Jurnal Hati Irfa Hudaya

Minggu, 08 Juni 2025

Pernikahan adalah Seni Tentang Berkorban
pernikahan


Apa yang kalian bayangkan tentang arti sebuah pernikahan? Kalau dalam hukum Islam doa yang paling sering dipanjatkan adalah menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah. Atau yang lebih umum adalah happily ever after. Apakah pernikahan itu memang bahagia selamanya?

Tentu saja tidak. Dalam agama yang saya anut pernikahan itu adalah ibadah terpanjang. Kalau membayangkan bahagianya bersama dengan orang yang dicintai dan dikagumi sepenuh hati. Tentunya semua orang ya pengen berada dalam ikatan pernikahan.

Sayangnya menikah itu tidaklah semudah itu. Kebahagiaan itu tak datang dengan sendirinya. Kebahagiaan dalam pernikahan adalah ikhtiar dari kedua belah pihak untuk mewujudkannya. Perjuangan yang tidak mudah untuk selalu bersama. Berada dalam satu rumah dengan seseorang yang tak memiliki hubungan darah dengan kita. Akan tetapi kita harus berkompromi dan bekerjasama jika kita menginginkan pernikahan yang dimiliki bisa berjalan lama, bahkan selamanya.

Menikah bukan hanya dengan pasangan. Akan tetapi dengan lingkungan yang dimiliki oleh pasangan. Keluarga, teman, pekerjaan sering kali menjadi batu sandungan jika kedua belah pihak tak memiliki kesepakatan untuk menurunkan ego masing-masing. Untuk itu pasangan harus saling berkorban demi sebagai wujud cinta orang dewasa.

Apa saja sih bentuk nyata dari pengorbanan pasangan dalam melanggengkan ikatan suci yang disaksikan oleh Sang Pencipta dan para mahluk langit? Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan oleh pasangan. dan beberapa contohnya ada di bawah ini  

Saling meredam emosi negatif saat ada masalah.
Emosi memang perlu divalidasi. Perlu adanya pengungkapan emosi apalagi emosi negatif. Akan tetapi yang perlu diingat adalah emosi negatif itu dibicarakan bukan dilampiaskan. Itu dua hal yang berbeda. Berbicara dengan nada tinggi, berkata-kata kasar, menendang pintu, itu adalah contoh melampiaskan emosi negatif. Melampiaskan emosi negatif di satu sisi akan melegakan. Tapi sisi yang lain akan menyakitkan pasangan. Antara manfaat dan madharatnya lebih besar yang mana?

Akan tetapi saat kita membicarakan ketidaksukaan kita pada apa yang dilakukan pasangan dengan nada yang biasa saja atau rendah, itulah yang dinamakan validasi emosi.

Biasanya antar pasangan akan lebih menghargai jika keduanya berbicara dengan nada yang rendah.

Setiap konflik dibicarakan dengan kepala yang dingin. Saat hati dan kepala panas, ada baiknya menjauh barang sejenak, daripada saling menyakiti satu sama lain. Namun jangan sampai terlalu lama saling menjauh. Diusahakan sebelum naik ke tempat tidur masalah telah dibicarakan sampai selesai.

Memberi waktu dan perhatian.
Tak memungkiri jika kedua belah pihak sama-sama lelah setelah seharian beraktivitas. Ada urusan kantor, ada pula yang lelah dengan urusan anak dan rumah. Bagi perempuan waktu yang diinginkan bisa jadi sekadar didengarkan keluh kesahnya. Tak harus memberikan solusi. Laki-laki hanya siap mendengarnya bercerita apa yang terjadi hari itu.

Bagi laki-laki waktu yang dibutuhkan bisa jadi istirahat dengan tenang tanpa direcokin oleh anak. Makanya sang istri perlu memberikan jeda bagi laki-laki untuk sekadar tenang ketika masuk ke dalam rumah. Mandi sore, scroll HP, atau sekedar main dengan peliharaan. Jika penatnya telah lewat bolehlah istri bercerita apa yang menjadi ganjalan hatinya hari itu.

Mengutamakan kebutuhan pasangan atau keluarga.
Untuk yang satu ini saya mengalaminya sendiri. Paksu begitu jarang membeli sesuatu untuk dirinya sendiri. saat gajian yang dipikirkan adalah anak dan istrinya. Apa kira-kira kebutuhan saya atau anak yang paling urgent, itu akan menjadi prioritasnya. Bahkan saya sering menemui sepatunya yang jebol, baju yang koyak, celana yang sobek tetap ia pakai sehingga sayalah yang mikirin apapun kebutuhannya.

Bisa jadi itu adalah wujud dari tanggung jawabnya sebagai laki-laki. Meski banyak juga laki-laki yang sulit untuk memiliki perasaan yang serupa.

Adaptasi dengan berbagai perubahan
Perubahan bisa jadi berpindah tempat tinggal, mengubah karir atau mengalami masa sulit finansial. Itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk diterima. Saya pun pernah mengalaminya saat beberapa kali suami mengalami kehilangan pekerjaan.

Kejadian yang sangat membekas dalam ingatan saya adalah akhir tahun 2016 sampai pertengahan tahun 2017. Delapan bulan suami mengalami jobless. Pendapatan saya sebagai frelancer tentu saja tak mampu menutup kebutuhan sehari-hari. Tabungan pun terkuras habis. Untuk berhutang kok rasanya kelu.
Sering kali saya mengalami tak memegang uang sepeserpun.
Panik? Tentu saja. Akan tetapi semuanya saya pasrahkan kepada Yang Maha Kuasa. Buat saya yang terpenting adalah tak memberatkan suami dengan hal-hal yang saya alami. Saat itu kami menjalani Long Distance Marriage.

Berbagai pertolongan Allah saya dapatkan lewat orang-orang terdekat. Tanpa harus bercerita berbagai rezeki datang lewat mereka. Kuasa Allah terlihat begitu nyata bagi saya.

Memaafkan, meskipun terluka.
Saya pernah ngobrol dengan salah satu teman yang sering kali saya ajak tukar pikiran. Baginya ketika pasangan masih melakukan hubungan baik dengan tuhannya. Masih bertanggung jawab pada keluarga. Tidak mendua. Dan tidak melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Baginya pernikahan tersebut masih layak dipertahankan.

Bagi saya, pernikahan yang saya jalani tidak mulus-mulus saja. Ada masa 20 tahun pernikahan saya mengalami berbagai ujian. Dan ini adalah bagian pengorbanan saya yang paling besar menurut saya. Luka dalam pernikahan pernah saya alami. Bahkan saya pernah merasa ingin menyerah karena merasa tak mampu bertahan.

