November 2024 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Senin, 04 November 2024

Buku Dalam Dekapan Zaman Memoar Pegiat Harmoni Bumi karya Amanda Katili Niode, Ph.D.
Amanda Katili Niode


Assalamualaikum temans,

Cantik. Begitu kesan pertama saya saat melihat cover yang dominan berwarna biru ini. Ilustrasi seorang perempuan yang membaca buku dengan nyaman di sebuah tempat duduk. Tempat duduk itu ternyata sebuah pohon yang dikelilingi air dan sedikit tumbuhan dan bunga terasa begitu feminin dan menenangkan.

Buku ini ditulis oleh Ibu Amanda Katili Niode, Ph.D, seorang pegiat harmoni bumi begitu beliau melukiskan diri. Buku ini dapat dikatakan sebagai hybrid memoir, gabungan antara memoar dan proses pengembangan diri. Tentang perjalanan pribadi dan pembelajaran dan tentunya tak lepas dari bumi dan pengalaman-pengalaman beliau di dalamnya.

Nah, sebelum bercerita tentang pengalaman membaca buku ini saya bakal informasiin dulu identitas buku ini.

Identitas Buku

Dalam Dekapan Zaman


Judul Buku : Dalam Dekapan Zaman, Memoar Pegiat Harmoni Bumi
Nama : Amanda Katili Niode, Ph.D
Penerbit : CV. Diomedia Solo
Cetakan : Pertama 2024
Jumlah Halaman : xxxviii + 420 hal
Ukuran Buku: 15 x 23 cm
ISBN : 978-623-8228-51-5
Harga : 145.000

Dalam buku Dalam Dekapan Zaman, Memoar Pegiat Harmoni Bumi terdapat 11 bab. Bab-bab ini tak harus dibaca secara berurutan seperti sebuah novel. Ya … setiap bab memang saling terkait. Namun masing-masing bab bisa berdiri sendiri. Jika teman-teman memilih membaca bab yang paling disuka terlebih dahulu. Saat membaca bab-bab secara acak teman-teman tidak akan merasa ada plot hole.

Buku Dalam Dekapan Zaman tak memberikan langkah langkah praktis dalam menjaga keberadaan bumi. Akan tetapi Ibu Amanda mengajak pembaca untuk menemukan arti dan kewajiban mereka sebagai manusia dalam pelestarian lingkungan. Bab-bab yang ada dalam buku ini meliputi :

01. Mengenal Bumi, Nilai dan Maksudnya
02. Menggalang Memoar untuk Bumi
03. Mengukir Landasan Pendidikan
04. Mengembangkan Profesi Harmoni Bumi
05. Menuju Masa Depan Berkelanjutan
06. Mendunia dalam Dialog Global
07. Membawa Perubahan dengan Kata
08. Menginspirasi dengan Climate Coaching
09. Mewacanakan Filsafat, Ilmu, dan Teknologi
10. Mengangkat Citra Kuliner Lokal
11. Menjalin Kolaborasi Pemuda

Kesan-Kesan saya saat membaca buku 'Dalam Dekapan Zaman'

Membaca buku “Dalam Dekapan Zaman, Memoar Pegiat Harmoni Bumi” karya Ibu Amanda Katili Niode buat saya sejujurnya terasa berat di Bab-bab awal. Ini terkait dengan mindset saya yang terbiasa membaca buku fiksi. Fiksi itu terasa ringan, seperti mengemut permen. Begitu disuguhi buku yang jauh dari passion membuat saya harus pelan-pelan mencerna apa yang disampaikan oleh Ibu Amanda untuk memahami apa yang ingin disampaikan oleh beliau.

Karya Amanda Katili Niode,Ph.D


Saya mengira kening saya bakal berkerut saat membaca bab-bab selanjutnya. Ternyata jauh dari perkiraan saya. Saat membaca bab-bab selanjutnya saya merasa lebih ringan dengan pilihan diksi yang dipilih oleh Ibu Amanda. Memang bukan pilihan kata yang ringan atau penuh dengan metafora. Namun hal-hal detil yang beliau tuliskan membuat saya makin mudah mengikuti apa yang menjadi pemikiran-pemikiran beliau.

