November 2016 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Jumat, 25 November 2016

Catatan ringan di Hari Guru
Assalamualaikum Temans,
Jika saya seorang pendidik di sebuah lembaga pendidikan, bisa jadi hari ini saya meneteskan air mata. Bukan menyuarakan kesedihan, namun  kebahagiaan yang meruah di hati saya. Hari ini saya menyaksikan betapa seorang pendidik menjadi seseorang yang sangat penting dalam kehidupan siswa siswinya.

Di kelas si Adek, balon warna warni terhias di sekitar papan tulis. Ada ucapan Selamat Hari Guru di sana. Tulisan sederhana, namun mewakili perasaan anak-anak yang tersenyum ceria melihat Bu Gurunya tersenyum dan meminta anak-anak untuk foto bersama.
Melewati parkiran, sekelompok anak-anak sedang mengajak teman-temannya untuk menghias kelas.

Selasa, 22 November 2016

Memantaskan diri di #UsiaCantik
“Kenapa sih Bunda suka banget kalau dibilang orang kelihatan muda?” tanya Kakak tempo hari ketika kami akan hang out berdua.
“Iyalah, namanya perempuan juga selalu seneng dibilang awet muda,” jawab saya sambil berdandan di depan kaca.
 “Nggak terima kalau kenyataannya udah punya uban?”

Aduh ... sulung saya ini kalau bicara suka nusuk banget. Buat saya mungkin memang karakternya yang straight to the point  menjadi penyeimbang dari si Adek yang pintar bikin saya meleleh karena pilihan kata-katanya yang manis.

Percakapan yang cukup membuat saya sejenak berhenti dari memoles bedak di wajah. Membuat saya pun berkaca dan mengamini kata-kata Kakak bahwa uban mulai terlihat di sela-sela mahkota saya.
Bagi sebagian orang, angka 40 yang tersemat dalam usia menjadikan mereka menganggap bahwa bukan lagi masanya untuk mengejar hal-hal yang bersifat duniawi. Tak lagi mengejar apa yang menjadi keinginan. Menep, kalau istilah orang jawa. Nah, ternyata, saya pun mengalami hal yang sama saat usia saya berada di akhir kepala tiga.

Minggu, 20 November 2016

Tak ada sekolah menjadi orang tua
Assalamualaikum Temans,
Setelah beberapa kali saya menulis artikel tentang relationship saya dengan anak-anak, ada beberapa teman yang kemudian japri. Ada yang bertanya bagaimana saya bisa dekat dengan anak-anak,  bertanya tips mendekati anak remaja, bahkan ada juga yang kemudian curhat.

Sebenarnya, hubungan kami juga nggak sempurna seperti yang dibayangkan oleh beberapa teman yang japri. Saya mengalami masa-masa sulit mendekati anak-anak, terutama si Kakak. Saya juga sempat kok ‘roadshow’ ke beberapa teman yang berprofesi sebagai psikolog karena ketidakmampuan saya menangani masalah.  Saya seperti ibu-ibu yang lain juga kok, pernah punya perasaan tak berdaya atau merasa bukan ibu yang baik untuk anak-anak.

Rabu, 16 November 2016

Pertanyaan Kakak: Kok temenku pacaran sih?
Assalamualaikum Temans ...
Ada kalanya saya mengajak Kakak atau Adik ngobrol hanya berdua. Kadang makan di luar kalau salah satu dari mereka ada kegiatan di sekolah, atau sekedar ngobrol di tempat tidur. Kadang yang diobrolin sama seperti yang diceritakan di meja makan. Namun kadang memang rahasia yang hanya ingin mereka bagi pada saya.

Saya lebih banyak datang ke kamar kakak jika si Adek sudah tidur. Intuisi sebagai ibu lebih banyak berbicara siapa yang sedang lebih banyak membutuhkan telinga saya. Kegelisahan yang tampak lewat tatapan mata atau gestur tubuh yang lain saat pulang sekolah akan memberi saya sinyal ke kamar siapa malam itu saya akan bertandang.

Seperti tempo hari, saat Si Kakak yang biasanya terlihat riang saat pulang sekolah namun terlihat lebih pendiam dari biasanya. Ia meraih ponsel dan headset nya. Memasang earphone ke telinganya,  kemudian duduk sambil melipat tangannya. Tidak tampak seperti biasa yang mengangguk-anggukkan kepala atau ikut bersenandung menikmati musik yang ia dengarkan.

Sabtu, 05 November 2016

Buka di Jogjakarta : The Harvest Patissier & Chocolatier

Waktu salah satu teman blogger menawari untuk ikut acara pembukaan The Harvest Patissier & Chocolatier, tanpa pikir panjang saya langsung mengiyakan tawaran itu. Secara saya cuma sering denger namanya doang, belum pernah sekalipun ngerasain produknya. Semangat banget saya hari itu. Saya bela-belain berangkat dari rumah kehujanan membelah jalanan provinsi demi memuaskan rasa penasaran saya.

Sampai di Jalan C. Simanjuntak no 5 Yogyakarta, parkir motor sudah mulai penuh. Kalau temans penasaran letaknya di sebelah mana, susuri aja jalan C. Simanjuntak. Pas pojok dekat lampu merah. Nggak usah nengok ke kiri, cukup mata fokus ke kanan jalan.

Jumat, 04 November 2016

Madu Grow N Health: suplemen anak sahabat para ibu
Punya anak dua di rumah itu menurut saya sudah meriah. Lebih sering berantemnya daripada akurnya. Tetapi kalau sudah akur udah kayak pacaran, nggak bisa dipisahin sebentar aja. Kemauan dan keinginan Kakak dan Adek lebih sering bertolak belakang. Kalau pas liburan si Kakak pengen ke pegunungan, si Adek pengen gegulingan di pantai. Si Kakak hobi ngadem di rumah, si Adek hobi ngider silaturahmi ke teman-temannya sampai Si Bunda kudu nyariin kemana-mana. Belum lagi masalah berkuliner. Si Kakak suka banget makanan berkuah. Sementara si Adek memilih gegaringan. Jadinya kalau lagi jalan, milih tempat makan yang mengakomodasi dua pilihan Kakak dan Adek.

Nah ... repotnya kalau lagi sakit. Si Adek anak yang mudah nelan obat. Mau obat yang bentuknya kapsul pun dia bisa dan santai aja. Sementara si Kakak, yang bentuk sirup aja dia susah masuk. Jadinya repot sangat kalau si Kakak sakit.

Untungnya, Kakak nggak alergi sama obat-obatan herbal. Dari dia usia balita, kalau lagi bapil dia minum perasan kencur dicampur madu. Madu seberapapun sama si Kakak dihajar aja. Kadang nggak usah disuruh pun si Kakak udah nyemilin madu kalau lagi berasa nggak enak badan.