Sepuluh tahun pertama saya memilih bertahan karena ingat anak-anak. Sepuluh tahun kedua pada akhirnya saya bertahan karena suami mengalami gangguan kepribadian. Ia perlu ditolong. Saya yang tadinya mikir bahwa saya adalah victim. Berusaha untuk mengubah sudut pandang.

Menjadi helper. Meski terkadang begitu lelah. Akan tetapi saya tetap berusaha untuk mendampingi. Karena apa yang pernah ia lakukan sebenarnya juga tak ia kehendaki.

Kami datang ke profesional. Bersyukurnya saya, suami menerima kondisinya. Banyak laki-laki yang tak mau ego dan harga dirinya turun karena kelemahannya. Setelah mendapatkan assesment. Alhamdulilah perubahan suami begitu kentara.

Dua tahun sudah hal itu pernah terjadi. Sejauh ini masih aman terkendali. Saya dan suami sama-sama berusaha untuk mengendalikan diri. Sama-sama mengorbankan ego masing-masing. Untuk memberikan rasa aman dan damai. Tak hanya buat kami. Yang terpenting adalah untuk anak-anak.

Pernikahan tak ada yang ideal. Seperti sebuah kehidupan. Tak ada yang sempurna. Semua melalui kompromi di antara kedua belah pihak. Untuk sama-sama berjuang. Tak sayang untuk berkorban. Apalagi jika layak untuk dilakukan.

Pengorbanan dalam pernikahan adalah memilih untuk tetap bersama. Bukan karena mudah. Akan tetapi karena itu berharga.

Senin, 02 Juni 2025

Cinta di D’Pala Foodcourt


Sebut saja namanya Isa. Ia pengunjung D’Pala Foodcourt, sebuah pujasera yang dipercayakan oleh sepupu saya untuk dikelola bersama keluarga. Sudah setahun ini ia menjadi pengunjung tetap.

Pesanannya bisalah tertebak. Es teh, es cappuccino sachet, atau saat dingin menusuk tulang ia bakal pesan jahe anget. Saat pesan es ia request tak menggunakan sedotan. Sepertinya ia menikmati menyesap minuman yang tersaji.

Minuman yang ia pesan bersanding dengan bola ubi atau minipao. Menu-menu dan harga yang minimalis pasti jadi favorit anak-anak SMA. Kalau lapar biasanya pesan nasi telur. Akhir-akhir ini ia senang mengudap salad sayur yang saya buat.

Ia sering menyendiri. Di tengah ramainya teman-teman yang sama-sama ngumpul di D’Pala. Ia memilih mojok dengan laptop dan headphonenya. Karena sudah di penghujung SMA. Ia pun belajar sendiri. Benar-benar ia duduk di ujung sambil memandang jalanan. Sering kali ia menutup kepalanya dengan hoodie hijau pastel yang ia pakai.


Anaknya soft spoken banget. Sopannya Masya Allah. Kalau mengucapkan terima kasih ia meletakkan salah satu tangannya ke dada. Saya kira semua orang tua yang berhadapan dengannya langsung merasa jatuh sayang. Apalagi kalau sudah ngobrol dengannya. Saya aja betah kok ngobrol sama anak ini.

Satu saat suasana Foodcourt sedang sepi. Tak biasanya ia duduk di meja bar, dekat dengan kasir. Awalnya ngobrol random aja. Lama-lama ia bicara tentang cita-citanya. Saat ia bercerita saya merasa anak ini butuh sesuatu.

Berawal dari cerita bahwa ia lebih menyukai gadis yang dewasa. Sebagai anak sulung yang dituntut apa-apa harus sendiri. membutuhkan seseorang yang bisa mengarahkannya. Akhirnya ia bercerita tentang keluarganya.

Ia sangat mencintai keluarganya. Bahkan terhadap Ayah yang sering berbicara dan melakukan kekerasan fisik padanya. Ia menahan diri tak pernah mengeluhkan apapun pada Ibunya. Karena ia tahu beban ibunya sangat berat. Ibunya tulang punggung dalam rumahnya. Makanya tak ingin sedikitpun ia menambah pikiran sang ibu karena ia berpikir ialah yang akan menjadi sandaran ibunya.

"Apapun yang pernah Ayah lakukan ke saya. Saya tetap sayang dan hormat sama Ayah. Kalau saya melakukan hal-hal buruk karena beliau. Saya yang nggak tega melihat sedihnya Ibu dan adik."
Begitu katanya saat ia bercerita tentang apa yang pernah sang ayah lakukan padanya. Saya yang menahan air mata mendengarnya.

Ia tak pernah bercerita pada sahabat-sahabatnya. Karena menurutnya ia dibutuhkan oleh teman-temannya untuk berpikir paling waras. Semua masalah sahabatnya ia tahu. Namun mereka tak boleh tahu apa yang bergejolak dalam dadanya.

"Sebenarnya itu nggak baik ya, Buk? Saya takut suatu saat bisa meledak karena nggak kuat menahan semuanya. Gimana ya Buk, saya bener-bener nggak bisa curhat sama teman, sedeket apapun. Ini aja ada temen ngajak ketemuan di sini karena pengen cerita."

"Sekarang kamu punya tempat bercerita, Nak. Ada Ibuk, ada Bapak. Bisa sama Kak Anya dan Mas Lilo juga."
Ia tersenyum, sambil menganggukkan kepala. Ekspresinya seperti terlihat lega, layaknya beban terangkat dari pundaknya.

Sering kali saat ia bercerita mata sayalah yang berkaca-kaca. Ia tersenyum dan berkata, “Saya nggak papa kok Buk. Beneran.”

Semakin ia berusaha meyakinkan saya jika baik-baik saja. Saya malah makin merasa anak ini tak bisa dibiarkan sendiri. Saya tahu rasanya jadi anak sulung. Menjadi tumpuan keluarga. Menjadi orang yang paling diandalkan.

Satu persatu cerita tentang keluarganya mengalir. Meski tak seutuhnya. Sedih rasanya melihat senyum getirnya. Tapi saya lega. Setidaknya sekarang ia punya tempat untuk bercerita.
“Ibu, saya pengen berterima kasih pada Ibu. Sebelumnya saya tak pernah berani menatap orang jika bercerita. Tapi sama Ibu saya belajar banyak.”
Ia berkata begitu sambil meletakkan kedua tangannya di dada dan sedikit membungkukkan badannya. Manusia setengah baya ini kan langsung meleyot ya?

Saat ia mengalami kegagalan.