Ada yang begitu menarik dan menjadi catatan bagi saya saat membaca buku ini. Beberapa hal yang relate dengan kehidupan saya sebagai seorang anak, ibu dan dan penulis lepas. Kehidupan yang membuat saya banyak bersyukur diberikan karunia oleh Yang Maha Kuasa dan bersifat personal.

Kehadiran seorang ayah dalam kehidupan putrinya.

Dalam Bab I memperlihatkan bahwa peran ayah Ibu Amanda yang aktif dalam kepengasuhan anak. Bapak John Ario Katili ditengah kesibukannya selalu menjalin komunikasi dengan Ibu Amanda. Di tengah ramainya pembahasan anak-anak yang saat ini fatherless, tak mendapati peran ayah dalam kehidupan mereka. Amanda kecil sering kali dilibatkan dalam berbagai hal penting dalam kehidupan ayahnya.
Di usianya yang berumur 3 tahun Amanda kecil ditanya tentang judul disertasi ayahnya.
“Apa judul disertasi Papa?”
Geological Investigations on the Lassi Granit Mass Central Sumatera,” jawab Amanda kecil dengan sedikit cadel namun fasih.

Saat sang ayah menyusun pidato ilmiah yang akan disampaikan pada upacara Dies Natalis dan Hari Sarjana ITB di bulan Maret 1968 ayahnya pun bertanya pada Amanda kecil yang saat itu masih berusia 11 tahun saat tak menemukan kata yang tepat dalam penggambaran awal pidato.
“Non, apa kata yang bagus untuk menggambarkan awan?” tanya Bapak John Ario Katili.
“Mega!” sahut Amanda kecil sambil terus bermain boneka.

Sampai puluhan tahun kemudian dalam berbagai kesempatan jika Bapak John sedang memegang pidato ilmiah dan Ibu Amanda berada di dekat ayahnya.
“Ini tulisan yang kau buat waktu masih kecil,” kata Bapak John membuat sang putri pun gembira.

Saya bisa membayangkan betapa Ibu Amanda selalu mendapatkan apresiasi dari seorang ayah. Kesibukan tak membuat ayahnya lalai untuk mengisi tangkai kasih sayang untuk putrinya. Rasa dihargai dari seorang ayah membuat seorang anak perempuan jadi makin percaya diri dan membuat kemampuan anak dalam bersosialisasi lebih baik

Berkarya dalam membuat sebuah proyek bersama itu tidaklah mudah

Kebiasaan Ibu Amanda dalam membaca artikel, jurnal maupun buku dari berbagai genre membuat beliau ingin mengumpulkan memoar dari orang-orang yang terlibat dalam The Climate Reality Project, organisasi nirlaba yang didirikan oleh mantan presiden Amerika Serikat dan pemenang hadiah nobel perdamaian, Al Gore. Sejumlah relawan dari berbagai lapisan masyarakat tergabung di dalamnya. Ada lebih dari 50.000 sukarelawan yang disebut sebagai climate reality leaders tersebar di 170 negara dan sekitar 1000 orang ada di Indonesia.

Keinginan beliau pun bersambut. Naskah yang dikumpulkan oleh Climate Reality Indonesia datang dalam berbagai bahasa. Memoar yang merupakan pengalaman pribadi yang terkait dengan ilmu pengetahuan, dampak, solusi maupun aksi perubahan iklim pun disusun untuk memberikan wawasan, refleksi, inspirasi maupun menuangkan berbagai gagasan dan pemikiran yang terkait dengan kecintaan yang besar terhadap bumi.

Saya tahu, membuat karya bersama tidaklah mudah. Mengumpulkan naskah dari orang-orang yang memiliki kesibukan adalah tantangan. Setiap pengerjaan buku memiliki deadline supaya timeline pembuatan buku bisa berjalan sesuai rencana. Belum lagi jika penulis menulis dengan asal-asalan sehingga penanggung jawab harus melakukan editing maupun revisi sebelum diserahkan pada penerbit.

Belum lagi menjalin kerjasama dengan penerbit. Tak semua penerbit menyukai naskah-naskah ‘berat’ seperti yang dibuat oleh Ibu Amanda dan kawan-kawan. Sering kali penerbit lebih menyukai naskah-naskah ringan dan populer yang lebih mudah diterima oleh pasar. Sebagian penerbit akan mencari naskah yang sedang tren saat ini, dan tentu saja hal itu disukai oleh industri penerbitan.

