak 8 kali karena kondisi tubuh Yaya yang semakin tak memungkinkan untuk menerima pengobatan tersebut. Lantas radiasi tetap tak mampu membuat sel kankernya berubah jumlahnya. Bahkan kondisinya diperburuk oleh jantung yang membengkak.

Sampai di kondisi itu, Kakak selalu memaksa ingin menjenguk. Namun saya tetap tak mengijinkan. Yaya tak menginginkan ditengok apalagi dengan kondisi bengkak di tubuhnya. Saya bisa memahami. Remaja, dalam kondisi apapun pasti menginginkan terlihat dalam kondisi terbaiknya. 

Menghormati keputusan menjadi ketetapan hati saya. Mendoakan di penghujung shalat menjadi doa terbaik. Selalu mengajak Kakak untuk mendoakan. Berempati dalam diam. Itu adalah sikap terbaik yang saya lakukan. Informasi terakhir yang saya dapatkan dari mbak Iin adalah kondisi Yaya tak bisa berkomunikasi dengan baik. Doa-doa pun terlantun. Menata hati untuk segala kemungkinan. 

Sabtu 12 Oktober 2019. Hari itu berbagai berita sedih datang silih berganti. Di mulai dari teman SMA saya yang berpulang karena gagal ginjal. Lantas salah satu sahabat semasa SMP dan SMA saya terkena kanker, dan sudah metastase ke ginjal dan liver. Air mata tertumpah saat mendapatkan foto terakhir sahabat saya tersebut. Namun saya tetap optimis. Hanya Allah yang menyembuhkan. Allah yang menyediakan obatnya. 

Sore itu, saat saya berada dalam rapat organisasi keagamaan. Saya dikabari Yaya dalam kondisi kritis. Tanpa pertimbangan apapun, saya langsung pergi ke rumah Yaya bersama Kakak. Tangan Yaya sudah disedekapkan di dada. Lantunan kalimat tauhid sudah disuarakan di telinga Yaya. 

Mbak Iin, ibunda Yaya begitu kuat mendampingi. Meski dengan pipi yang sekali-kali membasah. Tatap matanya terpaku di wajah Yaya. Begitu juga Yaya. Mata mereka saling menatap. Memberi kesempatan untuk mengukir wajah. Memahat ingatan. Sebuah proses perpisahan yang indah namun membirukan hati.

Tatapan yang tak lepas. Namun jika bukan ibunya, tatap mata Yaya akan lurus ke depan. Jika ia mendengar suara ibunya, matanya akan mencari. Saat menemukan wajah ibunya. matanya seakan terpatri. 

Wajah Kakak sudah basah oleh air mata. Saya pun memintanya untuk mengaji. Mengaji surah apapun, bukan ayat-ayat tertentu. Bukan untuk mempercepat proses sakaratul mautnya karena semua detik adalah ketentuan Allah. Saya memintanya mengaji karena di kondisi seperti itu siapapun butuh ketenangan. 

Napas mulai melemah. Lantunan ayat Allah dan kalimat syahadat tak terputus. Adzan maghrib berkumandang sehingga beberapa kerabat yang menunggu pun ijin untuk bersujud senja itu. Kakak saya minta segera shalat kemudian kembali ke kamar untuk mengaji. Mbak Iin pun turun dari tempat tidur untuk bersujud. Tinggal saya, budenya Yaya dan Anya di kamar itu. 

Budenya melantunkan kalimat syahadat di telinga kanan. Saya membisikkan di telinga kiri. Sayup-sayup suara Kakak mengaji diselingi isaknya. Air mata meleleh di pipi Yaya. Lantas sekali ia menarik napas, kemudian suara itu tak terdengar lagi. 
Yaya sudah pulang. Pada sang pencipta. 

Mbak Iin yang baru mengambil air wudhu pun masuk ke kamar dengan wajah bingung. Air mata tak tertahan lagi. Saya memeluk untuk menguatkan. Lantas tubuhnya limbung dalam pelukan saya. Sejenak tak sadarkan diri. Saya membisikkan istighfar di telinganya. Saya tahu rasanya kehilangan. Sesiap apapun. Tulang-tulang rasanya tak mampu menopang tubuh.