28 Mei 2025 pengumuman SNBT dibuka. Pas saya nggak ke foodcourt. Malam hari saat Paksu pulang ia bercerita jika Isa tak lolos SNBT.
“Salam dari anakmu,” goda Paksu.
Saya ingat obrolan terakhir tentang ketakutannya jika tak lolos SNBT. Ia berpikir jika harus UM maka ibunya harus menyediakan biaya lebih untuk membayar UKT maupun IPI. Tiba-tiba saja rasa khawatir saya menyeruak. Tanpa mikir lagi saya DM Isa. Dan anak ini emang fast response. Ia langsung membalas DM saya.


Setelah hari itu saya lihat ia kembali belajar di foodcourt. Di temani oleh cemilan favorit ia kembali lagi sibuk dengan soal-soal. Terkadang sampai jam tutup ia masih berada di foodcourt. Bahkan pernah hanya dirinya sendiri pengunjung yang belum pulang.

Biasanya saya strict banget sama aturan. Orang tahunya kalau saya yang jaga jam 22.00 tepat semua harus sudah pulang. Isa mengubah kebiasaan saya. Karena saya punya harapan. Perjuangannya belum selesai.

Isa, hidup itu isinya perjuangan. Semoga Allah mudahkan perjalananmu. Tak ada yang sia-sia atas apa yang kamu lakukan selama ini.

Minggu, 18 Mei 2025

Move on dari Obesitas Menuju Sehat
Obesitas


Obesitas tidak terjadi secara tiba-tiba. Itu yang terjadi di diri saya bertahun-tahun lalu. Peningkatan berat badan terjadi karena pola makan saya yang buruk. Setiap kali mengalami stress coping mechanism yang terjadi adalah makan dengan jumlah yang banyak dan tentu saja bukan makanan sehat. Berbagai jenis junk food hampir tiap hari masuk ke tubuh saya.

Sampai pada suatu saat makan dengan jumlah kalori yang tinggi tak lagi sebagai coping mechanism. Akan tetapi menjadi sebuah kebiasaan. Apalagi memang saya suka sekali dengan makanan dan minuman manis. Tentu saja hal ini makin menambah racun di tubuh saya.

Saya nggak peduli apa kata orang dengan bentuk tubuh saya. Suami pun nggak protes dengan tubuh saya yang makin menebal. Tubuh sebenarnya juga sudah mengirim sinyal bahwa di dalam sana ada yang tak baik-baik saja. Akan tetapi saya denial. Asal nggak ada keluhan berat artinya saya nggak sakit.

Tahun 2018 berat badan saya hampir mencapai 80 kg. dengan tinggi badan yang hanya 1,5 meter tentu saja nggak ideal sama sekali. Berusaha diet tanpa memiliki pengetahuan yang memadai. Dan tentunya pemahaman yang salah tentang diet itu sendiri.

Memang sih, mengurangi porsi makan. Akan tetapi saya tetap sulit untuk tidak mengonsumsi minuman manis. Bahkan saya bisa sekali duduk konsumsi es teler sampai dua mangkok. Hampir enam bulan berusaha melakukan diet yang salah. Tentu saja kegagalan penurunan berat badanlah yang terjadi. Saya pun menyerah. Lagi-lagi nggak kontrol dengan apapun yang saya konsumsi. Lantas memanen rasa sakit dan tak nyaman di tubuh lebih banyak.


Memulai diet

Obesitas


Awal tahun 2019 saya mengalami sakit kepala dan sakit di tumit kaki. Saya pun ke laboratorium untuk ngecek kolesterol, kadar gula, asam urat serta trigliserida. Anehnya semuanya normal. Tapi tubuh saya kok rasanya sakit semua.

Hampir tiga minggu saya nggak bisa bangun karena sakit kepala yang hebat. Qodarullah di masa itu berturut-turut orang yang saya kenal meninggal secara tiba-tiba. Hal yang membuat saya takut karena mereka memiliki riwayat obesitas.

Saya pun menghitung waktu. Ibu saya obesitas dan mengalami stroke di usia lima puluh tahun. Saat itu usia lima puluh tahun bagi saya ya sekitar tujuh tahun lagi. Saya tak ingin mengalami hal yang sama dengan ibu saya. Dalam pikiran saya itu terbersit bahwa saya harus hidup lebih sehat.

Kondisi ini memicu semangat saya untuk move on dari kegagalan diet yang pernah saya alami. Menguatkan niat untuk hidup lebih sehat supaya bisa menua tanpa memberatkan anak cucu. Dalam kondisi tak sehat di tempat tidur. Mulailah saya membaca dan mencari tahu tentang diet yang sehat. Saya kesampingkan konten-konten diet yang menjanjikan penurunan berat badan secara cepat.

Saya pun mencari konten dengan orang yang memiliki profesi sebagai dokter sebagai rujukan. Saya berhati-hati mencari channel youtube tentang pola hidup sehat. Sebagai pemula saya pun memilih konsep diet yang paling mudah untuk dijalani. Saya harus berterima kasih pada channel Yulia Baltschun dan Dion Haryadi yang telah mengenalkan saya apa dan bagaimana defisit kalori itu. Pelan-pelan saya berusaha menjalankan apa yang mereka ajarkan.

Sebelum melakukan diet saya menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) dengan kalkulator TDEE (Total Daily Energy Expenditure). Hal ini dilakukan untuk mengukur seberapa banyak energi yang saya perlukan dan menentukan kalori yang saya butuhkan untuk mencapai tujuan berat badan tertentu. Jika saya ingin menurunkan berat badan, maka jumlah kalori yang saya butuhkan harus berada di bawah BMR saya. Setidaknya saya harus memotong minimal 20% dari kebutuhan kalori tubuh saya dalam kondisi menjaga berat badan.

Melakukan diet secara konsisten


obesitas


Ternyata diet bukan hanya sekedar mengurangi porsi makan. Akan tetapi mengubah pola makan dan pola pengolahan bahan makanan. Saya memulai dengan mengubah apa yang saya minum. Karena saya masih harus minum yang berasa akhirnya sata stok berbagai macam jenis jeruk untuk menambah rasa pada air putih. Sebelumnya saya merasa eneg jika minum air putih.

Setelah bisa minum air putih saya sama sekali tak mengolah makanan dengan menggunakan santan. Saya juga stop beli kudapan yang berbahan tepung tepungan. Saya juga stop gorengan, kudapan yang sangat saya suka. Lama-lama saya pun tak menggunakan minytak untuk memasak sehari-hari.

Saya jadi rajin browsing mengolah lauk dan sayur tanpa minyak. Mencoba berkreasi supaya anak-anak pun tetap bisa makan tanpa saya harus memasak dua kali. Alhamdulillah keluarga tidak ada komplain sama sekali. Hanya saja memang suami belum bisa lepas dari gorengan. Akhirnya saya tetap sediakan dengan jumlah yang terbatas.