Bersyukur sekali, Ibu Amanda menemukan penerbit yang memiliki visi yang sama untuk memberikan insight pada pembaca bagaimana mencintai lingkungan hidup dan memperjuangkannya.

Amanda Katili Niode


Pendidikan sangatlah penting untuk membuka wawasan manusia

Pendidikan bukan hanya perkara menjadi juara kelas atau ranking satu. Banyak orang-orang hebat yang saya kenal saat awal pendidikannya adalah anak yang biasa-biasa saja. Namun mereka memiliki fokus yang kuat terhadap apa yang menjadi passion mereka sehingga melejit menjadi orang yang ahli di bidangnya.

Begitu juga dengan ibu Amanda. Sampai beliau lulus SMA nilai beliau biasa-biasa saja. Nilai tertinggi yang dimiliki adalah nilai Bahasa Inggris. Akan tetapi karena sejak kecil dikenalkan tentang bumi dan alam seisinya oleh sang ayah, Ibu Amanda pun memilih jurusan Biologi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Institut Teknologi Bandung.

Ibu Amanda yang di masa kecilnya suka sekali menonton film dokumenter bawah laut karya petualang samudra dari Perancis, Jacques-Yves Cousteau pun begitu menikmati sebagai mahasiswa Departemen Biologi. Belajar tentang taksonomi , membahas nomenklatur binomial, sistem penamaan ilmiah untuk hewan dan tumbuhan. Ketika perjalanan lapangan di hutan tidak hanya memperkaya ilmu pengetahuan namun juga memperdalam apresiasi terhadap keanekaragaman hayati.

Setelah lulus S-1 dan menikah, Ibu Amanda sebenarnya tak memiliki ambisi untuk mengambil pendidikan S2. Akan tetapi karena dukungannya kepada sang suami yang ingin melanjutkan pendidikan S2 di Amerika Serikat beliau pun melanjutkan S2 nya di American University, College of Art and Science dengan Interdisciplinary Studies of Ecology & Environmental Management setelah mendapatkan beasiswa dari PT Tambang Timah karena pernah menjadi konsultan di perusahaan BUMN tersebut.

Setelah itu beliau pun mengambil pendidikan doktoral setelah melalui pertimbangan suami dan sang ibunda. Beliau pun menempuh pendidikan di School of Natural Resources University of Michigan Ann Harbour pada bidang Sumber Daya Alam dengan konsentrasi Managemen Perencanaan dan Kebijakan.

Dari studi yang beliau tempuh ini membuka berbagai jalan di dunia pendidikan. Apalagi saat itu ilmu lingkungan tak begitu populer. Beliau mengajar di berbagai universitas bahkan menjadi dosen tamu di luar negeri karena ilmu yang beliau miliki. Berinteraksi dengan manusia di berbagai belahan dunia membuat beliau makin menyadari bahwa pendidikan bukan sekadar tentang pengetahuan akan tetapi juga pemberdayaan belajar yang memungkinkan individu dan masyarakat untuk berubah dan bertindak secara efektif dalam menghadapi perubahan.

Bagi saya pribadi pendidikan sangatlah penting bagi keluarga. Saya pun mendorong anak-anak untuk belajar apa yang mereka sukai. Jika menemui kesulitan di tengah jalan itu adalah tantangan dan latihan untuk mencari solusi. Apakah yang mereka pelajari nantinya akan menjadi jalan mencari rezeki atau tidak itu tidak masalah bagi saya. Rezeki sudah ada yang mengatur. Jikalau dalam hidupnya mereka mau menempuh studi lanjutan, saya akan mendukung sekali, apalagi jika ilmu yang mereka miliki bisa ditularkan dan memiliki manfaat bagi orang lain seperti Ibu Amanda.  

Mengkomunikasikan pikiran dengan kata

Memoar Pegiat Harmoni Bumi


Komunikasi adalah cara manusia untuk menyampaikan informasi, ide dan berbagai pesan baik secara verbal maupun non verbal. Manusia menyampaikan pikirannya kepada orang lain saat ini melalui berbagai media. Begitu pula manusia berperan dalam mencintai bumi dan lingkungan.

