Assalamualaikum temans.
21 tahun menjadi orang tua saya masih tetap belajar menjadi orang tua. Ada fase-fase yang berbeda di setiap masanya. Bagaimana menjadi orang tua saat anak-anak masih balita, lantas pra baligh, remaja, kemudian mereka menjadi dewasa muda.
Banyak kesalahan yang saya perbuat ketika menjadi orang tua baru. Meskipun saat itu saya sudah mulai belajar tentang parenting. Sering kali apa yang sudah saya pelajari baik lewat media maupun buku ternyata tak berhasil saya terapkan pada anak-anak saya. Meski orang-orang bilang setiap keluarga memiliki gaya parenting sendiri atau anak-anak itu nggak sama sehingga yang tertulis di media maupun buku tak tepat. Saya tetap meyakini bahwa ilmu parenting sangat penting.
Bagaimana saya belajar parenting selama 21 tahun tersebut? Ada beberapa orang dan bacaan yang menjadi inspirasi saya saat mengasuh anak hingga saat ini.
Tabloid Nakita
Tabloid ini mulai terbit sekitar tahun 1999. Tabloid yang memberikan informasi seputar ibu dan anak ini diterbitkan oleh Kompas Gramedia Grup.Tabloid Nakita memberikan informasi seputar relasi pasangan muda, kehamilan, persalinan, tumbuh kembang anak serta parenting.
Saya mulai berlangganan Nakita sejak hamil Kakak. Saya cukup terbantu dengan informasi-informasi yang diberikan oleh tabloid ini. Meski terkadang bertentangan dengan kebiasaan orang tua zaman dulu. Saya tetap menjadikan Tabloid Nakita ini menjadi panduan bagi saya dalam mengasuh anak-anak. Bahkan nama Adek pun terinspirasi oleh nama bayi yang ada di tabloid ini.
Buku-buku karya Ayah Edy
Saya membeli beberapa buku parenting karya Ayah Edy ini. Buku-buku beliau memuat tentang tips dan trik mengasuh anak di berbagai jenjang usia. Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami. Dengan format tanya jawab memudahkan pembaca memetakan masalah-masalah yang sering dihadapi oleh orang tua muda.
Meski ada beberapa trik yang saya terapkan ke anak-anak tetapi gagal. Mostly buku Ayah Edy ini menemani saya mengasih anak sampai saya menemukan partner diskusi tentang parenting.
Dr. Riana Mashar, M.Psi, Psikolog
Beliau adalah dosen Pendidikan Guru Paud di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Saya bertemu beliau sekitar tahun 2010 saat saya merasa berbagai ilmu parenting yang saya baca tak lagi menjawab permasalahan yang terjadi pada Kakak. Beberapa kali saya merasa kewalahan dalam mengasuh anak-anak. Mbak Yana, begitu saya biasa memanggilnya. Beliau memetakan berbagai permasalahan yang saya temui.
Sering kali perilaku anak-anak saat itu dikarenakan ketidakkonsistenan saya dalam mengasuh anak-anak. Terkadang strict, tapi sisi lain permisif. Sering kali aturan tak bisa ditegakkan sehingga anak-anak pun mengalami kebingungan.
Saat Adek mengalami hambatan emosi Mbak Yana lah yang membantu saya dengan assesment yang diberikan. Cukup lama sampai emosi Adek cukup stabil.
Beliau seorang single parent. Tetapi anak-anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang kuat psikologisnya. Menurut saya beliau mematahkan mitos bahwa anak-anak yang broken home adalah anak-anak yang bermasalah. Masya Allah. Saya tak menemukan itu dari anak-anak mbak Yana. Mereka tumbuh dengan empati dan simpati yang tinggi, tutur kata yang sopan, dan akademis pun juga bagus.
Miftahul Jannah, M.Psikolog.
Mbak Ita, begitu saya memanggilnya. Buat saya beliau adalah guru kehidupan. Beliau menjadi partner mendidik anak-anak sejak Kakak remaja. Kakak pun sangat nyaman jika berbicara tentang masalah-masalah yang dihadapi ataupun teman-temannya. Mungkin karena umur beliau jauh lebih muda dari saya. Sehingga Kakak pun merasa tak bicara dengan orang tua.
Meskipun saya tak bisa mencontoh bagaimana beliau mendidik Zahro sang buah hati. Akan tetapi saya selalu mendapatkan pencerahan setiap kali ngobrol dengan beliau. Apa yang beliau sampaikan berdasarkan Al Quran dan Hadits.
Ngobrol perkara iman tak pernah membosankan dengan beliau. Meskipun usia dibawah saya hampir 10 tahun. Kedewasaan dan logika berpikir yang ada di beliau memberikan saya pemahaman tentang rumah tangga dan mendidik anak sesuai dengan tuntunan agama.
Perbaiki hubungan kita dengan Allah maka Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan manusia. Perbaiki ibadah kita. Allah akan menyelesaikan semua urusan di dunia.
Bagi saya kata-kata beliau seperti mantra sakti yang membuat hati lebih lapang. Bahkan Paksu juga megatakan setiap kali pulang dari bertemu dengaan Mbak Ita pemikiran jadi lebih bersih dan lebih semeleh.
Kalau kalian bagaimana? Inspirasi apa yang kalian temukan dari hal-hal yang tak jauh dari kita?
Tidak ada komentar:
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar ya? Terima kasih