September 2022 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Minggu, 18 September 2022

Pengenalan Sains dan Keragaman Budaya (Multikultural) Melalui Cooking Demo di Yogyakarta Independent School
YIS sekolah internasional di Yogyakarta

Assalamualaikum temans,
Dulu, saat Kakak berusia tiga tahun kami pernah menitipkan anak di sebuah sekolah sekaligus penitipan anak. Bayangan saya waktu itu sangat bagus baginya mengenal teman-teman yang berbeda-beda baik dari ras, suku dan agama. Namun sayangnya waktu itu pengajar mengajarkan doa-doa tak menurut kepercayaan masing-masing. sehingga si Kakak hafal doa agama lain dan menerapkannya di rumah.

Karena saya tak sepakat dengan pengajaran tersebut akhirnya saya pun memindahkannya di sebuah sekolah yang berbasis agama. Usia tiga tahun masuk dalam usia golden age. Apapun bakal diserap olehnya.

Hal-hal yang terkait dengan perbedaan saya mengajarkannya di rumah. Saya membeli beberapa buku bergambar yang saya pilih sebagai alat pembelajaran. Selain itu dalam pertemanan saya memiliki sahabat yang berbeda ras, suku dan agama. Saya sering mengajak anak-anak mengunjungi sahabat saya sehingga dari kecil anak-anak pun terbiasa bagaimana mereka bertoleransi tanpa harus mencampuradukkan perbedaan.

Mengunjungi Yogyakarta Independent School.

Sekolah IB di Yogyakarta
Hari Kamis lalu saya datang ke sebuah sekolah internasional di Yogyakarta. Setiap kali datang ke sekolah ini rasanya adem. Begitu masuk ke dalam gerbang utama sebuah danau buatan menjadi pemandangan saya. Tak ketinggalan pepohonan yang rimbun tertata rapi di areal sekolah tersebut. Kalau kata saya sih, sekolah rasa resort. Udah berasa refreshing tiap kali datang ke sekolah ini.

Masuk ke area halaman joglo yang biasanya digunakan untuk berbagai kegiatan bendera dari berbagai negara berbaris rapi. Mungkin lebih dari lima belas bendera negara yang berbeda berkibar di sana. Sepertinya ini menunjukkan bahwa siswa sekolah internasional ini berasal dari negara-negara tersebut. Bendera Indonesia terlihat menonjol. Ia terkibar dalam tiang yang tertinggi. Saya rasa ini sebuah attitude yang bagus. Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

Saya rasa setiap kali berbicara tentang sekolah IB di Yogyakarta, masyarakat pun sudah tahu sekolah yang dimaksud. Di mana lagi ada sekolah yang memiliki area begitu luas dan bisa memandang Gunung Merapi di kejauhan saat cuaca cerah kalau bukan Yogyakarta Independent School.

Di sekolah ini saya melihat langsung pembelajaran Primmary Years Programme terutama untuk grade 3-6. Kebayang nggak sih teman-teman bagaimana Yogyakarta Independent School (YIS) memberikan pemahaman tentang sains bagi anak-anak?

Awalnya saya kira ada praktikum di lab atau apa gitu. Kira-kira apa ya yang dilakukan pendidik di sana untuk mengenalkan sains pada anak-anak?

Sains dalam keragaman budaya di Yogyakarta Independent School

Meski sudah melakukan pertemuan tatap muka 100% YIS tetap menerapkan protokol kesehatan. Pemakaian masker tetap digunakan oleh pengajar dan anak-anak. Fasilitas cuci tangan dengan sabun pun ada di sana. Tak kurang-kurangnya pengajar mengingatkan pada anak-anak untuk mencuci tangan. Sama sekali masker tak dilepas kecuali pada saat anak-anak makan, minum atau kegiatan luar ruang. Itu pun jika benar-benar memerlukan banyak udara yang dihirup lari-larian atau bermain bola.

Hari Kamis, 15 September 2022 anak-anak kelas 3-6 Yogyakarta Independent School belajar tentang sains. Mengenalkan anak-anak tentang sensorik pada tubuh manusia. Mereka belajar tentang indra penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan (sentuhan) serta indra perasa. Bagaimana sekolah yang menerapkan kurikulum International Baccalaureate ini mengenalkan kelima indra itu dipadukan dengan pembelajaran sains untuk anak-anak klas 3-4 dan multikulturalisme (keanekaragaman budaya) untuk anak-anak klas 5-6?