Berbagai media tumbuh secara pesat. Bermacam platform bisa difungsikan untuk bergerak memberikan edukasi karena teknologi informasi yang berkembang begitu dahsyatnya. Tinggal memilih segmen mana yang akan menjadi sasaran dari informasi yang akan disampaikan.

Dalam Bab 7 Ibu Amanda membahas tentang bagaimana semua pihak bisa turut serta melakukan campaign tentang bumi dan lingkungan hidup secara masif lewat media sosial maupun aplikasi. Melalui twitter, instagram, facebook, tiktok, threads dan media sosial lain memungkinkan melakukan penyebaran informasi secara cepat dan luas. Sementara itu jika ingin memberikan informasi yang lebih mendalam bisa menggunakan blog maupun youtube. Webinar dan podcast dapat mencakup dunia dan memberikan materi yang lebih kompleks. Film dokumenter atau fiksi science bisa menjadi media bagi penonton global yang ingin menikmati informasi secara audio visual.

Buku bergambar, buku cerita, atau komik bisa menjadi media pembelajaran bagi anak-anak untuk mengenalkan alam, lingkungan dan bagaimana cara mencintainya. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan bahan-bahan alam yang bisa didaur ulang pun menjadi langkah nyata edukasi bagi anak-anak dalam menyelaraskan bumi dan isinya.

Semua orang bisa berperan. Semua orang bisa terlibat bahkan gen alpha sekalipun. Meskipun butuh effort yang lebih di masa ini. Namun hal ini tetap memungkinkan bagi semua orang bertutur dengan pengetahuan yang dimiliki untuk perubahan.

Sebuah perubahan tidak ada yang instan. Siapapun bisa melakukan hal itu.

Lembar demi lembar buku ini menyadarkan saya bahwa bumi ini begitu kaya akan sumber daya. Semesta ini menyediakan semua yang dibutuhkan dengan beragamnya materi yang ada di dalamnya. Tempat tinggal kita, tanah yang kita pijak dan langit yang menjadi payung bagi kita penghuni bumi.

Menjaga bumi, menyelaraskan harmoni, sudah semestinya menjadi tugas kita sebagai penghuninya. Memulai langkah kecil, dari diri kita. Membiasakan diri untuk tak menyakiti bumi, menularkan pengetahuan yang kita miliki dan memberikan teladan pada anak cucu kita bagaimana seharusnya kita mencintai ciptaan Tuhan yang telah renta dan rusak oleh penghuninya sendiri.





Sabtu, 02 November 2024

Muhammad Nazri Syahputra : Sarjana Matematika yang Memilih Jalan Menjadi Petani Hidroponik di Sumatera Utara
Petani Hidroponik Sumatra Utara
cr: radioidola.com


Laki-laki muda itu menangkup kedua belah tangan ke wajahnya. Ia menyadari bahwa tak mungkin mempertahankan apa yang telah ia perjuangkan sejak lama untuk tetap berdiri. Tenaga, pikiran, tak terkecuali uangnya pun telah ia pertaruhkan mati-matian. Namun yang sudah ia pertaruhkan ternyata tak cukup untuk membuat hal itu menjadi sesuatu yang bisa ia banggakan. Ternyata yang ia rintis dengan keringat yang menetes deras cukup untuk pembelajaran.

Kepalanya penuh dengan tanda tanya. Dadanya pun pepat dengan kekecewaan. Ia merasa perlu mengambil jeda. Supaya ia bisa berpikir jernih untuk mengambil langkah. Untuk sebuah tempat yang bernama masa depan. Meski ia belum bisa membayangkan apalagi menemukan. Seperti apa bentuk masa depan yang akan menjadi pilihannya.

Setelah ia merasa cukup dengan kekecewaan karena kegagalan usaha yang ia rintis sejak lama. Ia menyadari bahwa tangannya tak cukup dingin saat mengelola travel dan wisata. Ia perlu waktu untuk sendiri. Laki-laki itu pun menata ranselnya. Dan seperti biasa ia berpetualang seperti backpacker lainnya.