Pelan-pelan berat badan pun mulai turun. Bulan pertama turun 3 kg membuat saya sungguh girang. Saya pun mulai berusaha tertib dengan pola makan yang saya lakukan. Dan menepati jadwal makan.

Mengatur Pola Makan

obesitas


Pagi hari saya memulai sarapan di jam 07.00. Biasanya yang saya konsumsi adalah buah-buahan atau oat. Untuk buah-buahan saya memilih pepaya, melon, atau semangka. Selain terhitung murah dengan kuantitas yang banyak jumlah kalorinya tetap rendah.

Sekitar jam 09.00 sampai jam 10.00 saya mengudap buah lagi. Biasanya jam-jam itu rawan lapar. Sebelum melakukan diet jam-jam segitu saya sudah nge-brunch ngajak temen sambil ngobrol sampai siang. Namun setelah melakukan diet saya mencoba untuk menertibkan jam makan.

Jam 12.00 adalah waktu saya untuk makan siang. Makan siang yang saya konsumsi makan lengkap dengan komposisi nasi, sayur dan lauk. Karena melakukan defisit kalori maka saya mengurangi karbohidrat dan menambah sayur atau lauknya.

Jam 15.00 saya mengudap buah lagi. Jika nggak lapar saya bakal skip kudapan dan menunggu makan sore. Bukan makan malam ya, karena saya menutup jam makan saya jam 17.30 – 18.00 dengan sayur dan lauk saja. Setelah itu saya hanya konsumsi air putih atau minuman tanpa gula.

Lima bulan melakukan diet defisit kalori berat badan saya turun 14 kg. Dalam kurun waktu lima bulan itu saya juga melakukan cheating meal setiap seminggu sekali. Bukan cheating day. Tapi memilih makanan yang sangat saya suka untuk nge-crack supaya saya tak kalap jika sudah sangat ingin makan sesuatu yang saya suka, misalnya ice cream atau berbagai jenis cake yang saya suka.

Cheating meal saya lakukan setelah sebulan melakukan diet. Sudah mulai turun berat badan. Bukan baru seminggu lantas melakukan cheating. Tentunya tubuh harus dibiasakan dulu dengan pola makan yang saya lakukan.

Hanya lima bulan saya melakukan defisit kalori. Setelah itu saya nggak lagi Untuk menjaga berat badan supaya tak berpindah angka saya melakukan olah raga secara rutin. Meski saya tetap menjaga pola memasak untuk keluarga.

Enam tahun setelahnya. Saya sempat naik berat badan sampai 6kg karena tak berolahraga maupun ngawur dengan pola makan saya. Tahun ini saya terbantu saat melakukan defisit kalori dan olahraga rutin di bulan puasa. Berat badan saya turun 5kg. Alhamdulillah sampai saya mengabadikan cerita saya ini timbangan tidak bergeser meskipun sudah tidak puasa.

Yang saya lakukan adalah mengganti nasi dengan karbohidrat kompleks seperti umbi-umbian atau oat. Jika satu hari saya makan kue atau kudapan yang mengandung tepung atau minum minuman manis, maka hari itu juga saya sama sekali tak makan karbohidrat.

Diet mengajarkan disiplin dan konsisten


Saya menyadari untuk memulai sesuatu selain niat yang kuat adalah disiplin dan konsisten. Waktu makan yang teratur dengan pola makan dan pola mengolah makanan yang minim minyak memberikan hasil yang maksimal.

Berbagai keluhan yang ada pada akhirnya menghilang perlahan. Saat check ke laboratorium pun hasilnya pun baik. Kolesterol yang saya khawatirkan masih dalam kondisi normal, begitu juga dengan trigliserida.

Meski berat badan masih dalam kategori overweight setidaknya saya cukup nyaman saat melakukan takhiyat akhir waktu shalat. Hal itu dikarenakan lemak yang menumpuk di pinggang dan panggul banyak berkurang.

Sepertinya saya pengen ngelakuin defisit kalori lagi. Pengennya sih bisa turun tujuh kilo lagi mendekati berat badan ideal. Namun saya perlu niat yang kuat. Apalagi hampir dua tahun ini bersama suami mengelola tempat makan yang menyediakan berbagai kudapan atau makanan berat yang menggoda selera.

Semoga ini bukan hanya wacana ya?

Rabu, 14 Mei 2025

Jangan Terjebak dalam Mentalitas Korban
jadi perempuan berdaya


Assalamualaikum temans,

Setiap orang berpotensi mengalami ketidakadilan, pelecehan, kejahatan, dan berbagai ketidaknyamanan dalam kehidupan. Pasti akn mengalami trauma saat menjadi korban di berbagai titik di dalamnya. Namun beberapa individu mengembangkan mentalitas menjadi seorang korban. Alih-alih mencari solusi atau pemecahan masalah. Individu ini lebih ‘senang’ untuk menceritakan penderitaannya dibanding mengusahakan langkah yang bisa membuatnya beranjak dari rasa sakit yang dideritanya.

Kondisi pikiran yang seperti inilah yang akan mempersakit batinnya. Tentu saja akan menghalangi individu untuk mencapai kedamaian dan kepuasan. Semuanya berpusat pada diri sendiri. Tak memikirkan orang lain yang menjadi pendampingnya.

Ada tinjauan studi yang dilakukan oleh Kaufman (2020) tentang mentalitas korban. Empat karakteristik utama dari individu yang memiliki mentalitas korban adalah :
  • Terus menerus mencari pengakuan atas status korbannya. Individu dengan mentalitas korban akan mencari validasi dari orang lain atas status korbannya. Ia akan terus-menerus mengeluh menganggap perubahan dalam keadaan sebagai sesuatu yang tidak adil.
  • Elitisme moral atau keyakinan atau sikap bahwa sekelompok orang tertentu, memiliki moralitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain dan merasa berhak atas anggapan bahwa moralitas mereka lebih penting atau valid. Elitisme moral seringkali digunakan untuk mengendalikan orang lain dengan menuduh orang lain tidak bermoral, tidak adil, atau egois
  • Kurangnya empati atas rasa sakit yang diderita oleh orang lain. Individu ini tidak mampu membayangkan sudut pandang lain dan terjebak dalam mentalitas korban yang memiliki kecenderungan mementingkan diri sendiri. Ia tak mempedulian seberapa besar perasaan tak nyaman orang lain, bagaimana orang lain pun memiliki penderitaan meski dengan kadar yang berbeda. Orang lain harus tidak terus-menerus memberikan validasi atas apa yang mereka rasakan sebagai korban.
  • Fokus dengan viktimisasi di masa lalu. Pikiran yang berulang tentang pengalaman yang buruk di masa lalu menyebabkan ia memiliki perasaan yang selalu negatif. Ia akan selalu merasa sedih yang berkepanjangan, rasa malu yang tak berujung, bisa jadi membuat dirinya stres dan depresi.

