Seberapa penting meminta maaf? - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Jumat, 17 Februari 2023

Seberapa penting meminta maaf?

perlunya minta maaf


Assalamualaikum temans,

Setiap manusia pasti melakukan kesalahan. Sayangnya sedikit dari orang yang melakukan itu dengan mudah memohon maaf dan memperbaiki diri. Kecenderungan sebagian orang ketika melakukan kesalahan malah membuat alasan pembenar supaya orang lain memahami mengapa ia melakukan itu alih alih meminta maaf dengan tulus. Padahal jika mereka tahu. Betapa sakitnya merasakan luka yang ditorehkan. Bisa jadi hanya dengan kata maaf luka itu bisa terasa lebih ringan.

Orang tak mau minta maaf karena mereka tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi orang yang dilukai. Menurutnya ya biasa saja. Ada juga tipe orang yang gengsi setengah mati. Ia merasa jika meminta maaf akan mengancam citra dirinya. Ada pula yang mempercayai bahwa minta maaf itu tak ada gunanya. Bagi sebagian orang minta maaf dianggap meng-highlight kesalahannya sendiri. Makanya orang lebih suka nyalahin dibanding meminta maaf.

Permintaan maaf itu tak mudah. Harus punya kesiapan mental untuk mengakui kesalahan saat melakukan proses tersebut. Adanya konsekuensi yang akan dihadapi membuat manusia pun berpikir ulang sebelum mengambil keputusan untuk meminta maaf atau tidak.

Pentingkah minta maaf itu?


Tentu saja. Permintaan maaf adalah sebuah cara mengakui kesalahan yang pernah dilakukan. Permintaan maaf itu akan meredakan konflik dan mempercepat proses rekonsiliasi di luar perasaan lega saat hal itu dilakukan. Tujuan dari minta maaf sendiri adalah memperbaiki hubungan. Kedua belah pihak sangat berperan dalam proses interpersonal ini. Jika salah satu pihak masih menyimpan dendam rekonsiliasi belum tentu dapat terwujud.

Minta maaf itu membebaskan dari ikatan negatif terhadap pelanggaran perilaku terhadap orang lain. Jika suatu saat seseorang yang dilukai sudah memaafkan itu artinya orang itu sudah melepaskan perasaan buruk terhadap kesalahan yang sudah diperbuat oleh orang yang melukainya.

Bagaimana jika tidak meminta maaf dengan cara yang baik dan benar?


Tentunya akan ada keraguan dan tak bisa mengembalikan kepercayaan orang sepenuhnya. Ketulusan akan diragukan dan kepercayaan sulit didapatkan. Tentunya akan berdampak bagi hubungan kedua belah pihak.

Menjaga hubungan baik itu perlu banget. Apalagi jika sudah menginjak usia dewasa. Dalam kedewasaan yang bakal dilalui seseorang. Penting banget bagi manusia untuk memiliki hubungan yang sehat baik dengan pasangan, keluarga pertemanan atau relasi dalam pekerjaan.

Cara meminta maaf yang baik


Ada beberapa langkah cara untuk meminta maaf yaitu

Memiliki keberanian dan niat. Sangat penting bagi orang yang hendak meminta maaf itu memiliki tekad untuk meminta maaf atas dasar ketulusan. Perlu banget dipikirkan bagaimana kata yang akan diucapkan supaya tak salah memilih kata yang akan membuat kondisi makin runyam.

Lugas. Kesungguhan akan terlihat saat permintaan maaf dilakukan tidak bertele-tele. Bicarakan yang sudah diperbuat sehingga perlu meminta maaf. Susun diksi atau jika perlu hafalkan perkataan yang akan disampaikan pada orang yang dimintai maaf.

Proses pemaafan butuh waktu. Berikan space untuk mereka yang dilukai. Mereka butuh waktu dan proses untuk menerima kesalahan dan legowo memberikan pemaafan. Pastikan sudah benar-benar dipikirkan konsekuensi yang bakal diterima. Jika belum ada respon tak perlu terburu buru melakukan tindakan lain yang bisa jadi memperburuk keadaan.Jika mereka belum siap membuka hati tak apa. Tak perlu diusik sehingga memperparah luka. Proses setiap manusia itu berbeda-beda.

Tidak mengulang kesalahan yang sama. Penyesalan terbaik adalah tak membiarkan kesalahan itu kembali terulang. Membuat komitmen dan mengubah perilaku demi kebaikan sangat penting untuk dilakukan. Jika hal itu gagal, jangan harap mereka akan memberikan kepercayaan. Takkan ada lagi kesempatan kedua ketiga dan seterusnya.

Seorang sahabat pernah mengingatkan pada saya bahwa meminta maaf tidak perlu disertai dengan pembelaan diri. Ucapkan maaf dengan tulus, biarkan mereka memproses luka yang pernah ditorehkan. Jika masih ada omongan nggak baik tentang kita anggap saja sebagai kaffarat dari apa yang kita lakukan. Bukankah setiap kesalahan memiliki konsekuensi? Bagaimanapun juga seseorang yang berani melakukan kesalahan juga berani menanggung resikonya.






Tidak ada komentar:

Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar ya? Terima kasih