Rasanya 2025 berjalan begitu cepat. Perasaan baru kemarin memasuki Januari 2025. Tiba-tiba saja Desember sudah berjalan menuju lembar kalender berikutnya. Kayaknya masih banyak hal-hal di kepala yang masih menjadi wacana.
Tahun ini fokus saya rasanya terbelah. Kalau tahun-tahun sebelumnya kegiatan tulis menulis masih menjadi rutinitas dengan postingan blog atau membuat artikel. Tahun ini saya lebih banyak mengajar dan berkegiatan sosial melalui Aisyiyah sebagai ortom dari Muhammadiyah. Meski begitu ada juga kegiatan saya yang berkurang. Tahun sebelumnya saya dan suami bareng-bareng mengelola D'Pala foodcourt yang dipasrahkan pada kami pengelolaannya. Tahun ini saya sekadar mendampingi atau membantu saat pengunjung ramai saja.
Pencapaian tahun ini
Dunia tulis menulis yang tak benar-benar ditinggalkan.
ini merupakan resolusi tahun lalu. resolusi tahun lalu adalah menelurkan karya solo kembali. Pengennya menulis buku baru. Akan tetapi secara umur, ingatan dan kemampuan menulis saya sadari tak sehangat dahulu. Terkadang perlu dipancing melalui AI walau terkadang malah kebingungan karena kebanjiran informasi dan kemampuan dari AI.
Saya pun masih menulis blog. Memang tak serajin dahulu. Akan tetapi cukup membuat blog terlihat aktif. Sesekali membuat artikel organik meski kadang terkendala oleh rasa malas.
Editing menjadi sebuah hal baru bagi saya. Beberapa kali saya mengedit karya antologi dari sekolah yang ingin dibukukan. Jika saya merasa tak relate dengan tulisan anak-anak dalam karya antologi tersebut. Saya meminta Kakak untuk melanjutkan pekerjaan. Kemudian saya sekadar menjadi proof reader saja.
Baru-baru ini saya dan teman-teman membuat sebuah buku antologi yang diinisiasi oleh Perguruan Muhammadiyah Gunungpring. Awal konsep buku tersebut adalah tribute to Hima Sugiyarto. Ya … sahabat saya yang sudah saya anggap sebagai abang ini Allah cukupkan umurnya di tanggal 18 Agustus 2025. Begitu banyak yang merasa kehilangan dan mereka pun butuh healing untuk katarsis rasa sakit. Rasanya buku Untold Story yang pernah saya gagas bersama Pak Hima seperti mendapat gayung bersambut. Akhirnya konsep untold stories itu yang saya tawarkan.
Target awal hanya 100 hal A4. Tak saya sangka teman-teman antusias untuk membuat karya ini. Ada beberapa orang yang tak sempat menulis saya wawancara dan saya terjemahkan ke dalam tulisan. Amazing banget … 211 hal A4, dua kali lipat dari target pun terpenuhi. 60 orang terlibat dalam proyek ini.
Mengedit naskah dari mereka yang belum berpengalaman menulis menjadi tantangan tersendiri. Apalagi yang ingin semuanya terlihat bagus akhirnya menggunakan AI. Saya mengembalikan tulisan hasil AI yang belum diparafrase kepada sang pemilik tulisan untuk diperbaiki.
Alhamdulillah naskah itu sudah menjadi buku. Kami meluncurkan buku ini dalam sebuah acara bedah buku dan ideopolitor Muhammadiyah yang diadakan tanggal 13 Desember 2025.
Mengajar dengan hati
Seperti tahun-tahun sebelumnya secara rutin saya masih mengajar ekstrakulikuler Jurnalistik dan Kubah Sastra, kelas menulis untuk anak-anak SD Muhammadiyah Gunungpring. dan SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring. Rasa syukur terucap kala anak-anak Kubah Sastra bisa meluncurkan satu buku antologi cerpen. Sebuah prestasi yang layak untuk diapresiasi kala anak-anak ini bisa memaksa diri untuk menulis cerpen yang cukup panjang untuk mereka.
Saya juga mengisi workshop menulis untuk anak-anak. Selain mengajar sendiri, ada juga yang mengajar bersama tim Gen W Academy bersama sahabat-sahabat saya. Tak hanya sekadar mengisi workshop. Akan tetapi juga membuat konsep bagi sekolah yang menggunakan jasa kami untuk mempublikasikan karya. Sempat juga beberapa kali diundang untuk mengisi acara literasi di Jogja maupun di Solo untuk anak-anak maupun perempuan muda.
Pencapaian tertinggi saya sebagai guru kelas menulis adalah salah satu anak didik saya meraih medali perunggu dalam Olimpiade Muhammadiyah Berprestasi Nasional bidang jurnalistik. Dari sekian ratus peserta Aqila Mufida, anak didik saya lolos 21 besar dalam bidang tersebut. Sesuatu yang tak disangka karena anak ini baru pertama kali mengikuti lomba. Sekalinya ikut lomba tingkat nasional pula.
Di luar mengajar kelas menulis, ternyata saya juga diminta untuk mengajar tata boga untuk anak-anak klas 7 di SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring. Awalnya hanya sekadar guru pengganti. Tak disangka untuk semester depan saya masih diminta untuk meneruskan program yang sudah ada. Harus punya banyak referensi nih untuk kegiatan masak memasak sederhana semester depan.
Ber-Aisyiyah dengan Gembira