Tanda-tanda pola pikir individu yang memiliki mentalitas korban

Individu yang terus menerus menganggap diri mereka sebagai korban sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan mereka melalui “keuntungan” yang diperoleh dari menghindari tanggung jawab atas masalah. Biasanya mereka melakukan hal-hal berikut ini.
  • Menyalahkan orang lain atas masalah dan kesulitan mereka
  • Membebankan tanggung jawab atas perasaan dan kesalahannya pada orang lain bukan diri sendiri.
  • Ketidakberdayaan karena merasa bergantung pada orang lain yang berada di luar kendali mereka
  • Fokus merasakan kemalangan yang dirasakan dan mengasihani diri sendiri
  • Tidak mau atau berusaha mengambil langkah aktif untuk memperbaiki situasi yang dialami.
  • Memiliki perpektif negatif dan cenderung menggantungkan harapan dan kebahagiaan pada orang lain

Memperbaiki mentalitas korban supaya lebih berdaya

perempuan berdaya


Sebenarnya satu hal yang wajar saat peristiwa yang menyakitkan itu akan membuat manusia sedih, terluka, marah, kecewa dan perasaan negatif yang bercampur menjadi satu.

Tak mengapa untuk beberapa saat manusia yang menjadi korban ini memvalidasi perasaan negatifnya. Itu hal yang sangat manusiawi. Namun pada akhirnya si korban juga harus pulih dan dari rasa sedih dan trauma supaya memiliki kehidupan yang lebih baik.

Pengembangan akan kesadaran diri, kemauan untuk melakukan perubahan dan memiliki komitmen dan bertanggung jawab dari berbagai pilihan dan tindakan. Jangan sampai pilihan dan tindakan yang dilakukan malah menjadikannya memiliki penyesalan yang berkepanjangan.

Jika merasa kesulitan untuk keluar dari akar masalah yang dihadapi boleh kok meminta pertolongan orang lain bahkan akan jauh lebih baik jika meminta bantuan dari profesional. Tentunya dengan pendampingan dari profesional tentunya proses yang dijalani akan lebih terarah dan bisa jadi akan lebih cepat pulih.

Namun jika ingin melakukan sendiri, coba saja lakukan langkah-langkah ini untuk menjadikan diri sebagai individu yang lebih berdaya.

  • Meningkatkan kesadaran diri sendiri bahwa tak selamanya berpikir sebagai korban terus menerus.
  • Membangun kekuatan diri sendiri untuk lebih kuat atau memperbaiki diri sendiri dari segi manapun. Fokus pada kekuatan yang dimiliki dibanding hal-hal yang tak dipunyai.
  • Menentukan tujuan atau prioritas tujuan yang realistis. Pilih langkah-langkah yang lebih mudah dan bisa dilakukan tanpa bantuan orang lain. Keberhasilan kecil akan menaikkan kepercayaan diri sehingga akan mengurangi perasaan tak berdaya.
  • Fokus untuk mencari solusi dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
  • Reframing atas semua yang terjadi itu alamiah dan belajar dari pengalaman yang dimiliki.
  • Menguatkan diri dan belajar menghadapi tantangan, ketidaknyamanan, belajar beradaptasi dengan situasi yang baru, mempelajari jika suatu saat timbul masalah yang baru, dan mengembangkan sisi psikologis menjadi pribadi yang lebih fleksibel.
  • Berlatih menetapkan batasan yang sehat termasuk pada orang-orang terdekat untuk mencegah manipulasi dan eksploitasi. Belajar berkata tidak dan memiliki prioritas pada kebahagiaan sendiri. Sadari bahwa sudah bukan saatnya lagi menggantungkan harapan dan kebahagiaan pada orang lain.
  • Mendorong rasa syukur dan belajar menghargai hal-hal sekecil apapun dalam hidup.
  • Maafkan diri sendiri bahwa kesalahan bisa terjadi pada siapa saja. Cintai diri sendiri untuk memenuhi tangki cinta sebelum mencintai pihak lain. Sadari bahwa diri sendiri lebih berharga.

Individu yang berada dalam jebakan mentalitas korban akan menjadi semakin frustrasi dan melelahkan. Perasaan putus asa akan memangkas upaya individu untuk semakin berdaya. Tak ada perbaikan yang instan. Namun dengan berlatih tak ada yang tak mungkin.

Kesehatan mental menjadi tanggung jawab diri sendiri. Bukan orang lain.

Senin, 12 Mei 2025

 Menghindarkan Mata Kering dengan Insto Dry Eyes
Mata Kering


Assalamualaikum temans, 
Mata adalah salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi manusia. Dengan mata manusia mampu melihat berbagai kejadian di belahan dunia. Mata menangkap setiap detil kehidupan. Dari mata manusia mampu mengolah berbagai informasi yang didapatkan sehingga ia bisa menerjemahkan melalui logika ataupun hati.

Adanya perkembangan teknologi yang semakin hari semakin tumbuh subur mata pun menjadi anggota tubuh yang paling bekerja keras. Dunia ada dalam genggaman. Dengan mata dan jari informasi apapun mampu didapat oleh manusia.

Seiring dengan perkembangan tersebut makin banyak masalah-masalah yang timbul karena mata bekerja keras. Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh universitas dan lembaga riset yang mengkaji mengenai hubungan antara penggunaan gawai terutama smartphone dengan keluhan pada mata.

Hal yang paling sering terjadi adalah keluhan seperti mata kering, kelelahan pada mata, serta penurunan ketajaman penglihatan yang terjadi pada remaja. Hal ini menjadi sebuah pertanda bahwa remaja saat ini belum mendapatkan edukasi yang tepat bagaimana menjaga kesehatan mata.

Penyebab gangguan mata

Mata Kering


Jika salah satu orang tua mengalami gangguan mata, biasanya salah satu anaknya pun mengalami hal yang sama. Gangguan pada mata bisa disebabkan karena faktor genetik. Beberapa jenis gangguan mata dikarenakan faktor keturunan adalah miopi, glaukoma, buta warna, degenerasi makula. Degenerasi makula adalah kerusakan pada retina yang membuat mengakibatkan penurunan penglihatan sentral sehingga kesulitan melihat detil. Biasanya penyakit ini diderita oleh para lansia. Sementara itu retinitis pigmentosa merupakan kerusakan pada retina secara bertahap yang dapat menyebabkan rabun senja, hilangnya penglihatan tepi dan paling parah mengakibatkan kebutaan.