Mungkin hanya lima atau sepuluh menit mbak Iin tak mampu mengangkat tubuh. Ia membuka mata, kemudian bangkit. Menatap Yaya penuh kasih. Mengusap dan mencium pipi Yaya sebentar. Kemudian ia keluar kamar, melakukan shalat Maghrib. Tak berapa lama, ia pun turut memandikan putri tercintanya. Tanpa air mata. Menerima tamu dengan wajah ikhlas. 

Yaya diantar dengan segenap cinta dari keluarga dan sahabat-sahabatnya. Sehari kemudian, hampir semua teman SD, SMP dan SMA datang ke rumah maupun makamnya. Ia dicintai banyak orang. Sampai akhir hayatnya.

Menuliskan kisah ini, mau tak mau hati saya pun sesak oleh rasa haru. Hanya doa dalam hati yang mampu saya ucapkan. Bahkan saat Sabtu kemarin Mbak Iin berkunjung ke rumah, sayalah yang mrebes mili. Bagaimana tidak? Yaya sudah berpamitan. Ia sudah meminta sang ibu untuk mengikhlaskan. Ia siap seandainya sewaktu-waktu Allah menghendaki. Masya Allah ... Begitu mengagumkan.

Kekuatan itu bukan berasal dari tubuh kekar. Namun berasal dari seseorang yang memiliki ketegaran. Ia yang selalu disebut ibu. 










Selasa, 08 Oktober 2019

Wisata ke Magelang bareng Traveloka Xperience

Borobudur tuh adanya di Kabupaten Magelang. Tapi banyak wisatawan yang mengira bahwa Borobudur adalah bagian dari tempat wisata di Yogyakarta. Lagian biro perjalanan wisata lebih banyak yang ngegabungin wisata Kabupaten Magelang dengan Yogyakarta. Jadi banyak yang salah kaprah gitu deh. 

Namun sekarang Kabupaten Magelang juga lagi getol getolnya promosiin wisata setempat. Ada banyak penawaran dalam paket wisata tersebut. Sunrise di Punthuk Setumbu, Gereja Ayam, Arung Jeram, dan Borobudur sendiri dijadikan satu paket wisata tersendiri. 

Nah, ngobrolin sunrise di Punthuk Setumbu tuh butuh perjuangan lho. Kalau teman-teman pengen ke sana, saya saranin untuk menginap di area Borobudur saja. Sekarang banyak kok tempat menginap bagi wisatawan. Sebelum Subuh wisatawan harus sudah berangkat ke dusun Kurahan Kelurahan Karang Rejo. Jika teman-teman adalah muslim atau muslimah, saya sarankan untuk shalat Subuh di area Punthuk Setumbu. Ada musholla di area parkir Punthuk Setumbu. Atau jika ingin berjamaah secara rombongan, ada Masjid sekitar 500 meter dari area parkir Punthuk Setumbu. 

Harga tiket masuk ke Punthuk Setumbu sekitar 20-50 ribu. Wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara dibedain harganya. Asik lagi kalau wisatawan berasal dari sekitar kecamatan Borobudur. Dapet diskon tuh dari pengelola.


Mulai loket penjualan tiket wisatawan tuh sudah tahu kalau jalannya nanjak terus. Perjuangan juga bisa sampai ke atas. Sekitar 20 menit perjalanan menuju puncak Punthuk Setumbu. Biasanya di hari Jumat sampai Minggu Punthuk Setumbu penuh oleh wisatawan. Banyak juga wisatawan yang pegang kamera DSLR dengan lensa segede gaban (canda deng). Kudu sabar nungguin si sunrise muncul. Kan munculnya juga nggak lama. 

Sebenarnya gambling juga ngelihat sunrise gitu. Kalau cuaca bagus pasti bisa ngelihat apa yang dibilang orang “nirwana sunrise”. Lha kalau pas mendung? Ya dapetnya sejleret doang. Belum lagi kalau pas hujan. Khawatir juga baliknya. Ya gimana? Jalannya tuh masih tanah gitu. Tanah liat pula. Kan mlesetin. 

