Juli 2017 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Selasa, 25 Juli 2017

Novel yang menginspirasi saya untuk menjaga komitmen



Pertengahan Ramadhan lalu, saya menangisi seorang teman. Meski ia bukan termasuk teman terdekat dalam inner circle saya. Namun menjadikan saya tempatnya mencurahkan hati buat saya ini sebuah kehormatan.

Ia sedang banyak belajar tentang hal yang berkaitan dengan agama. Berdialog dengan Tuhan Yang Maha Esa menjadikannya sebuah harapan untuk mengharap seluruh ridho-Nya. Ekspektasinya besar untuk bisa berserah dengan segala kesulitannya. Salah satunya adalah menjaga hati.

Kamis, 20 Juli 2017

Lima keluarga yang ingin saya ajak traveling


Assalamualaikum temans,

Alhamdulillah, sudah mulai sehat nih, meski gerak masih dibatasin seputar Muntilan aja, tapi kalau naik motor udah ga berasa pusing dan mual. Emang ya, namanya kesehatan tuh harus dijaga. Kalau enggak, kita mau kegiatan seringan apapun pasti membuat badan nggak fit.
Ngomong-ngomong tentang traveling yang tertunda, ada kabar baik nih dari suami. Bulan depan kemungkinan kantor suami mau ngadain family gathering. Meski masih seputaran Jawa Tengah mendekat ke ibu kota provinsi, setidaknya ngerasain nggak tidur di rumah ☺

Ngomongin tentang traveling, kebetulan nih, Mbak Dwi Septia dan Mbak Winda memberikan tema tentang siapa saja yang ingin diajak traveling. Dan ini nih, yang pengen banget saya ajakin. Mungkin suatu hari bisa tercapai ya? Aamiin.

Selasa, 18 Juli 2017

Ayam Panggang Saus Lemon So Good Pilihan Anak-Anak

Adek tuh suka banget sama olahan ayam kering. Padahal untuk sayuran dia suka banget masakan berkuah. Kata Adek, olahan ayam kering itu nggak terasa eneg. Kalau kuah dia merasa ada bau-bauan amis.

Tadi pagi, dia nggak komen ketika saya masakin ayam berkuah. Mungkin karena pagi, makanya dia nggak sempat untuk protes. Tadi pagi soalnya dia agak keburu. Biasalah, belum tune in untuk ritual sekolah karena masih dua hari efektif pembelajaran di sekolah. Namun sore hari, melihat masih ada ayam beku di kulkas, ia merengek minta dibuatin ayam tanpa kuah.


Saya memang memilih ayam potong So Good jika pagi hari nggak sempat ke pasar. Khawatir aja, kalau saya beli dipasar setelah jam sembilan pagi. Dari seorang teman yang memiliki peternakan ayam pernah  bercerita biasanya peternakan memotong ayam sekitar jam 2 sampai jam 3 dini hari. Sementara ayam yang telah dipotong dalam suhu ruang selama empat jam akan mulai membusuk. Untuk menjaga kesegarannya itulah maka ayam harus segera dibekukan sempurna dalam waktu yang cepat. Jadi khawatir kan dengan kesegaran ayam jika ke pasar sudah kesiangan?
Dua Resep Ayam So Good Dari Luar Jawa


Assalamualaikum temans,

Liburan telah usai. Waktunya kembali ke rutinitas seperti biasa. Bangunin anak-anak lebih awal, ngomelin jika dua ABG saya leletnya minta ampun, juga turun ke dapur lebih awal. Iya dong, anak-anak masuk jam 06.30. Meski rumah deket sekolah, tapi kan yang namanya prepare anak-anak sekolah kadang bikin suara saya naik oktaf kalau leletnya kumat.

Nah, supaya saya nggak kerepotan nyiapin bekal untuk anak-anak sekolah, saya biasanya nyetok bahan makanan atau makanan siap saji bikinan sendiri. Daripada ntar kebingungan harus belanja di pagi hari. Pastinya makan waktu dan keburu-buru.

Kemarin pas saya diajak temen untuk mempersiapkan perhelatan organisasi keagamaan dimana saya berkecimpung, kok ya beliau ngajak mampir ke supermarket sebentar. Jadi keinget si Adek pengen banget dibikinin olahan ayam yang belum pernah dibuat.

Saya pun menuju ke area makanan beku. Nggak mau salah pilih, saya nyari dong yang sudah bersertifikat halal. Nggak mau gambling ah, urusan makanan yang masuk ke dalam tubuh keluarga saya. Tentunya pengen makanan yang berkah kan?

Selasa, 11 Juli 2017

Uri-cran, solusi mudah mengatasi anyang-anyangan

Assalamualaikum Temans,
Sepuluh tahun lalu, saya pernah terkena infeksi saluran kemih. Beuh ... Jangan ditanya rasanya. Yang dominan saya rasakan saat itu adalah rasa sakit di pinggang kiri sampai tembus ke depan dan keinginan untuk buang air kecil dan terus menerus. Sebenarnya saya termasuk orang yang bisa tahan terhadap rasa sakit. Namun saat itu saya sampai menangis, nggak kuat menahan rasa sakitnya.

Saat itu saya kira kena infeksi lambung. Saking sakitnya saya sampai nggak bisa bedain dominan sakit di pinggang atau di lambung. Rasanya nyiksa banget. Wakti itu saya coba untuk mengkonsunsi obat yang dijual bebas untuk infeksi lambung. Tentu saja hal itu tak menolong.