Screen time dengan durasi yang panjang juga menyebabkan gangguan pada mata. Cahaya biru yang ditimbulkan dari layar ponsel maupun laptop bisa mengakibatkan kelelahan pada mata. Jika kalian sudah merasakan mata yang berat, kering, perih, buram, bahkan disertai dengan sakit kepala sebaiknya berhenti untuk mengistirahatkan mata dalam jangka waktu yang agak lama.

Gangguan pada mata juga bisa diakibatkan oleh kurangnya nutrisi. Pentingnya kita menjaga kesehatan mata dari dalam tubuh kita membuat kita wajib mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung vitamin A dan Omega 3. Kita bisa mendapatkan vitamin tersebut dalam makanan hewani atau nabati. Contohnya saja ikan, telur, susu, keju, ubi jalar, wortel, brokoli, aprikot, semangka, pepaya, jambu dll.

Paparan sinar UV dan polusi udara pun memiliki andil yang cukup besar pada gangguan mata mulai gangguan yang ringan maupun yang lebih berat lagi. Paparan Sinar UV yang berlebihan akan mengakibatkan fotokeratis, kondisi dimana mata rasanya sakit seperti terbakar dan penglihatan pun mengabur. Selain itu paparan sinar UV dalam jangka panjang bisa mengakibatkan degenerasi retina dan katarak. Sementara itu polusi udara terutama debu, partikel dan berbagai polutan kimia menyebabkan mata kering, iritasi, konjungtivitis bahkan untuk kondisi yang sangat berat bisa mengakibatkan glaukoma.

Kebiasaan buruk yang sering diremehkan oleh manusia biasanya akan memperburuk gangguan dalam kesehatan. Begitu juga terhadap mata. Sering kali secara tak sadar kita mengucek mata saat mata terasa gatal. Padahal efek yang ditimbulkan bisa menjadikan mata lebih buruk. Tahu nggak jika kebiasaan mengucek mata itu bisa mengakibatkan iritasi dan infeksi berat, mata berdarah, memperburuk miopi progresif bahkan kerusakan pada kornea mata


Gejala Gangguan Mata yang perlu diwaspadai

Insto Dry Eyes


Sering kali kita menganggap enteng terhadap gangguan-gangguan mata sehingga memperburuk kondisi mata kita. Misalnya saja tiba-tiba saja mata terasa gatal, kering atau berair secara berlebihan. Atau di kondisi mata merah, iritasi, peradangan atau bahkan nyeri mata. Padahal bisa jadi kondisi-kondisi tersebut merupakan gejala awal yang perlu diwaspadai. Bisa jadi kondisi-kondisi itu terjadi karena produksi air mata yang terganggu, merupakan tanda infeksi atau alergi pada tubuh yang memerlukan penanganan yang lebih serius.

Kesulitan melihat obyek jauh maupun dekat, penglihatan kabur atau buram, sensitivitas mata di malam hari atau cahaya terang, dan penglihatan ganda atau berbayang bisa jadi merupakan pertanda awal gangguan mata yang terkait dengan refraksi mata atau adanya gangguan pada otot dan syaraf mata. Untuk memastikan apa yang terjadi tentu saja harus menemui dokter mata untuk diagnosa dan pengobatan yang tepat.

Perubahan pada lapang pandang dan kehilangan visi atau penglihatan secara tiba-tiba jangan sampai kita abaikan. Hal ini merupakan pertanda kedaruratan yang perlu segera ditangani supaya tak menimbulkan akibat yang fatal.



Tips Menjaga Kesehatan Mata

Mata Kering


Konsumsi Makanan bergizi dan berolahraga
Saya pernah mengingat kata-kata Bapak alm. Beliau adalah guru olah raga di salah satu sekolah menengah atas di kota kecil saya. Sejak kecil beliau sedikit memaksa saya dan adik-adik untuk selalu berolah raga minimal seminggu dua kali. Makanya saya dan adik-adik diikutkan klub badminton yang diinisiasi oleh Bapak sendiri.

Selain olah raga beliau juga ‘memaksa’ anak-anak untuk memakan sayur dan buah. Saya mengingat di meja makan saya selalu ada sayur dan buah yang dipetik dari kebun belakang rumah. Sementara itu lauk yang ada ya itu-itu saja.

Ternyata apa yang dicontohkan oleh Bapak memang merupakan kebiasaan baik yang sering kali diremehkan banyak orang. Kesehatan tubuh berawal dari apa yang masuk ke dalam tubuh kita. Termasuk kesehatan mata.

Begitu banyak makanan yang dibutuhkan oleh mata bisa kita temukan dengan mudah. Untuk kesehatan mata kita memerlukan makanan yang mengandung vitamin A, C, dan E, serta asam lemak omega-3, zink, dan lutein. Vitamin dan mineral itu bisa kita dapatkan pada sayuran berwarna hijau serta buah-buahan. Untuk mendapatkan mineral dari protein hewani kita bisa mengonsumsi telur dan ikan.

Sementara itu olahraga secara teratur akan membantu menjaga kesehatan. Dengan berolah raga kita akan menyehatkan jantung dan pembuluh darah sehingga aliran darah ke tubuh kita mengalir lancar. Jika aliran darah mengalir lancar ke seluruh organ tubuh kita tentu saja hal ini akan mengurangi resiko berbagai penyakit termasuk penyakit mata.

Perlindungan dari Kondisi Lingkungan
Untuk menghindari paparan sinar UV yang terkandung dalam sinar matahari secara langsung dan polusi udara, partikel serta polutan kimia lain perlunya kita membatasi kegiatan di luar ruangan pada waktu-waktu tertentu. jika terpaksanya harus berkegiatan di luar ruangan ada baiknya menggunakan kacamata dengan proteksi dari sinar UV.

Asap rokok juga bisa mengakibatkan terganggunya mata kita jika terpapar secara berlebihan. Asap rokok meningkatkan resiko segala penyakit termasuk penyakit mata. Bagi perokok berat katarak dan degenerasi makula sudah pasti mengancap kesehatan mata mereka. Perlu bagi kita untuk menghindari asap rokok dalam berbagai kondisi. Hal ini untuk meminimalisir penyakit yang bisa saja menyerang kita sewaktu-waktu tanpa disadari.