Poori Bhaji

Cooking demo. Tadinya saya belum ‘ngeh’ bagaimana sains dihubungkan dengan memasak. Namanya saya produk generasi X dalam pikiran saya sains ya laboratorium beserta gelas-gelas ukurnya. Namun saat ngobrol dengan pihak sekolah mengenai pembelajaran menghargai keberagaman itu saya baru paham bahwa pembelajaran di YIS ini memang disesuaikan dengan kondisi anak-anak yang berasal dari berbagai kebudayaan di dunia.

Saya jadi ikutan excited. Ibu Lata Duseja, wali murid dari Prisha salah satu siswa di Yogyakarta Independent School ini menjadi narasumber tentang keberagaman budaya yang tertuang dalam makanan India. Menurut Ibu Lata Duseja orang-orang India kebanyakan suka dengan sayur-sayuran karena ada larangan makan daging sapi. makanya di India banyak sekali makanan yang berbahan baku sayuran. Seperti hari Kamis lalu. Ibu Lata Duseja mengajak anak-anak dan para pendidik untuk memasak Poori Bhaji.

Poori Bhaji merupakan kuliner India yang biasanya disajikan untuk sarapan. Roti goreng yang disajikan dengan kentang yang dimasak dengan sayur lainnya. Kentang dan sayur lain yang dimasak dengan rempah-rempah khas India benar-benar menggoda indra penciuman kami yang berada di area sekolah.

Anak-anak begitu excited mengikuti tahap demi tahap Ibu Lata Duseja mengajak mereka memasak. Setelah mengolah kentang dan sayuran anak-anak diajak untuk menggiling bahan roti sampai tipis dan bulat.

YIS

Tak hanya anak-anak. Para pengajar pun mencoba menggiling roti hingga tipis. Pembelajaran yang begitu menyenangkan. Bahkan anak-anak yang tak mau pun tak dipaksa untuk mencoba melakukan yang tak ingin mereka lakukan.

sekolah international di Yogyakarta

“I’m so hungry.”
Teriak beberapa anak membaui masakan yang belum selesai untuk disajikan. Beberapa anak berusaha mendekat ingin melihat lebih dekat lagi. Saat masakan semua telah selesai. Anak-anak pun bergiliran mengambil roti dengan tertib dan makan bersama.

Saya pun ikut mencicipi Poori Bhaji. Rasanya seperti kare, namun ada beberapa rempah yang saya nggak familiar rasanya. Saya pribadi suka dengan roti goreng yang hampir mirip dengan rasa tortilla. Enggak yang crunchy, tapi tetap garing dan tak menyerap minyak.

Beberapa anak makan Poori Bhaji ini sampai tambah tiga kali. Bahkan ada yang makan roti gorengnya sampai 5 buah. Menyenangkan sekali anak-anak ini.

Sekilas Yogyakarta Independent School

Saya selalu terkesan setiap kali mengikuti kegiatan di sekolah internasional ini. Di tahun 2020 saya begitu terkesan dengan sopan santun anak-anak di sekolah ini. Kemarin saya melihat bagaimana seorang pengajar menjadi seorang teman bagi siswa di Primary Years Programme. Saat seorang siswa ingin bicara dengan pendidik, beliau pun berjongkok, supaya sejajar dengan anak didik. Berbicara dengan pelan dan banyak tersenyum.


Apa yang saya lihat itu sesuai dengan kurikulum yang dipakai oleh Yogyakarta Independent School. Sekolah serasa bermain ini menggunakan Kurikulum International Baccalaureate yang berasal dari Swiss. Kurikulum ini ditujukan untuk anak dengan usia 3-18 tahun. Kurikulum ini diterapkan untuk pre-school sampai high school. Program IB yang ditawarkan oleh YIS adalah:
  • IB Primary Years Programme (PYP) untuk usia 3-12 tahun (setara TK dan SD)
  • IB Middle Years Programme (MYP) untuk usia 11-14 tahun (setara SMP)
  • IB Diploma Programme (DP) untuk usia 15-18 tahun (setara SMA)
Kelebihan dari kurikulum ini adalah mengeksplorasi kemampuan anak di berbagai bidang. Kurikulum ini mendorong siswanya untuk berwawasan global, kreatif, mengembangkan kemampuan emosi, intelektual dan sosial. Mereka juga diharapkan berkontribusi positif terhadap lingkungan dan budayanya. Diharapkan anak-anak makin berkembang minat dan bakatnya saat berada di YIS.

