Di masa remaja, saya pernah berangan-angan. Bagaimana ya rasanya bisa belajar menulis cerpen dengan baik seperti yang biasa saya baca di majalah remaja? Saya sudah cukup bosan dengan pelajaran yang itu-itu aja. Setiap kali bosan dengan pelajaran apapun, saya tinggal membuka bagian belakang buku tulis saya dan sibuk sendiri membuat sebuah tulisan. Apa aja. Entah hanya cerpen beberapa paragraf atau penggalan puisi.
Saya selalu menunggu setiap pelajaran Bahasa Indonesia. Itu saatnya bersenang-senang. Apalagi jika ada tugas yang kadang membuat teman lain mengeluh. Padahal bagi saya, itu saatnya saya bersorak. Membuat esai, menulis puisi, bahkan membaca puisi menjadi saat yang paling menggairahkan. Bagaimana tidak, di pelajaran tersebut saya terbiasa dengan nilai-nilai tertinggi. Karena pelajaran itulah yang membuat saya menjadi juara II baca puisi tingkat kabupaten saat berada di sekolah menengah pertama.
Namun itu semua tak membuat saya cukup puas. Saya ingin seperti Donatus A Nugroho, Gola Gong, Nurhayati Pujiastuti, Inun' NA, Jun Kuncoro, Zara Zettira, atau Gustin Suradji yang cerpennya selalu muncul di majalah remaja saat itu. Dimanakah mereka belajar ya? Punya guru privat nggak ya, supaya tulisan mereka mampu mengayun-ayun perasaan pembaca?