Kesadaran gen Z terhadap kesehatan mental di media sosial membuat generasi sebelumnya pun mendapatkan dampak positif. Apalagi di masa pandemi mulai tahun 2020 efeknya luar biasa. Masyarakat yang tak bisa bebas keluar rumah harus berjuang lebih kuat lagi baik dari sisi ekonomi maupun kesehatan fisik dan mental.
Meski kesadaran tentang kesehatan mental sudah terbangun. Akan tetapi hal itu ternyata belum cukup memberikan kesadaran yang lebih dalam terhadap orang dengan gangguan jiwa. Begitu banyak stigma yang melekat bagi mereka yang memiliki gangguan jiwa. Bahkan sekadar datang ke psikolog saja sudah mendapatkan stigma negatif.
Stigma orang dengan gangguan jiwa dalam masyarakat masih menjadi persoalan sendiri. Pandangan negatif, labeling dan perlakuan diskriminatif acap kali didapatkan oleh orang yang dianggap gila atau tak waras. Padahal sebagian besar orang dengan gangguan jiwa dapat pulih dan berfungsi dengan normal saat mendapatkan pengobatan yang tepat. Mereka layak untuk bekerja, berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan bahkan menikah.
Hal ini terpikirkan oleh seorang perawat di RSUD Kebumen. Seorang laki-laki yang sangat paham bahwa ODGJ perlu mendapatkan pendampingan supaya bisa hidup lebih berdaya. Memberikan literasi dan edukasi. Dan yang terpenting memberikan wadah bagi mereka untuk berkarya. Dialah Arianto Setiadi.
Arianto Setiadi dan Kopigawa
Keresahan dan keprihatinan Arianto Setiadi terhadap stigma yang masih berkembang di masyarakat terhadap ODGJ membuatnya bergerak. Dengan beberapa rekan-rekannya ia mendirikan Komunitas Peduli Gangguan Jiwa atau lebih dikenal sebagai KOPIGAWA. Sebuah komunitas yang didirikan di RSUD Prembun Kebumen pada 6 April 2021.
Komunitas ini didirikan atas bentuk kepedulian terhadap orang dengan gangguan jiwa. Tujuan didirikannya komunitas ini adalah memberdayakan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) melalui kegiatan produktif dan pendekatan humanis.
Latar belakang dibentuknya KOPIGAWA adalah tingginya angka kasus ODGJ di Kebumen yang mencapai sekitar 8.000 kasus. Kebumen pun menjadi daerah dengan kasus pasung terbanyak di Indonesia. Selain itu, stigma negatif, ketakutan, dan persepsi keliru masyarakat terhadap gangguan jiwa menjadi fokus utama komunitas ini dalam memberikan literasi dan edukasi.
Arianto Setiadi bersama KOPIGAWA berkomitmen untuk memulihkan martabat ODGJ melalui pemberdayaan, rehabilitasi, edukasi masyarakat, serta pendampingan agar ODGJ dapat kembali hidup mandiri.
Program Kerja dan Pemberdayaan ODGJ
Arianto dan tim relawan di Kopigawa ini tak hanya sekadar memberikan literasi dan edukasi. Namun mereka juga memiliki program kerja dalam pemberdayaan ODGJ. Program-program ini meliputi :
1. Pendampingan Pasca Rawat Inap di Rumah Sakit
Program ini fokus pada pendampingan dan rehabilitasi ODGJ. Setelah mereka menyelesaikan masa perawatan di rumah sakit mereka didampingi untuk kembali beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
- Menyusun rencana aksi pendampingan dan integrasi sosial bagi ODGJ.
- Membentuk tim pendamping yang terlatih dan mempunyai jadwal kunjungan teratur ke rumah ODGJ.
- Melakukan monitoring dan evaluasi kondisi kesehatan dan sosial ODGJ secara berkala.
- Mengadakan pertemuan rutin antara pendamping, keluarga, dan tenaga kesehatan untuk koordinasi.
2. Penyesuaian Keahlian ODGJ
Tak hanya melakukan pendampungan untuk bersosialisasi di masyarakat. Arianto dan Kopigawa membekali ODGJ dengan keterampilan tangan dan keahlian lain agar mereka mampu untuk produktif. Arianto dan Tim Kopigawa akan membantu memasarkan baik dari online maupun offline. Hasil penjualan yang didapatkan akan dikembalikan kepada ODGJ sebagai penghasilan mandiri.
Implementasi dari program ini adalah :
- Mengidentifikasi potensi dan minat keterampilan ODGJ melalui asesmen awal.
- Menyediakan pelatihan dan pembekalan keterampilan praktis sesuai potensi tersebut.
- Memfasilitasi sarana produksi kegiatan usaha mandiri (kerajinan, pertanian, dan kegiatan lainnya.
- Membuka akses pemasaran hasil karya dan hasil yang didapatkan akan kembali kepada ODGJ.