Muhammad Nazri Syahputra namanya. Lulusan Pendidikan Matematika Universitas Sumatera Utara tahun 2011 ini memilih Pulau Jawa sebagai tujuannya. Diakui atau tidak, Pulau Jawa merupakan sentral dari perkembangan Indonesia. Berbagai tren pun muncul berasal dari Pulau Jawa.

Hobi backpackernya telah mengantarnya menuju cerita hidup yang tak pernah ia sangka. Pertemuannya dengan seseorang bernama Bambang Mustari Sadino membuat jalan hidupnya berbelok arah. Setelah beberapa kali menginjakkan kaki di beberapa kota. Pada akhirnya tangan Tuhan pun menuntunnya menginjakkan kaki di kota hujan untuk belajar sesuatu yang jauh dari pikirannya.

Emas Hijau di Tanah Jawa

Pertanian Hidroponik. Bagi seorang Nazri pertanian sungguh jauh dari jangkauan pemikirannya. Kecintaannya pada hobi backpacker membuatnya mencoba jatuh bangun dengan usaha travel dan wisata. Ia pun pernah bekerja menjadi trainee provider. Namun karena rasa keingintahuan yang begitu besar. Saat Bob Sadino, lelaki yang ia temui dalam sebuah acara merekomendasikan sebuah tempat untuk belajar pertanian di Bogor. Tanpa ragu Nazri pun mempelajari pertanian khususnya hidroponik.

Ia pun belajar bagaimana memilih tanaman yang cocok dibudidayakan tanpa tanah. Cukup dengan nutrisi dan mineral serta media air yang bisa membuat sebuah area pertanian ini bisa menggunakan sedikit air dibandingkan dengan pertanian konvensional. Membandingkan sistem hidroponik yang paling tepat dan mudah diaplikasikan misalnya sepanjang akar tanaman dialiri nutrisi dalam lapisan tipis, atau akar tanaman digantung di udara lantas disemprot dengan larutan nutrisi.

Ia jadi tahu bahwa dengan pertanian hidroponik bakal meminimalisir adanya hama dan penyakit yang timbul karena kondisi tanahnya. Pemeliharaan yang tepat seperti pemeriksaan pH secara berkala, kelembaban, kadar nutrisi serta memastikan tanaman hidroponik jika ingin sehat harus mendapatkan cahaya yang cukup.

Dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 ia memiliki pengalaman bagaimana petani hidroponik bisa meningkatkan produk pertanian dengan hasil terbaik dan waktu yang efisien. Saat dirasa cukup, ia pun kembali ke tanah kelahirannya. Lelaki asal Deli Serdang ini pun membawa ilmu baru yang ia rasakan akan memberikan banyak manfaat bagi orang-orang yang mau belajar bersamanya.

Memulai Menggali Emas Hijau di Tanah Kelahiran

Satu Indonesia Award

Saat kembali ke Sumatera Utara, ia melihat kondisi di sekitar Tanah Karo sedang porak poranda karena letusan Gunung Sinabung. Tanah masih penuh dengan pasir dan abu vulkanik. Tentunya hal ini meresahkan bagi para petani di Tanah Karo karena harus menunggu beberapa lama untuk memulihkan tanah setelah adanya letusan. Sementara itu ekonomi harus tetap berjalan.

Nazri mengumpulkan teman-temannya. Ia mencari orang-orang yang memiliki kesamaan frekuensi untuk membuat lembaga kecil sebagai relawan. Niat awalnya untuk coba-coba dulu, mengaplikasikan ilmu yang ia dapat selama berada di Bogor. Mereka pun menyebut diri mereka relawan karena mereka belum terpikir membuat sesuatu untuk bisnis.

Pemulihan korban gunung meletus membutuhkan waktu yang tak sebentar. Dimulai oleh trauma healing serta yang paling penting adalah pemulihan ekonomi sebagai tonggak berkehidupan. Nazri dan teman-teman pun ikut serta menjadi tim trauma healing juga di luar niat awalnya hendak memperkenalkan pertanian hidroponik bagi masyarakat korban letusan Gunung Sinabung. Ternyata masyarakat di sana pun menerima Nazri dan relawan lain dengan sangat baik. Respon masyarakat terhadap pertanian hidroponik mendapat antusiasme yang sangat bagus.