Kebiasaan Menggunakan Gadget
Saya yakin untuk hal ini hampir sebagian orang masih merasa kesulitan untuk mengatur kebiasaan dalam penggunaan gadget. Apalagi jika hal ini terkait dengan pekerjaan yang setiap hari harus dilakukan.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah pembatasan menatap layar monitor atau gadget. Setelah 20 menit menatap layar alihkan pandangan ke arah lain sejauh 20 kaki selama 20 detik. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kelelahan mata yang bisa menimbulkan sakit di belakang mata.

Penggunaan Cahaya yang Cukup
Banyak anak-anak muda sekarang ini lebih menyukai ruangan yang gelap saat menatap layar gadget. Hal itu sebenarnya bisa membuat gangguan mata cepat datang apabila dilakukan secara terus menerus. Pencahayaan cukup membuat mata tidak cepat lelah sehingga kesehatan mata pun bisa selalu terjaga

Perawatan Kacamata dan Lensa Kontak dengan Baik
Karena gangguan penglihatan sering kali penggunaan alat bantu seperti kacamata dan lensa kontak akan sangat menolong. Akan tetapi kita juga harus menggunakan alat dengan bijak. Misalnya untuk para pengguna kacamata miopi sering-sering membersihkan kaca mata dengan cairan khusus. Hal ini akan mengurangi debu dan partikel yang menempel di lensa. Gunakan lap khusus kacamata, jangan menggunakan kain sembarangan ataupun tisu karena akan cepat menggores lensa. Akibatnya penglihatan pun akan terganggu karena lensa yang kotor atau tergores.

Menggunakan lensa kontak sebaiknya dibatasi maksimal 14 jam. Setelah itu taruhlah lensa kontak pada sebuah tempat dan diberikan cairan khusus untuk melembabkan dan membersihkan lensa kontak. Hindari untuk tidur masih menggunakan lensa kontak. Hal ini untuk mengurangi ketidaknyamanan dan iritasi pada mata.


Menjaga kebersihan mata

Mata merupakan organ tubuh yang sensitif karena gangguan sekecil apapun akan langsung terasa. Untuk itu perlu bagi kita untuk menjaga kebersihannya. Tak hanya di mata saja namun juga di sekitarnya. Bagaimana kita harus berhati-hati apalagi pada perempuan saat menggunakan skincare atau make up. Dengan menjaga kebersihan alat-alat make up pun sudah termasuk mengurangi resiko gangguan pada mata.

Jika ingin menyentuh bagian mata seharuskan dilakukan dengan tangan atau jari yang bersih. Pastikan saat menggosok mata dengan pelan dalam kondisi sudah cuci tangan dengan sabun. Memang agak rempong. Tapi semuanya untuk kebaikan.


Mata Kering, jangan disepelein!


Membersihkan mata secara teratur dengan cairan khusus akan menyegarkan mata. Tentu saja hal ini akan mengurangi resiko dari mata kering. Apalagi bagi orang-orang yang bekerja dengan gadget atau layar. Fokus menatap sesuatu dan jarang berkedip membuat mata terasa tak nyaman bahkan bisa mengganggu aktivitas lainnya.

Apa saja sih yang menyebabkan mata kering? Biasanya saat kita terlalu fokus pada layar, gadget atau membaca mata terasa sepet. Sering kali terasa tak nyaman, lelah dan terasa ngilu. Mata kering juga sering terasa perih. Rasanya seperti ada benda asing yang masuk ke mata sehingga terasa mengganjal dan sakit. 

Jika mendapatkan mata kita mengalami gejala mata kering seperti itu maka yang perlu kita lakukan adalah :
insto dry eyes


Istirahat
Mengistirahatkan mata dari berbagai aktivitas yang memberi beban pada mata, misalnya menatap layar atau membaca dalam waktu lama. Bisa dengan memejamkan mata atau mengalihkan pandangan ke arah yang lebih jauh. Ada baiknya menatap ke pepohonan yang hijau atau warna-warna yang adem sehingga membuat mata bisa lebih nyaman.

Mengompres Mata
Mengompres mata dengan kompres dingin atau hangat dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman pada mata.

Menghindari Iritasi
Perlunya segera menjauh dari paparan debu, asap, atau zat lain yang bisa mengiritasi mata bisa meminimalisir dari mata kering

Menggunakan Air Mata Buatan
Air mata buatan akan sangat membantu melumasi jika terasa mata kering. Ini akan sangat membantu mata kita untuk tetap basah dan nyaman.

Sekarang ini banyak sekali cairan yang berfungsi untuk membersihkan mata sekaligus menjadi air mata buatan yang dijual bebas. Berbagai merk yang beredar dengan harga yang bersaing sering kali membuat konsumen bingung dan asal membeli. Padahal perlu juga lho mempertimbangkan saat membeli selain pada harga yang kompetitif.

Nah, kalau saya sih sudah lama setia pada satu merk ini. Namanya Insto Dry Eyes.

Mata Kering


Mengapa pilihan saya jatuh pada #InstoDryEyes?

Insto Dry Eyes mengandung bahan aktif yang bekerja memberikan efek pelumas seperti air mata untuk mengatasi mata kering

Produk ini juga mengandung bahan aktif untuk meringankan iritasi yang disebabkan oleh kekurangan produksi air mata sehingga memberikan efek nyaman pada mata

Insto Dry Eyes mudah sekali didapatkan dan ukuran 7,5 ml itu dapat dibawa kemana-mana dan sewaktu waktu bisa digunakan.


Bagaimana mendapatkan Insto Dry Eyes?
Nah, kebetulan banget nih, D’Pala Foodcourt yang dikelola oleh suami berada di atas Alfamart. Jadi gampang banget kalau mau beli produk yang bisa mengatasi #MataKeringJanganSepelein. Selain di Alfamart kalian juga bisa kok ngedapetinnya di Indomaret yang ada di seluruh Indonesia.

Jadi temans, kalau pengen mata kalian sehat. Mata kering jangan disepelein ya?



Jumat, 09 Mei 2025

Sehat Finansial Tanpa Paylater
Paylater


Teknologi yang berkembang pesat di berbagai sektor ternyata memberikan banyak ruang bagi manusia untuk menemukan berbagai kemudahan. Salah satunya adalah teknologi yang terkait dengan finansial digital.

Berbagai kemudahan saat ini ditemukan. Berbagai pinjaman online merebak seperti jamur di musim hujan. Meski sudah banyak yang terperosok hingga kesulitan saat membayar hutang dan bunganya. Hal itu tak membuat banyak orang kapok untuk mencoba keuangan digital yang lain.

Salah satu yang digemari oleh kaum muda saat ini adalah kemudahan bertransaksi. Fitur paylater (bayar nanti) sering kali dianggap kaum muda sebagai salah satu solusi saat kepepet tak memiliki alat bayar tapi membutuhkan atau menginginkan sesuatu.