Meski begitu, wisatawan tetep hepi. Seandainya nggak begitu puas dengan melihat sunrise, kalau sudah agak terang kita bisa kok melihat indahnya Borobudur dari kejauhan. Hijaunya pepohonan, birunya langit. Tetep surga deh. 

O ya, ada spot-spot bagus untuk foto-foto tuh di atas. Sukaaa banget sama ayunannya. Meski agak keder juga, takut jatuh. Tapi insya Allah safe kok, karena ada sabuk pengamannya. Coba deh lihat foto-foto saya waktu naik ayunan. Tetep kelihatan bahagia kan? (Ngikik) 

O ya, Banyak tempat untuk melihat sunrise di area Borobudur. Termasuk di atas Candi sendiri. Sekarang dibuka untuk umum deh melihat sunrise dari atas Candi Borobudur. Sekarang ada paket tur untuk melihat sunrise dari Borobudur, Gereja Ayam dan Junkyard Auto Park. Langsung aja cek ke Traveloka Xperience . Ada banyak lagi paket yang ditawarkan. Wisatawan bisa memilih paket wisata tersebut, disesuaikan dengan kantong masing-masing deh. 

Atau pengen naik VW doang, jalan-jalan di sekitar desa wisata Borobudur? Bisaaaaa ... Wisatawan akan mengunjungi berbagai macam tempat, tergantung oleh pemandu tournya. Bisa mengunjungi desa bahasa, kerajinan gerabah, atau membatik. Ada kok kampung pembatik di sekitar Borobudur. Mau ah, #Xperienceseru bareng keluarga bersama Traveloka. Harganya mulai Rp. 384.000,- per orang aja nih.

Traveloka Xperience 

Teman-teman tahu nggak kalau Traveloka ngembangin layanan terbaru? Ada 12 fitur mengenai gaya hidup dan liburan yang bisa diakses oleh pengguna layanan. Kita bisa menikmati pengalaman baru yang pasti seru banget. Ada atraksi, bioskop, spa dan kecantikan, event, hiburan, olahraga, taman bermain, transportasi, beli paket data atau pulsa, makanan dan minuman, bahkan kursus atau workshop. 

Kenapa kita mesti nyobain Traveloka Xperience

Ada banyak pengalaman seru yang di dunia yang sayang kalau kita lewatin. Beragam aktivitas mulai nonton konser sampai ikutan workshop bisa dijabanin. Kapan lagi kan kita bisa punya banyak pengalaman seru yang nggak bisa dilupain meski sekali seumur hidup? 

Selain pengalaman yang bisa kita cobain, ada beragam cara pembayaran yang bisa kita pilih. Bisa loh pakai Traveloka Pay Later untuk pemesanan dan mengatur pembayaran. Bisalah kalau duit mepet tetep bisa nyari pengalaman baru. Udah gitu kita nggak banyak buang waktu karena semua dalam satu genggaman doang. Praktis, cepet, dan nggak perlu antri pula. 

Pake Traveloka Xperience tuh ngurangin stres karena panik banget-banget deh. Ya gimana enggak, Customer Service nya 24 jam stand by siap bantuin kita kalau ada kesulitan. Pokoknya menikmati banget deh. 

Nah, tahun depan kan pas lebaran adik-adik pulang kampung bawa pasukan nih. Nah, udah ancang-ancang nyiapin wisata di deket deket aja. Males macetnya juga kalau musti ke luar kota. Apalagi bawa balita sampai empat anak tuh ajib banget. Kayaknya seru juga arung jeram atau naik VW Combi jalan-jalan seputar Borobudur. Ponakan-ponakan yang terbiasa hidup di kota besar pasti bakalan excited dengan suasana pedesaan yang ditawarkan. 

