Agustus 2025 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Minggu, 10 Agustus 2025

Peran Merdeka Berpikir dan Mindfulness dalam Mengasuh Anak
mindfulness

Assalamualaikum temans

Saya dibesarkan dalam keluarga yang cukup demokratis. Meski ibu saya termasuk strict parent. Bapak saya memberi banyak ruang bagi anak yang tiga-tiganya berjenis kelamin perempuan.

Saya ingat di waktu kecil kami semua dilatih belajar bulu tangkis. Saya masuk dalam sebuah klub bulu tangkis untuk pemula meski saat itu pesertanya lebih banyak laki-lakinya. Benar-benar dari awal banget. Bukan hanya main saja. Akan tetapi teknik-teknik yang diajarkan. Seperti teknik forehand, back hand, loob, smash ataupun netting.

Saya dan adik-adik juga diajari untuk melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh laki-laki. Nggak sampai pasang genteng sih. Tapi saat itu jarang ada anak perempuan yang melakukannya seperti ganti bohlam, menggergaji, nyuci kendaraan serta angkat-angkat barang yang lumayan berat.

Kedekatan saya dengan Bapak ternyata mempengaruhi pola pikir saya. Kebiasaan saya ngobrol dengan Bapak membuat saya bebas bertanya apa saja. Bahkan saya tak punya rasa takut untuk mengkritik atau protes. Tentunya dengan kata-kata yang sopan ya? Bapak pun nggak masalah jika saya mengutarakan rasa sedih, kecewa atau marah pada beliau.

Tak hanya terkait dengan pola komunikasi. Menyikapi masalah pun bisa seselow itu. Misalnya saat saya dibully oleh teman-teman perempuan saat SD. Meski di awal saya sempat menangis karena nggak punya teman. Lama-lama saya bersikap bodo amat. Saya berpikir bahwa teman saya tak hanya mereka. Saya masih punya teman yang lain. Saya pun akhirnya lebih banyak berteman dengan laki-laki sampai kuliah.

merdeka berpikir


Bapak membebaskan saya memilih kegiatan yang saya mau. Passion saya pun didukung penuh. Ketika saudara saya dipaksa untuk masuk jurusan akuntansi saat kuliah. Bapak support pilihan saya di jurusan komunikasi karena saya pengen bekerja di stasiun televisi meski tak kesampaian.

Beliau memberikan tantangan terkait dengan passion saya. Seandainya tulisan saya dimuat di media. Bapak akan membelikan saya mesin ketik terbaru saat saya SMP. Saya semangat banget nulis cerpen saat itu. Meski tulisan saya dimuat sebuah majalah dua atau tiga tahun kemudian. Bapak pun memenuhi janji.

Apa yang dilakukan Bapak bukan hanya terkait dengan parenting saja. Akan tetapi Bapak membuka cakrawala berpikir. Bahwa antara laki laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Kemerdekaan dalam berpikir milik manusia dan tak mengenal kasta.

Setiap orang butuh merdeka dalam berpikir

berpikir


Bagi saya merdeka berpikir itu bebas memiliki pendapat, ide, sudut pandang tanpa harus dipengaruhi orang lain. Merdeka berpikir juga berarti berani menyampaikan pemikiran kita pada orang lain, memberikan kritik dan tidak takut saat berbeda dengan orang lain.

Bebas dan berani. Bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Atau berani sevulgar-vulgarnya. Ada koridor yang bernama bijaksana dan mengedepankan simpati dan empati. Jika toh menyampaikan hal-hal yang tak kita setujui, tentunya sebagai manusia yang beradab mengedepankan kata-kata yang sopan tanpa harus menjatuhkan orang lain.

Merdeka berpikir akan membuat kita lebih kritis dalam memandang sesuatu. Karena pemikiran logis dan terbuka akan memudahkan kita lebih kreatif ketika menemukan solusi. Kita akan lebih percaya diri saat mengemukakan pendapat yang berbeda karena memahami apa yang ada di kepala kita. Dan tentunya lebih bertoleransi terhadap perbedaan karena memiliki pemikiran yang terbuka tanpa harus menghakimi.

Apa yang Bapak ajarkan pada saya ternyata mempengaruhi cara saya mendidik anak. Saya pun berusaha memberikan kebebasan pada anak-anak apalagi yang terkait dengan kreativitas. Contohnya saat anak saya main di luar rumah. Mereka bakal bereksplorasi dengan tanah, kerikil dan berbagai benda yang ada disekitarnya. Alih-alih melarang mereka main kotor-kotoran. Saya memfasilitasi dengan barang-barang penunjang lain untuk mereka bereksplorasi dengan aman.