Barulah ketika saya ke dokter dan diperiksa semua gejalanya, dokter mendiagnosa bahwa saya terkena infeksi saluran kemih. Dengan penanganan yang tepat, alhamdulillah sembuh dan mencoba saran dokter untuk banyak minum air putih dan tidak menahan keinginan untuk BAK.

Minggu, 09 Juli 2017

Lima Hal Yang Berkesan Bagi Si Kakak Di Libur Lebaran Tahun Ini

credit : www.pixabay.com 


Ketika Mbak Muna si mom traveler dan Wuri si cenat cenut reporter ini memberi tema liburan yang paling berkesan, saya musti mikir keras karena setiap kami pergi ke suatu tempat kesannya sama, menyenangkan. Namun nggak wow banget. Kenapa? Karena jarang banget dapet waktu bisa liburan sampai berhari-hari. Pun seperti liburan idul fitri ataupun liburan akhir tahun. Selain itu saya dan anak-anak sering merasa kasihan dengan si ayah yang bekerja di luar kota, sehingga jika pulang kami memberi kesempatan untuk si ayah untuk beristirahat di rumah.

Rencananya, liburan kali ini kami sudah berencana untuk berwisata. Selain waktu libur yang panjang karena Idul Fitri berbarengan dengan liburan sekolah, kebetulan ponakan-ponakan dari seberang datang semua. Obrolan  tentang destinasi wisata pun sudah dirancang jauh-jauh hari.

Sayangnya, H-7 Idul Fitri saya positif kena tifoid. Saya pun harus bedrest 2 minggu. Rencana berwisata pun kami batalkan. Namun bagi si Kakak, liburan kali ini ia bisa mengambil hikmah. Ada kesan tersendiri di liburan yang mungkin saja nggak dia temuin di liburan-liburan lain. Ada lima hal yang membuat Si Kakak hepi-hepi saja meski batal piknik.

1. Baby Sitting

Kakak lebih sering momong Dik Attar. Karena Tantenya lumayan kerepotan ditambah lagi hamil muda, Interaksinya dengan Dik Attar pun makin sering. Apalagi Dik Attar nya emang ciwelable. Umur 15 bulan perbendaharaan katanya sudah banyak. Sesekali sudah bicara dua kata yang membuat Dik Attar bisa diajakin ngobrol secara sederhana. Udah gitu Dik Attarnya juga enggak rewelan. Jadinya seneng banget main sama Dik Attar.



2. Berkreasi dengan memasak

Karena saya harus banyak berbaring, mau nggak mau urusan dapur si Kakak yang handle ketika tante-tantenya belum mudik atau sudah ngikut arus balik. Meski kadang masih nanya melulu. Kalau enggak googling resep, si Kakak malahan bikin resep sendiri. Di kota kecil seperti Muntilan gini, kesulitan banget kalau mau nyari makanan yang dipengenin banget, misalnya pizza. Belum ada fasiilitas delivery order maupun go-food yang memudahkan. Kakak juga belum saya ijinkan belajar naik motor. Akhirnya berkreasi dengan bahan seadanya yang ada di kulkas. Contohnya, bikin pizza tahu. :D

pizza tahu :D


3. Lebih banyak ngobrol dengan simboknya

Bedrest berarti berbaring di tempat tidur. Saya nggak kemana-mana. Turun dari tempat tidur Cuma kalau urusan toilet dan ibadah. Makan pun kadang saya lakukan sambil berbaring. Sama sekali nggak pergi ke luar rumah. Jadinya si Kakak kalau pengen ngobrol gampang banget, tinggal masuk kamar ibunya, ikutan tiduran, ngobrol deh semau-maunya. Bisa sambil mijetin, atau sambil mainan ponsel. Jarang-jarang lho simboknya 24 jam available di rumah. :D

4. Silaturahminya nggak pake lama

Ketika saya mulai enakan, yang namanya lebaran mau nggak mau silaturahmi ke tetangga maupun saudara tetap harus dilakukan. Biasanya kalau ke tempat saudara apalagi ke adik-adiknya Mbah Uti ditahan lama-lama. Suka dicurhatin kayak Ibuk saya dulu. Nah, kondisi pemulihan ini jadi alasan supaya nggak lama-lama silaturahminya. Ternyata hal itu bikin si Kakak seneng. Biasanya bete banget nungguin. Apalagi daerah rumah adik-adik Mbah Uti kebanyakan fakir sinyal. Buat ABG seperti dia dan Adek hal itu bener-bener bikin mati gaya.

5. Nungguin simbok kopdar

Si Ayah, Kakak, dan Adek paham banget kalau saya ketemu temen, sakitnya kayak apapun bisa nahan. Ketawa ngakak sampai ngobrol sambil dlosoran bisa membuat saya kayak nggak ngerasain apa-apa meski nanti sampai rumah harus bener-bener posisi berbaring lagi.  Makanya ketika komunitas saya di Jogja mau kopdar di rumah salah satu anggota, mereka support saya untuk dateng. Seneng sekaligus trenyuh. Gimana nggak trenyuh ketika tiga cinta saya ini dengan sabar nungguin saya ngobrol dan ketawa dari jam 11.00 sampai jam 16.00?

credit: Titin Septiana R

Credit : Indah Novita Dewi


Lima hal itu yang berkesan buat Kakak di libur lebaran kali ini. Bagaimana dengan kalian?