Kemarin sih udah ngobrol sama adik tuh, ngerancang mau kemana, lha si adik malah kudet, nggak ngerti tuh apa Xperience Traveloka. Kudu diajarin nih kalau mau ceki-ceki 

1. Unduh aplikasi traveloka atau buka website nya


2. Pilih aja fitur Xperience


3. Tentuin aja fitur apa yang mau dipilih 

4. Ubah tanggalnya


5. Isiin data pemesan


6. Pilih cara pembayaran




Tuh, nggak ribet kan? Gitu deh liburan ala Traveloka Xperience. Nyaman banget kan, nggak perlu antri beli tiket, tinggal pilih aja mau kemana dan dimana. Terus seru-seruan deh sama keluarga. Wiiiii .... Surga dunia deh. 



Kamis, 03 Oktober 2019

Mebo – Mederma, Sahabat Para Emak Mengatasi Luka

Yang namanya emak-emak tuh nggak bisa jauh-jauh sama yang namanya luka. Biasanya sih seputar luka gores atau luka bakar ringan. Kalau nggak kena pisau ya luka bakar kena minyak panas atau uap air panas. Kalau nggak ngalamin sendiri ya pasti urusan luka anak dong ya? Entah karena jatuh, kena air atau uap panas, atau kalau ada anak yang suka tantangan nyobain kenalan sama api. 

Kalau dulu sih andalan saya kalau kena luka bakar ringan ya pasti pakai pasta gigi. Turun temurun deh dari orang tua jaman dulu kalau kena luka bakar ringan langsung deh oles oleh pakai pasta gigi. Padahal diolesin pasta gigi ya efek awal rasa semriwing dari mint. Tapi lama-lama kan ya rasa panas dan pedih tetep aja nggak mau hilang. Ada sih beberapa merk obat oles untuk luka bakar ringan. Tetapi kandungan dari obat oles itu jarang dari bahan-bahan alami. Padahal yang namanya emak-emak ya pingin gitu punya obat luka bakar yang berbahan natural gitu. 

Nah, kebetulan banget, saya dan beberapa teman blogger mendapatkan undangan untuk menghadiri talkshow Women’s Community yang digagas Combiphar. Barengan dengan Komunitas Ibu Ibu Profesional Yogyakarta kami mengikuti kegiatan tersebut di hari Sabtu, 28 September2019. Talkshow yang bertajuk “Regret Comes Later” Bebas beraktivitas di rumah dengan meminimalkan resiko luka bakar ringan diadakan di Edelweiss Room, The Rich Hotel Yogyakarta. 

Menurut dr. Bayu Suhartadi, SpBP-RE, pembicara di talkshow tersebut luka bakar merupakan kerusakan pada kulit yang sering disebabkan oleh panas dan bisa menyakitkan hingga mengakibatkan gejala : 
  • Kulit memerah 
  • Kulit mengelupas 
  • Luka melepuh 
  • Kulit hangus 
  • Pembengkakan 
Nah, akibat dari komplikasi dari luka bakar ini adalah timbulkan bekas luka, infeksi dan kontraktur, kelainan otot atau sendi di bawah kulit. Apa saja sih yang menyebakan terjadinya luka bakar? Ada beberapa faktor yang menyebabkan luka bakar yaitu : 
  • Terbakar api secara langsung 
  • Peradangan karena uap atau cairan 
  • Zat-zat kimiawi 
  • Tersengat listrik 
  • Radiasi
Proses penyembuhan luka bakar sangat tergantung dari pertolongan pertama yang diberikan. Waktu krusial pertolongan luka bakar terletak pada empat jam pertama sebelum bertambah parah dan terinfeksi. 