Apakah solusi praktis dalam pembayaran online ini benar-benar menolong konsumen? Benarkah menggunakan paylater sebagai alat bayar tanpa uang tunai maupun kartu debit memberikan manfaat bagi kaum muda yang saat ini sangat suka dengan segala hal berbau cashless?

Menurut saya dibalik segala kemudahan yang diberikan oleh paylater jika kita tak berhati-hati malah memberikan banyak kerugian di masa yang akan datang. Pada akhirnya banyak kaum muda yang terjebak dengan hutang meskipun dimulai dari angka kecil saja. Apapun istilahnya yang namanya menunda pembayaran suatu produk ataupun jasa adalah hutang.

Ada beberapa alasan bagi kaum muda untuk tidak menggunakan paylater.

1. Bunga dan denda yang tinggi.
Tahu nggak kalau bunga paylater berkisar antara 2-4% sebulan? Itu artinya dalam setahun 24-48% yang harus dibayarkan diluar hutang pokoknya. Angka itu jauh lebih tinggi dibanding kartu kredit dan hutang melalui perbankan konvensional. Jika telat bayar, maka bunganya pun akan meningkat dengan cepat membuat utang makin sulit untuk dilunasi.

2. Memicu gaya hidup konsumtif
Kehadiran PayLatermembuat kaum muda gampang saj ajika ingin membeli sesuatu tanpa memiliki uang tunai saat itu juga. Hal ini tentu saja sangat rentan mendorong perilaku konsumtif khususnya bagi kaum muda yang sering kali bersikap impulsif saat menginginkan sesuatu. Banyak konsumen yang sebenarnya tidak butuh, namun menginginkannya karena ada kemudahan bisa dibayar belakangan. Nah, pembeli impulsif tersebut mencip[takan pola belanja impulsif yang bisa merusak keamanan finansial tanpa menyadarinya. Paylater memberikan perasaan memiliki uang padahal sebenarnya itu adalah hutang.

3. Merusak Skor Kredit di SLIK OJK
Setiap ada keterlambatan dalam pembayaran oleh nasabah ternyata bisa dilaporkan ke Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Hal ini akan memperburuk dan merusak riwayat kredit sehingga pengguna memiliki skor IDBI yang jelek. Hal ini akan menyulitkan saat mengajukan Kredit Peminjaman Perumahan, Kredit Tanpa Agunan dan pinjaman lain di masa depan di bank konvensional maupun syariah.

4. Tidak ada manfaat jangka panjang
Jika kita memiliki kartu kredit, sering kali kita akan mendapatkan promo, point rewards, airport lounge, atau asuransi. Sementara itu dari paylater tak mendapat keuntungan apapun kecuali hutang yang bisa menumpuk semakin panjang angkanya. Hanya menawarkan hutang tanpa keuntungan finansial jangka panjang.

5. Resiko penagihan yang mengganggu.
Jika konsumen telat bayar, belum jatuh tempo saja sudah diteror dengan berbagai jenis komunikasi mulai sms, telpon, email bahkan pada kontak darurat. Sering kali ditemui bahwa debt kolektor begitu agresif dan sangat mengganggu privasi. Banyak pula yang menggunakan kata-kata kasar saat berkomunikasi.

6. Ketergantungan pada utang
Tanpa disadari PayLater membiasakan seseorang untuk berutang demi keinginan semata bukan karena kebutuhan. Saat hal ini menjadi kebiasaan. Seseorang bakalan terperangkap dalam siklus utang yang sulit diselesaikan. Yang paling mengkhawatirkan jika anggapan PayLater merupakan sarana “uang tambahan” bukan utang.

7. Resiko penyalahgunaan data dan keamanannya.
Banyak kasus kebocoran data pribadi didapatkan dari aplikasi keuangan digital. Saat seseorang mendaftarkan diri ke layanan PayLater. Itu artinya pengguna sudah memberikan akses informasi pribadi dan keuangan pada sistem. Jika terjadi kebocoran atau penyalahgunaan, akibatnya tentu saja sangat merugikan. Salah satunya adalah kemungkinan munculnya utang yang tidak dilakukan sendiri.

8. Perencanaan Keuangan yang kacau
Jika seseorang sudah tak lagi bisa mengontrol penggunaan PayLater. Maka ia akan kehilangan jejak pengeluarannya. Tanpa disadari di akhir bulan banyak tagihan yang datang dari berbagai transaksi sebelumnya. Hal ini membuat berbagai perencanaan yang terkait dengan finansial bakal tertunda. Tentu saja menjadi mempersulit saat kita ingin menabung atau memenuhi kebutuhan penting lainnya.

Paylater akan menjadi bumerang ketika pengguna hanya memiliki penghasilan yang pas-pasan. Hal ini tentu saja akan mengambil sebagian dari pendapatan hanya digunakan sebagai cicilan paylater.

Paylater akan membuat kita makin terperosok dalam jeratan saat digunakan untuk kebutuhan atau keinginan yang bukan merupakan prioritas. Hal ini hanya akan menambah beban. Dan yang paling menyulitkan jika sudah memiliki hutang yang lain. Nanti yang ada hanyalah gali lobang tutup lobang, berhutang disana sini untuk menutup hutang sebelumnya.

Upaya hidup lebih baik tanpa paylater


Jika ingin membeli sesuatu lebih baik menabung sebelum belanja. Dengan menyisihkan uang setiap minggu atau bulan akan menbuat kita terhindar dari hutang.

Lebih baik menggunakan kartu debit atau uang tunai. Ketika kita menggenggam uang tunai maka kita bisa mengukur kebutuhan kita sesuai dengan cash yang dibawa. Atau jika kita berbelanja menggunakan kartu debit akan jauh lebih aman karena tidak ada bunga atau denda yang harus dibayarkan.

Andai tabungan atau uang dalam rekening kita sudah teralokasi untuk berbagai kebutuhan. Maka hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menunda kesenangan. Toh jika kita tak memiliki barang yang bukan merupakan kebutuhan primer masih tetap hidup kan?

Paylater memang begitu menggiurkan. Awalnya terasa begitu semuanya mudah untuk dimiliki. Namun yang tak pernah disadari paylater bisa menjadi jebakan finansial yang tak berujung.

Ada baiknya kita menunda kesenangan sesaat. Membiasakan diri hidup sesuai kemampuan. Tak perlu malu jika memang belum memiliki kekuatan finansial sehingga berbeda dari circle kita. Ingatlah bahwa hutang hari ini adalah beban bagi masa depan kita.

Yuk, sehatkan finansial kita dengan berkata tidak pada utang yang tak perlu, termasuk pada paylater