Respon yang bagus ini membuat Nazri pun semakin semangat untuk mengembangkan pertanian hidroponik di Sumatera Utara. Salah satu hal yang membuatnya memiliki tekad kuat adalah obrolannya dengan masyarakat di Tanah Karo saat pendampingan. Saat ditanya anak-anak mereka berada di mana, jawaban dari banyak masyarakat di sana adalah anak-anak mereka berada di luar negeri untuk menuntut ilmu. Itu artinya pertanian bisa menjadi lumbung pendapatan yang nggak bisa dianggap main-main. Biaya untuk menyekolahkan anak-anak di luar negeri tidaklah sedikit. Namun mereka yang notabene orang-orang yang hidup di perkampungan dan mengandalkan pertanian sebagai sumber penghasilan bisa kok membiayai anak-anak bersekolah di luar negeri. Itu artinya pertanian memiliki potensi yang sangat besar jika dikembangkan dengan sungguh-sungguh.

Niat Nazri pun kian menguat. Ia berjanji pada dirinya sendiri. Ia akan mengembangkan pertanian di tanah kelahirannya ini sampai ia menutup mata kelak. Setelah pendampingan, tahun 2016 – 2017 ia membentuk Komunitas Hidroponik Sumatra Utara untuk mewadahi para peminat pertanian hidroponik. Komunitas ini terbentuk untuk membantu pemasaran dari pemberdayaan masyarakat korban letusan Gunung Sinabung.

Semakin lama masyarakat pun makin melek pertanian hidroponik. Banyak orang yang ingin belajar dengan pertanian yang tak harus mengandalkan tanah sebagai medianya. Tak hanya kaum tua yang sebelumnya sudah paham akan pertanian. Namun para kaum muda yang ingin tahu pun semakin banyak.

Mendirikan Komunitas Hidroponik Sumatera Utara dan CV. Hidro Sinergi Utama

Optimisme yang terbangun saat pendampingan masyarakat korban letusan Gunung Sinabung ini pun semakin nyata. Banyak permintaan dari masyarakat yang datang untuk membuat pelatihan-pelatihan di seluruh penjuru Sumatera Utara. Melihat peluang bisnis yang makin besar Nazri pun mendirikan CV. Hidro Sinergi Utama sebagai payung bisnisnya.

Petani Muda
cr : media sosial Nazri Syahputra dan Hidro Sinergi Utama 

CV. Hidro Sinergi Utama didirikan oleh Nazri tidak hanya berfokus pada pengembangan bisnis pribadi. Sebuah perusahaan ketahanan mandiri yang diinginkan menjadi holding company. Ada beberapa produk yang dikembangkan oleh CV Hidro Sinergi Utama. Produk tersebut di antaranya adalah
  • Sehat Hidroponik yang merupakan produk-produk segar dari sayuran dan buah-buahan.
  • Paket peralatan dan perlengkapan pertanian hidroponik
  • Paket Pelatihan reguler
  • Pembuatan kebun hidroponik dan jasa konsultan bisnis hidroponik
  • Produk-produk olahan sayuran yang ditanam sendiri di Perkebunan pribadi.
Perusahaan ini pun masih secara rutin melakukan pelatihan-pelatihan setiap bulannya. Nazri tak ingin berkembang sendirian. Ia masih turun tangan untuk memberikan pelatihan-pelatihan ke berbagai kota di penjuru Sumatera Utara. Ada 200 petani-petani binaan yang menjadi rekanan bisnisnya untuk memasok sayur dan buah-buahan ke 30 kabupaten dan kota di penjuru Sumatera Utara. 200 petani ini tidak membudidayakan tanaman yang sama. Mereka menanam sesuai dengan permintaan CV. Hidro Sinergi Utama sebagai pemasar utama produk-produk hidroponik. 

Hidro Sinergi Utama
Media sosial dan channel youtube Nazri Syahputra dan CV Hidro Sinergi Utama

Hal ini membuat produk tidak over kapasitasnya. Tidak bakalan ada yang terbuang karena semua sudah sesuai dengan permintaan pasar. Pemasaran CV. Hidro Sinergi Utama terbagi menjadi dua yaitu pemasaran langsung dan tidak langsung. Pemasaran langsung meliputi konsumen langsung, restoran dan hotel. Sementara itu pemasaran tidak langsung ke distributor meliputi supermarket dan pasar tradisional.