Sebenarnya bagaimana penanganan luka bakar yang bisa kita lakukan di saat empat jam pertama tersebut? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan yatu : 
  • Segara lepas baju pasien. Tujuannya untuk mempersingkat lama kontak dengan baju 
  • Secepatnya didinginkan dengan air bersih suhu normal. Cari sumber air bersih terdekat, tetapi jangan air dingin. Siram/basuh dengan air mengalir agar panas tidak menempel terlalu lama. 
  • Keringkan bagian yang terkena luka bakar. Jika sudah didinginkan segera keringkan bagian yang terkena luka bakar dengan lembut. 
  • Berikan salep luka bakar pada bagian yang terkena luka bakar. Oleskan secara tipis salep luka bakar pada bagian yang terkena luka bakar. 
  • Apabila area luka bakar cukup luas dan sudah muncul tanda kemerahan atau melepuh segera dirujuk di rumah sakit atau dokter. 
Mitos yang beredar untuk menyembuhkan luka bakar ada yang dioleskan es batu, pasta gigi, kecap atau telur. Tapi benarkah itu semua bisa mengatasi luka bakar di dalam rumah? 

Untung banget nih, saya dikenalin produk dari Combiphar untuk mengatasi luka bakar ringan. Bisa jadi produk ini menjadi solusi luka bakar bagi keluarga di Indonesia. Produk itu bernama Mebo dan Mederma.



Mebo

Mebo mengandung zat aktif Coptidis Rhizoma , Phellodenri chinensis, Scutellaride radix, Sesame Oil, Beeswax. Produk ini berbahan tumbuhan sehingga aman untuk kulit. 

Scutellariae radix, Coptidis Rhizoma, Phellodenri chinensis berfungsi sebagai anti-inflamasi, anti-infeksi, dan membantu regenerasi sel. Kombinasi Sesame Oil/Minyak Wijen dan Beeswax mempunyai prinsip mendinginkan luka. Panas yang berlebih dari area luka baka pada saat dioleskan akan diserap oleh Mebo sehingga akan mengurangi tingkat keparahan luka bakar. Sesame oil dapat melindungi area luka bakar sehingga mencegah penguatan air dari area luka dan membuat area luka menjadi lebih lembab/moist. Area luka yang moist akan membantu proses regenerasi sel lebih cepat sehingga penyembuhan berjalan dengan baik. Proses penyembuhan luka yang berjalan baik akan meminimalkan kemungkinan terjadinya bekas luka. 

Apa sih bedanya Mebo dengan salep lainnya? 
  • Efektif untuk luka bakar 
  • Meminimalkan bekas luka dan rasa sakit 
  • Membuat area luka bakar MOIST(lembab) dan tidak kering 
  • Non- Antibiotik Kimia 
Mebo dipercaya mampu mempercepat penyembhuan luka bakar sekitar 4-7 hari dengan minimal bekas luka dan sakit. Mebo pun mendapatkan rekomendasi dokter di Indonesia. Dan yang terpenting adalah mengandung bahan alami tanpa antibiotik kimia. 

Mederma, pilihan produk untuk Scar Treatment 

Sebelum melahirkan Adek, saya punya keloid yang tebalnya sebesar jari kelingking. Iya memang, tebel dan mengganggu. Keloid itu berasal dari bekas luka melahirkan Kakak. Jangan ditanya deh rasanya. Sering kali terasa mengganggu kenyamanan karena tiba-tiba terasa nyeri. 

Waktu lahiran Adek, oleh dokter saya diberikan salep. Harga sudah lumayan tinggi untuk ukuran obat oles yang beratnya hanya 10mg. Dalam hati sih menggerutu, lha obat oles saat itu kok di atas seratus ribu rupiah. Ya saya tandain kan, obat kok mahalnya bukan main untuk zaman itu. Namanya Mederma. 

Ternyata, obat oles itu bikin bekas luka sectio Adek mulus. Sama sekali nggak timbul keloid. Surprise dong dengan hasilnya. Setelah kejadian itu saya infoin ke adek-adek supaya pakai Mederma. Eh ... adik saya ngeyel. Katanya ada scar treatment lain yang harganya jauh lebih murah. Jadinya pas lahiran anak pertama dia pake scar treatment yang murah. Hasilnya, masih ada keloid yang muncul dan mengganggu. Barulah setelah lahiran anak kedua dia pakai Mederma. 

Nah, sebenarnya Scar itu apa sih? Scar merupakan salah satu komplikasi dari luka bakar. Ini adalah proses alami untuk penutupan luka dikarenakan operasi maupun kecelakaan. 