Sering kali orang tua melarang anak bermain kotor-kotoran, atau memilihkan anak sesuatu yang kurang diminati. Hal itu akan membentuk penjara pikiran pada anak-anak. Penjara pikiran hanya akan membatasi anak dalam bereksplorasi sehingga menutup kreativitas anak-anak dalam mencari tahu akan sesuatu.

Merdeka berpikir untuk anak memberikan ruang bagi mereka untuk berbagai hal yang bisa mereka pelajari tak hanya di bangku sekolah.

Belajar dari kesalahan.
Saat anak melakukan kesalahan sebagai orang tua tak perlu kita memarahi. Biarkan anak menemukan letak kesalahannya dengan bantuan kita sebagai orang tua. Saat mereka menemukan apa atau letak kesalahannya. Dorong dan dampingi mereka untuk memperbaiki kesalahan dan tak mengulangi kembali.

Memiliki pendapat sendiri yang terkait dengan pendirian dan ketegasan dalam bersikap atau mengambil keputusan.
Anak memiliki pendapat sendiri dan tidak menelan mentah-mentah informasi yang datang. Ia akan memiliki kekritisan dalam berpikir dan mempertanyakan. Ia akan memiliki ketegasan dalam bersikap. Tidak sekadar ikut-ikutan teman. Dan mereka memiliki pendirian yang kuat.

Pengembangan potensi lebih maksimal
Passion anak itu berbeda-beda. Jangankan dengan orang tuanya. Saudara kembar pun tetap saja masing-masing memiliki minat dan bakat yang berbeda. Saat orang tua membebaskan anak untuk menggali potensi. Ia akan secara cepat menemukan dimana kelebihannya. Tinggal kita sebagai orang tua memberikan dukungan dan support penuh. Yang penting tidak menyalahi nilai agama maupun masyarakat.

Sebagai support system anak, orang tua pun harus memiliki keterbukaan dalam berpikir dan belajar untuk mengikuti perkembangan zaman. Jangan sampai kita terjebak dalam pemikiran-pemikiran kolot yang akan menghambat kita memberikan dorongan pada anak-anak. Di sinilah peran mindfulness terasa penting bagi orang tua.

Apa sih mindfulness itu?

Secara garis besar mindfulness bisa diartikan sebagai sebuah kesadaran penuh yang sedang kita alami tanpa menghakimi atau bereaksi secara berlebihan. Kita cukup fokus pada momen yang sedang terjadi dan tak perlu menghakimi. Kelihatannya mudah ya? Tapi jika kita sebagai orang tua mampu melakukan hal ini, ini bakal jadi super parents sih menurut saya.

Bagaimana mindfulness membantu kita sebagai orang tua menerapkan merdeka berpikir?

mindfulness


Menghindarkan dari reaksi yang impulsif.
Sering kali saat anak-anak melakukan kesalahan kita langsung memarahi mereka atau panik sebagai reaksi pertama kita. Hal ini biasanya tidak efektif mengatasi persoalan. Itulah saat mindfulness bekerja dalam diri orang tua. Kita bisa berhenti sejenak, menarik napas. Kemudian berpikir lebih dalam. Apakah jika marah akan menyelesaikan persoalan? Apakah kepanikan kita membuat keadaan menjadi baik atau malah memperburuk? Kesadaran untuk memberikan jeda ini akan memberi waktu kita untuk memilih respons yang baik bukan sekadar bereaksi.

Hadir di sisi anak.
Kehadiran orang tua tak hanya dari sisi fisik saja. Fisik bisa jadi berada di sebelah anak. Akan tetapi pikiran berkutat dengan pekerjaan, urusan tagihan, pekerjaan dan berbagai urusan yang belum selesai. Mindfulness akan membantu kita sebagai orang tua bisa mendengarkan apa yang ingin anak-anak sampaikan. Fokus pada mereka. Mendengarkan setiap kata, melihat ekspresinya. Lantas mencoba memahami perasaan mereka tanpa terganggu oleh apapun. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai dan menjadi anak yang percaya diri.

Menjadi role model buat anak
Sejatinya orang tua adalah idola bagi anaknya. Mereka akan meniru apapun yang mereka lihat dari orang tuanya. Seperti layaknya spons yang dicelupkan ke air. Untuk itu perlunya orang tua menjadi teladan bagi anak-anak dalam bersikap dan berpikir. Ketika orang tua memiliki kemampuan mengelola emosi dengan baik si anak tentunya akan belajar dari apa yang mereka saksikan dalam diri orang tua.