Ada empat alasan lain mengapa orang tua yang berada di Yogya perlu mempertimbangkan YIS sebagai sekolah untuk pembelajaran anak-anak di luar kurikulum International Baccalaureate yang dipakai oleh sekolah-sekolah di dunia.
  1. Ada 6,5 Hektar area sekolah yang bisa dijadikan laboratorium alam bagi anak-anak. Luasnya tempat menjadikan anak merdeka dalam bereksplorasi.
  2. Lingkungan belajar yang menarik dan aman tentunya akan mempermudah siswa dalam pembelajaran. Selain itu orang tua pun tak lagi khawatir jika anak-anak melakukan atau mendapatkan sesuatu yang buruk di sekolah
  3. Biaya sekolah yang terjangkau. Untuk fasilitas-fasilitas sekolah yang disediakan dan seluruh pembelajarannya saya rasa masih masuk akal dibandingkan dengan sekolah-sekolah internasional lain.
  4. Masuk ke universitas-universitas dunia. Hal ini dikarenakan kurikulum yang dipakai sesuai dengan pembelajaran sekolah-sekolah terbaik di dunia sehingga alumni Yogyakarta Independent School lebih mudah mendapatkan kesempatan itu.
Sekolah ini emang reccomended banget. Buat teman-teman yang menginginkan putra putri bersekolah di sekolah internasional langsung aja ke kampusnya untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.

YOGYAKARTA INDEPENDENT SCHOOL (YIS)
Jl. Tegal Mlati No. 1, Jombor Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta, 55284, Indonesia 
Telp: (0274) 5305147 | WhatsApp: +628112632442

Sabtu, 03 September 2022

Kebab Isi Telur dengan Kraft Quick Melt
Camilan rumahan menggunakan keju leleh



Assalamualaikum temans
Buat saya kata September Ceria memang memiliki makna. Di bulan September ini akhirnya luka pasca operasi Tumor Mamae Sinistra (Tumor Payudara Sebelah Kiri) sudah menutup semuanya. Pengobatan pun dinyatakan selesai. Hal ini seperti memberi harapan baru untuk kembali beraktivitas seperti biasa.

September ini pun saya harus terbiasa untuk melepas Kakak kos. Meski kuliahnya hanya di Jogja, yang bisa saya tempuh kurang dari satu jam, namun karena dua tahun ini sudah terbiasa 24 jam barengan barengan jadi terasa berat rasanya. Apalagi saat saya sakit saya memang totally tergantung padanya.

Kakak, Kuliah dan Kos

Sekarang sudah mulai terbiasa memelihara rindu. Saat ia pulang rasanya seperti berpuluh tahun lalu saat pujaan hati datang berkunjung. Berbunga-bunga mendengar suara motornya masuk ke garasi. Menyambutnya di depan pintu meskipun yang ia bawa adalah baju kotor. Menyiapkan telinga saat ia riuh bercerita dengan seluruh kegiatan di kampusnya.

Senang mendengarnya bercerita. Anak yang dulu introvert parah ini sekarang sedang berusaha membuka diri. Perkuliahan, aktif di Dewan Perwakilan Mahasiswa serta pertemanan yang lebih luas membuatnya makin bersemangat mengeksplorasi kemampuan dirinya.

Tak ketinggalan cerita-cerita seputar anak kos yang kudu ngirit uang bulanan supaya bisa ‘selamat’ sampai akhir bulan. Sarapan sekadar minum susu, makan siang yang dirapel dengan makan malam. Atau jika pengen banget makan makanan yang harganya lumayan berbunyi maka ia akan membagi lauk itu dalam beberapa kali makan.

Setiap kali ia hendak pulang ke rumah saya menyiapkan sesuatu yang istimewa untuk dihidangkan di meja makan. Meskipun menggunakan apa yang sudah tersedia di kulkas. Namun selalu berusaha memahat kenangan di lidah supaya ia selalu merasa kangen dengan masakan ibunya.

Terkadang ia request makanan atau lauk jika ia pulang. Tentunya akan saya usahakan. Biasanya kami akan memasak bersama. Sambil bercerita yang muternya kayak sampai ujung dunia. Dan tentunya menerbitkan tawa.