Ada beberapa tahapan yang terjadi setelah terjadi perlukaan menjadi scar. 

Fase Exudative/Inflamasi 
  • Berlangsung selama 72 hari 
  • Pembersihan luka dan reaksi inflamasi untuk melawan infeksi 
Fase Prolifferas 
  • Berlangsung selama 14 hari 
  • Praliferasi sel untuk membentuk jaringan granulasi 
Fase Maturasi/Remodelling 
  • Berlangsung selama 4 tahun 
  • Pembentukan skar dan epitelisas oleh keratinocytes 

Ada beberapa jenis jenis scar yang biasanya muncul di kulit manusia 
  • Scar fungsional 
  • Scar atrofi 
  • Scar hipertofi 
  • Scar keloid 

Mederma menggunakan bahan alami seperti ekstrak bawang yang mengandung Cepalin, Allium Cepae menjadi anti peradangan dan memperbaiki tampilan dan struktur scar. Allantoinnya berfungsi untuk meningkatkan hidrasi dan mengurangi rasa gatal. Lalu Mederma juga mengandung aloe vera yang berfungsi untuk memberikan kelembaban dan mencerahkan kulit. 

Cara penggunaan Mederma untuk hasil terbaik 
  • Untuk luka baru gunakan Mederma 3-4 kali sehari sekurangnya selama delapan minggu. Sementara untuk luka lama gunakan Mederma 3-4 kali sehari sekurangnya selama 3-6 bulan. 
  • Gunakan hanya ke luka yang sudah tertutup 
  • Di mulai dari tengah ke arah sisi luar. Gel dipijat lembut pada scar 
  • Dilanjutkan dengan gerakan memutar kecil sampai Mederma diabsorbsi seluruhnya 
Mengapa kita memilih Mederma? 
  • Produk pilihan untuk perawatan bekas luka oleh Dokter Indonesia ( Sumber:Indonesia Medical Data Index 2018) 
  • Secara signifikan membantu proses penyembuhan luka dalam 8 minggu pemakaian untuk bekas luka baru 
  • Mederma tidak hanya bekerja di permukaan kulit tapi juga meresap dan memperbaiki bekas luka hingga ke dalam kulit sehingga perawatan lebih efektif dan menyeluruh 
  • Gel mengandung bahan alami ekstrak onion, allantoin, dan aloe vera 
  • Telah dipasarkan di Indonesia COMPIBHAR sejak tahun 2002 
Karena saya sudah membuktikan, jadi nggak bakalan saya pakai produk lain. Siapkan Mebo dan Mederma di kotak P3K di rumah kita untuk solusi luka bakar dan scar treatment. 

Cooking Class 


Acara ini jadi favoritnya anak-anak dan ibu-ibu yang menjadi peserta talkshow saat itu. Chef Rahmat dari The Rich Hotel selain memasak juga memberikan tips aman memasak di dapur. 
  • Agar sirkulasi udara tetap terjaga, maka dapur disarankan untuk memiliki ventilasi udara 
  • Usahakan posisi kompor bisa berdekatan dengan bak cuci piring. Hal itu dikarenakan untuk memudahkan menjangkau air seandainya terjadi hal-hal yang tak diinginkan. 
  • Posisikan kompor setinggi pinggang atau disesuaikan dengan tinggi si pengguna dapur 
  • Selalu sediakan kitchen towel yang bersih. Kitchen towel ini banyak fungsinya. Bisa untuk menghindari uap panas serta mengelap peralatan masak yang basah. Kondisikan peralatan masak dalam keadaan kering karena jika basah membahayakan saat menggunakan minyak untuk menggoreng. 
  • Tunggu masakan sampai selesai. Jangan sering ditinggal karena berbahaya. Iya kalau gosong doang, lha kalau sampai kebakaran, kan mengerikan ya? Hmm ... Kok berasa tersindir sih? 
Semoga artikel ini bermanfaat ya temans.

#mebocombiphar #medermacombiphar #mebomedermawomenscommunity #combiphar #Yogyakarta