Setiap pilihan itu selalu ada resikonya. Itu hal yang sering saya katakan pada anak-anak. Memang berbicara lebih mudah dari melakukannya ya? Namun saat berada dalam posisi tersebut sungguh terasa berat jika hendak mengulangi kata-kata yang sama.
Dua tahun lalu saat menyanggupi untuk terlibat dalam kepengurusan tingkat cabang atau setara kecamatan saya tak pernah memikirkan bahwa Aisyiyah Cabang Muntilan begitu banyak kegiatan. Sementara itu di Aisyiyah Ranting Gunungpring saya tak hanya berkutat dalam administrasi saja, sesuai dengan jabatan di Aisyiyah Gunungpring sebagai sekretaris. Di ranting saya membantu kegiatan pelaksanaan Badan usaha ekonomi milik Aisyiyah.
Awalnya fokus pada keuangan katering dan laundry saja. akan tetapi lama-lama TM Mart, sebuah toko kecil di dalam area sekolah SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring, sekolah milik Muhammadiyah Gunungpring yang memadukan akademik dan kesamaptaan membutuhkan perhatian. Bersama teman-teman kami pun membenahi sistem supaya nanti lebih mudah diteruskan oleh penerus kami.
Seiring seringnya saya di Tarunamu Mart ternyata membuat bonding dengan para siswa di sana. Semakin lama nambah saja anak-anak yang manggil saya Bunda, seperti yang biasa kakak dan adek lakukan.
Alhamdulillah TM Mart makin berkembang. Memang tak mulus-mulus saja. Banyak hal yang dipertimbangkan saat mengambil keputusan. Akan tetapi sering kali memang butuh ketegasan supaya sistem yang terbangun berjalan dengan baik, meskipun tak sempurna.
Harapan di tahun depan
Kata orang sih 2026 merupakan tahun kuda api yang datang setiap 60 tahun sekali dalam siklus kalender lunar Tiongkok. Tahun tersebut diharapkan akan memberikan dorongan kuat untuk mengejar impian dan terus bergerak maju. Manusia harus selalu berinovasi dan berani menghadapi tantangan.
Secara pribadi saya masih ingin membuat karya kembali. Apalagi murid-murid di sekolah makin banyak yang ingin tahu karya-karya saya. Entah itu sebuah karya buku fisik atau buku digital. Rasanya jika hendak menulis novel romance kok saya kehilangan ekspektasi pada romantisme cinta. Seperti berada dalam fase nrimo dan legowo dengan kondisi saat ini.
Salah satu impian saya adalah menyelesaikan naskah novel biografi yang baru 30% itu. Terlalu banyak menulis naskah non fiksi ternyata berpengaruh besar terhadap kemampuan saya menulis fiksi. Naskah yang sudah terkatung-katung hampir tiga tahun itu Insya Allah akan saya selesaikan sesegera mungkin.
Selain itu saya masih menyimpan harapan baru. Ingin sekali saya membuat sebuah buku anak. Saya merasa murid-murid saya membutuhkan buku yang sesuai dengan usianya.
Impian saya yang lain adalah mengembangkan D’Pala Foodcourt. Bagaimana meningkatkan pengunjung melalui berbagai macam promosi yang tak harus mengeluarkan banyak biaya. Saya juga pengen pagi hari D’Pala berjualan, entah di lantai bawah atau lantai atas. Setidaknya orang makin mengenali D’Pala ini sebagai tempat makan keluarga. Tak hanya sebagai tempat nongkrong anak-anak muda. Kami sudah mulai menambah menu yang sekiranya disukai mulai anak-anak sampai orang dewasa.
Tarunamu Mart pun menjadi bagian dari resolusi saya tahun depan. Dari sistem yang kami bangun salah satu yang saya usahakan adalah membuat laporan sederhana yang mudah dibaca dan dipahami orang lain.
Di luar itu memperbanyak produk-produk yang sekiranya diminati oleh siswa. Mulai dari makanan atau minuman. Saya kok jadi kebayang ya, kalau usaha ini tak sekadar toko kecil. Akan tetapi menambah kantin sebagai bagian dari Tarunamu Mart.
Eksplorasi sisi religius
Semakin bertambah usia makin ingin dekat dengan Sang Pencipta. Begitu juga dengan saya. Tahun 2026 usia saya genap 50 tahun. Setengah baya. Saya ingin sisa usia saya bermanfaat untuk banyak orang. Salah satunya dengan kegiatan di Aisyiyah tersebut.
Saya juga ingin memperdalam agama. Rasanya di tahun 2025 iman saya lebih banyak turunnya. Pengennya sih nggak hanya mendengarkan taushiyah saja. akan tetapi benar-benar belajar bagaimana taukhid, fikih dan muamalah yang benar.
Bukan berarti ingin menjadi si paling benar dalam beragama. Akan tetapi dalam agama yang saya anut sudah menetapkan batasan-batasan yang kuat antara yang haq dan yang bathil.
Buat saya yang sudah mendekati lansia ini sudah tak lagi muluk-muluk dalam bermimpi tentang masa depan. Buat saya sih, yang realistis dan bisa diusahakan.
Tak ingin terlalu banyak ekspektasi. Semakin kita menumpuk harapan jika tak kesampaian bakal jatuhnya lebih sakit. Meski begitu saya memandang sebuah optimisme di tahun yang akan datang. Bahwa tahun depan akan membawa kebaikan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan hari ini.
Apa harapanmu di masa depan, temans? Yuk cerita bareng ….

.jpg)

.jpg)

.jpg)

.jpg)