3. Pendampingan berkelanjutan dari KOPIGAWA
Dengan dukungan komunitas dari Kopigawa ini ODGJ akan mendapatkan pendampingan berkelanjutan. Hal ini diberikan untuk mendukung ODGJ supaya tetap kooperatif dan mampu hidup mandiri. Selain itu diharapkan mereka menjalani kehidupan sosial yang jauh lebih baik. Upaya yang dilakukan untuk program tersebut adalah :
- Membagi tugas dan membentuk kelompok pendamping yang fokus pada aspek psikososial dan produktivitas.
- Membangun komunikasi aktif dan dukungan psikologis untuk ODGJ.
- Menyelenggarakan workshop dan edukasi bagi pendamping dan keluarga ODGJ.
- Membuat data dan dokumentasi perkembangan individu ODGJ sebagai bahan evaluasi.
4. Kemandirian di Masyarakat
KOPIGAWA mendorong pemberdayaan ODGJ melalui berbagai kegiatan kreatif dan kewirausahaan. Hal ini menjadikan mereka mampu hidup mandiri dan menghilangkan stigma negatif di masyarakat. Edukasi pada masyarakat terus dilakukan. Hal ini dikarenakan supaya masyarakat mengerti pentingnya perawatan manusiawi dan untuk mengurangi angka pasung.
Strategi pelaksanaan dari program ini adalah :
- Menyusun program kewirausahaan yang melibatkan ODGJ dalam kegiatan ekonomi produktif.
- Mengadakan sosialiasi edukasi untuk masyarakat dalam menghilangkan stigma dan pasung.
- Membangun jejaring kemitraan dengan lembaga sosial dan pasar lokal.
5. Penyediaan layanan antar jemput ODGJ secara gratis
Untuk penyediaan layanan ini Arianto dan tim Kopigawa telah mengusahakannya dalam bentuk :
- Menyediakan kendaraan khusus untuk antar jemput ODGJ ke fasilitas layanan kesehatan atau kegiatan rehabilitasi secara gratis kepada pengguna.
- Membuat jadwal antar jemput secara berkala dan disesuaikan dengan kebutuhan ODGJ. Hal ini dilakukan supaya akses ke layanan kesehatan dan kegiatan pemberdayaan tidak terkendala karena faktor transportasi.
- Relawan atau anggota komunitas bertindak sebagai pengemudi dan pendamping dalam proses antar jemput dan memastikan keamanan serta kenyamanan ODGJ selama perjalanan.
- Memberikan edukasi pada keluarga dan masyarakat tentang layanan antar jemput ini. Dukungan maksimal saat mengikuti program pemulihan dan kemandirian akan membuat ODGJ semakin baik kondisinya.
Sumber dana untuk biaya operasional dan kegiatan
Meski ini sebuah kegiatan nirlaba, tak bisa dipungkiri kegiatan ini memerlukan biaya yang tak sedikit. Untuk itu Arianto dan tim relawan pun mengusahakan untuk mendapatkan biaya operasional, pelaksanaan program, layanan pendampingan serta pembelian bahan baku untuk produksi dari pihak lain supaya tak membebani pasien dan keluarga. Beberapa sumber dana yang digunakan untuk kegiatan ini berasal dari donasi dermawan, yayasan atau lembaga sosial lain yang concern terhadap pemulihan ODGJ. Bantuan dari pemerintah setempat dalam bentuk hibah atau program pendanaan khusus sangat membantu kegitan. Tak lupa juga hasil dari penjualan produk dan kerajinan tangan juga memiliki kontribusi dalam program pemberdayaan ini.
Apresiasi dan inspirasi
Kerja keras tak kenal lelah membuahkan hasil yang manis. Apa yang dilakukan membawa Arianto Setiadi sebagai finalis Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 di bidang kesehatan. Penghargaan ini membuktikan kontribusi dan dedikasi Arianto terhadap layanan dan perbaikan kondisi mental para ODGJ. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang positif. Pemberdayaan dan kemandirian yang diwujudkan dalam berbagai program pendampingan diharapkan menjadi sebuah program yang berkelanjutan. Ini bisa menjadi percontohan bagi tempat lain untuk literasi, edukasi, pendampingan dan pemberdayaan demi kemandirian orang dengan gangguan jiwa.
Pendekatan yang humanis menjadikan Arianto dan Kopigawa mudah diterima oleh keluarga maupun ODGJ sendiri. Arianto Setiadi merupakan contoh relawan kesehatan jiwa yang berjuang keras mengubah paradigma masyarakat tentang gangguan jiwa. Ia memberikan ruang aman bagi penyintas untuk hidup mandiri dan bermartabat.
Apa yang ia lakukan tentunya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Untuk tak memandang sebelah mata bagi mereka yang memiliki gangguan kejiwaan. Bagaimanapun juga mereka manusia. Yang ingin memiliki tempat di hati manusia lain dan masyarakat. #SatukanGerakTerusBerdampak #KitaSATUIndonesia
Tidak ada komentar:
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar ya? Terima kasih