Bisakah Drama Korea Menjadi Referensi dalam Menulis Novel? - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Senin, 17 Oktober 2022

Bisakah Drama Korea Menjadi Referensi dalam Menulis Novel?

alasan apa yang membuat orang suka drama korea


Drama Korea masuk ke Indonesia sekitar tahun 2000. Seingat saya Winter Sonata adalah drama korea pertama yang tayang di Indonesia. Setelah itu berturut turut ada Endless Love (Autumn In My Heart) yang dimainkan oleh Song Seung Hun, Song Hye Kyo dan Won Bin. Lalu ada What Happened in Bali, Hotelier lalu sekitar tahun 2004 ada Jewel in The Palace, Queen Seon Deok dan banjirlah drama-drama Korea tayang di saluran televisi di tanah air

Di sekitar tahun 2010-2012 saya masih gila gilaan nonton drakor. Mantengin blog-blog yang mengulas tentang drama korea terbaru. Jika ada serial yang pengen banget saya tonton lagi on going. Saya pun buru-buru nyari link nya. Kalau sudah ketemu nggak cuma satu saya bisa begadang nonton serial drakor yang lagi tayang di KBS dan teman-temannya. Ada beberapa drakor yang bener-bener nyantol di hati saat itu. pernah saya tulis di blog juga. BACA DI SINI

Di saat gila-gilaan nonton drama korea, si Kakak yang waktu itu usia SD udah mulai ketularan suka nonton drama korea. Saat itu saya belum ngefilter apa yang Kakak tonton. Dalam pikiran saya kalau didampingi pasti aman. Egoisnya saya saat itu. Hanya karena saya ngejar momen saya ngorbanin anak terpapar tontonan yang seharusnya belum ia lihat.

Saya pun menyapih diri sendiri untuk tak melihat drama korea setelah melihat perkembangan yang kurang baik karena terpapar budaya asing. Saya benar-benar stop menonton drama korea. Akan tetapi si Kakak sudah kadung jatuh cinta pada budaya Korea melalui K-Pop nya. Lalu mulailah Kakak belajar menulis dan membaca huruf hangeul. Sekarang si Kakak dikit-dikit bisa nonton Drama korea tanpa harus baca subtitle nya.

Kenapa dulu suka banget nonton drama korea? Ada beberapa alasan mengapa saya suka nonton drama korea :

Jumlah episode yang tidak terlalu panjang.
Di Indonesia jumlah episode dalam satu sinetron bakal sampai ratusan. Sementara di drama korea rata-rata sekitar 16 episode. Kalau toh akan berlanjut tentunya ada sequelnya. Tak lantas digeber terus-terusan sehingga penonton bosan.
Para pemain enak dipandang
Bukan berarti semua cantik dan ganteng. Akan tetapi pemain terasa pas dengan usia tokoh yang dimainkan. Tak tampak make up yang terlalu dituakan sehingga terasa aneh saat dilihat. Kemampuan aktingnya pun bagus dan tak dibuat-buat. Nggak kayak di Indonesia kalau pas akting marah pasti melotot seperti bola mata siap menggelundung.
Alur cerita yang jelas
Karena jumlah episode terbatas, alur cerita pun terasa kuat dan tak bertele-tele. Benar-benar bisa merasakan alur saat mencapai klimaks lalu anti klimaks. Tentunya hal itu didukung oleh skenario yang bagus dan pemilihan cerita yang diminati oleh penonton.
Setting yang bagus dan karakter yang kuat
Di drama korea kayaknya selalu aja dapet pemandangan-pemandangan yang bagus meskipun itu sekadar di cafe atau tempat tinggal. Selalu ada yang menarik dan eye catching banget settingnya drama korea. Karakter si tokoh selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Mereka memiliki karakter khas yang tak dimiliki tokoh lain meskipun peran mereka peran kecil.

Sejak saya menyapih diri sendiri, saya termasuk jarang menonton drama korea lagi. Sesekali nonton di saat saya membutuhkan referensi ketika hendak menulis naskah novel bergenre romance. Bisa ya drama korea jadi referensi untuk menulis cerita bernapas panjang?

Apa aja sih yang bisa menjadikan drama korea menjadi referensi saat menulis novel romance?

Tema drama korea sangat beragam. Mulai dari drama rumah tangga, cerita anak sekolah, bahkan sampai drama sejarah begitu apik diolah menjadi tema besar

Penokohan yang kuat. Karakter dari tokoh-tokoh itu selalu berbeda satu dengan lainnya. Bahkan tokoh-tokoh pendamping pun tak ada satupun kemiripannya sehingga mudah dikenali oleh penonton.

Alur cerita kadang tak tertebak. Sering kali plot twist di drama korea bikin gemas para penonton

Gaya bahasa. Di drama korea ini diksi-diksi yang digunakan begitu berwarna. Sering kali apa yang diucapkan oleh tokoh tak terpikirkan oleh para penonton.

Settingnya selalu keren. Dimanapun tempat yang menjadi latar sebuah cerita selalu divisualkan begitu cantik dan detil.

Sudut pandang cerita berganti-ganti sehingga penonton bisa membayangkan seandainya menjadi si tokoh yang ada di dalam drama korea

Pesan moral meskipun ringan pasti ada dalam setiap drama korea yang ditayangkan.

Drama korea banyak adegan-adegan romantis yang minus skinship. Buat saya yang lebih sering menulis novel Islami adegan tanpa sentuhan sangat penting

Itu menurut saya sih. Kalau kalian bagaimana?





Tidak ada komentar:

Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar ya? Terima kasih