Sampai saat ini bisnisnya makin berkembang. Ia pun mengembangkan bisnis hidroponiknya menjadi agrowisata dimana wisatawan yang datang bisa belajar dan praktek menanam tanaman hidroponik sekaligus mengolahnya. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap makanan sehat dan terjangkau oleh siapapun.

Nazri memiliki mimpi besar. Dalam roadmap bisnisnya ia memiliki target bagaimana CV Hidro Sinergi Utama menjadi holding company bagi 1000 UMKM sehingga menyerap tenaga kerja yang cukup besar terutama untuk kaum muda yang mau bertumbuh bersama. Ia ingin anak muda di Sumatera Utara memiliki jiwa bisnis yang kuat untuk membangun pertanian yang jauh lebih besar dari hari ini. Jangkauan jangka panjangnya produk-produk pertanian dari Sumatera Utara khususnya pertanian hidroponik bisa memiliki jaringan yang kuat di seluruh Indonesia.

Kegigihannya pun membawa hasil. Ia mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Award 2023. Acara ini diadakan oleh PT. Astra International Tbk. Satu Indonesia Award merupakan wujud apreasiasi Astra untuk para generasi muda baik individu maupun kelompok yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya dalam bidang Kesehatan, Pendidikan, lingkungan, kewirausahaan dan teknologi serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut. Tentu saja hal itu sangat ia syukuri. Mengetahui ia mendapatkan penghargaan tersebut ia pun membagikan berita bahagia tersebut ke berbagai pihak supaya siapapun yang menjadi stake holdernya selalu menjaga nyala api semangat untuk tetap gigih membangun pertanian di Sumatera Utara.

Bisnis pertanian ini adalah bisnis yang memiliki rantai kehidupan yang panjang dan lama. Selama manusia hidup dan membutuhkan makanan sehat maka bisnis pertanian akan tetap terus berjalan, tak ada matinya. Harapannya anak-anak muda tak meninggalkan sektor pertanian. Saat ini mayoritas pertanian dipegang oleh masyarakat usia 40 tahun ke atas. Tugasnya sebagai petani muda menyampaikan pemikiran dan berbagai gagasan dalam sektor pertanian untuk menjaga pertanian supaya terus berkembang. Sektor pangan akan menopang pangan di seluruh negeri. Siapa lagi yang akan berrgerak untuk ketahanan pangan masyarakat kalau bukan generasi muda saat ini.

Saat ia ditanya apa yang membuat Nazri jatuh cinta pada dunia pertanian. Ia merasa ada nilai yang tak dimiliki oleh bisnis lain. Ia mengibaratkan saat menanam satu benih maka ia telah menanam satu kebaikan. Benih yang ditanam tentunya dirawat sepenuh hati hingga masa panen tiba. Sayur dan buah-buahan yang berkualitas jika dikonsumsi oleh manusia maka manusiapun akan mendapatkan manfaat dari apa yang masuk ke dalam tubuh mereka yaitu kesehatan. Sebuah kebaikan yang akan menjadi mata rantai untuk kebaikan yang lain.

Semoga kebaikan-kebaikan yang engkau semai memberikan banyak kebaikan baik di dunia maupun di akhirat ya, Nazri. Semangat berkarya, anak muda!

Referensi :

Podcast Muhammad Nazri Syahputra di Radio Idola Semarang

Channel Youtube CV Hidro Sinergi Utama (@hidrosinergiutama5124)

Channel Youtube Nazri Syahputra (@nazrisyahputra3116)

Media Sosial Muhammad Nazri Syahputra (Instagram: @nazri_hidrosinergiutama

Media Sosial Hidro Sinergi Utama (Instagram : @jualhidroponikmurah)

Diana Sari (2022) Abstrak Skripsi dengan judul “ Analisis Usaha Tani dan Pemasaran Sayuran Hidroponik (Studi Kasus : CV Hidro Sinergi Utama, Pasar 1 Tembung, Tambah Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

Mhd. Ariangga dan Priandani P (2020) Laporan Praktek Kerja Lapangan CV Hidro Sinergi Utama, Mengenal Tanaman Hidroponik, Teknik Budi Daya, Pembuatan Instalasi serta Pemasarannya di CV Hidro Sinergi Utama