Beberapa kali saat ia pulang kami juga membuat camilan. Biasanya sih bahan-bahannya yang ada di dapur aja. Kami menghindari keluar rumah kalau sudah punya rencana membuat sesuatu. Biasanya kalau Kakak dan saya keluar rumah ujung-ujungnya terdampar di sebuah tempat makan atau ngemall. Balik-balik sudah nggak ingat kalau mau bebikin.

Tempo hari saat saya iseng-iseng beli tortila. Saat itu saya nggak kepikir mau bikin apa. Karena saya berkunjung ke teman yang jualan frozen food. Nggak enak kalau nggak belanja di sana. Melihat tortila dengan jumlah tak banyak dan harga yang murah meriah membuat saya pun membawanya ke rumah.

Membuat camilan dengan bahan yang tersedia di rumah

Saat Kakak pulang akhir pekan lalu ia mengatakan jika ingin membeli kebab di tempat langganan kami. Saya jadi teringat kalau punya tortila di rumah. Membuka kulkas ternyata ada bahan-bahan sederhana untuk membuat kebab. Nggak papa isinya telur aja. Nanti jika ditambah dengan keju Kraft Melt tentunya akan jadi hidangan istimewa.

Si Kakak yang jiwa ngiritnya sudah mirip sama saya pun girang menemukan tortila di rumah. Ia pun segera menyiapkan bahan-bahannya. Lantas kami pun mengeksekusi bahan-bahan yang telah tersedia.

Resep Kebab isi telur

Bahan-bahan :
Kulit tortila

Isian :
Telur dadar di potong pendek
Selada diiris sedang
Bawang bombay diiris tipis
Tomat diiris tipis-tipis
Keju Kraft Quick Melt diparut

Saus :
Saus tomat
Saus sambal
Mayonaise

Kebab isi telur dengan Kraft Quick Melt



Cara membuat :

kebab dengan isian Kraft Quick Melt


  • Ambil selembar tortila. Tata di atasnya dengan telur dadare, selada, tomat serta bawang bombay yang telah diiris tipis. Setelah itu tambahkan saus tomat, saus sambal, dan mayonaise. Tak ketinggalan taburi dengan parutan Keju Kraft Quick Melt. Gulung tortila perlahan, jangan sampai tortila retak. Sisihkan.
  • Panaskan wajan dengan sedikit minyak. Goreng kebab dengan api kecil. Bolak balik sehingga warnanya kuning kecoklatan secara merata. Tak perlu waktu lama karena tortila mudah matang.
  • Hidangkan.

Mudahkan? Si Kakak pun hepi banget. Apalagi melihat lelehan Keju Kraft Quick Melt dari dalam kebab. Siang itu pun kami nggak makan nasi. Kekenyangan makan kebab isi telur dengan lelehan Kraft Quick Melt.

Sebenarnya tak hanya kebab isi telur yang kami buat. kami juga membuat Kebab isi pisang coklat plus lumeran Kraft Quick Melt di dalamnya. Sayangnya saya tak sempat memotret penampakannya. Si Kakak sudah nggak sabar memindahkannya ke dalam perut.


Mengapa memilih Kraft Quick Melt?


Keju Leleh dari Kraft



Sejak lama kami selalu memilih Kraft sebagai keju pilihan kami. Ditambah lagi dengan adanya varian Kraft Quick Melt. Meski harga lebih tinggi dibandingkan merk lain, namun lidah kami cocok dengan Keju Kraft. Rasanya pas, tak perlu ditambahkan garam saat menggunakannya di dalam olahan makanan gurih maupun manis.

Keju ini merupakan keju yang lunak, sehingga saat dipanaskan bisa meleleh dengan mudah. Cukup tiga menit maka keju ini akan langsung menggoda lidah. Digunakan sebagai toping pun akan terlihat cantik karena lelehannya tak terlalu encer maupun kental. Serba pas.

Kraft Quick Melt bisa digunakan untuk masakan gurih atau manis. Rasanya nggak bikin eneg. Pekan ini kami akan membuat puding roti. Kami akan mencoba membuat camilan ini dengan teknik memanggang Au Bien Marie. Kira-kira bakal selezat apa ya nanti?

O ya, biasanya ibu-ibu bingung nih mau masak apa di akhir pekan. Coba deh berkunjung ke bundakraft.com untuk nyari-nyari inspirasi. Jangan lupa cus eksekusi ya kalau sudah nemu resep yang cocok?