Jika merdeka berpikir menjadi tujuan. Maka mindfulness adalah prosesnya dan alat untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan diperlukan usaha dalam mewujudkannya.

Jangan takut salah saat mendidik anak-anak karena kita bukanlah orang tua yang sempurna. Akan tetapi menjadi orang tua yang memiliki kesadaran penuh dengan merdeka berpikir akan membuka jalan anak-anak dan memberikan ruang untuk tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik.



Rabu, 06 Agustus 2025

Mindfulness : Berpikir Positif dalam Memandang Hidup
positif


Hidup itu rasanya seperti berkejaran dengan waktu. Kayaknya sih baru bangun tidur, lalu beraktivitas. Eh … tahu-tahu udah maghrib aja. Kayak nggak berasa setiap detik itu ngilang aja. Seperti waktu itu hanya numpang lewat dan nggak berarti. Berasa dalam sehari 24 jam itu kurang banget untuk manusia-manusia yang sibuk.

Dalam kepala begitu banyak yang berkelindan. Memikirkan sesuatu belum sampai selesai lantas melompat ke pikiran yang lain. Berkutat dengan satu masalah belum juga nemu solusi sudah terbungkus masalah yang lain. Hal ini membuat kepala begitu penuh dengan kekhawatiran yang saling silang sengkarut. Kita pun rasanya sulit bernapas dengan baik.

Keruwetan yang berjejalan membuat manusia selalu merasa memiliki beban yang berat. Mulai tekanan pekerjaan lalu bergeser ke tekanan hidup. Hal ini membuat manusia makin mudah merasa depresi dan susah mengontrol emosi. Rasanya mau senggol bacok aja jika ada hal-hal yang kurang menyenangkan atau merasa hidup kita makin berat.

Apakah bisa menjalani hidup ini lebih ringan dan memiliki nilai sehingga batin bisa lebih tenang?

Menurut saya tentu saja bisa. Hal ini tergantung dari pola pikir manusia itu sendiri kok. dari persepektif apapun saya yakin manusia memiliki kemampuan untuk berkehidupan secara sehat lahir dan batin. Salah satunya adalah mengenal konsep mindfulness.

Apa sih mindfulness itu?

hidup


Secara sederhana mindfulness bisa diterjemahkan sebagai sebuah kesadaran penuh yang sedang kita alami tanpa menghakimi atau bereaksi secara berlebihan. Bukan berarti kita harus bermeditasi berjam-jam. Akan tetapi kita benar-benar hadir secara fisik dan perasaan serta memahami tindakan dan pengalaman hidup sekecil apapun.

Saya akan mengilustrasikan mindfulness dalam sebuah adegan pendek.

Coba kita bayangkan. Pagi-pagi kita membuat secangkir kopi hitam tanpa gula. Sambil duduk di teras, tanpa mengecek jadwal hari ini ataupun scroll hp memperhatikan beranda di media sosial. Kita menghirup aroma kopi yang menguar dan menyesap dalam diam. Menikmati rasanya. Memperhatikan crema yang memberikan rasa nikmat dalam setiap tegukannya. Merasakan sensasi pahit dari kopi robusta maupun liberika. Ataupun merasakan rasa asam yang tertinggal dari kopi arabika. Itu dia yang dinamakan mindfulness dalam sebuah tindakan.

Ada berbagai manfaat mindfulness dari sisi psikologi. Ada berbagai penelitian ilmiah yang memperlihatkan bagaimana mindfulness bekerja dalam diri manusia.

Mengurangi stress dan kecemasan
Mindfulness membantu menenangkan sistem syaraf dan mengurangi kadar hormon stress dikarenakan menggeser kondisi seseorang dari memikirkan hal yang sama secara terus menerus dan berulang terutama pada hal hal negatif, menyakitkan maupun menyedihkan tanpa menghasilkan solusi menuju fokus. Saat seseorang bisa fokus pada pemecahan masalah maka kekhawatiran dan kecemasan akan tereduksi secara maksimal.

Meningkatkan pengelolaan emosi
Mindfulness akan membuat seseorang mampu mengelola, memahami, dan mengekspresikan emosi dengan tepat dan sehat. Hal itu dilakukan baik untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Regulasi emosi memungkinkan seseorang untuk merespon sesuatu dengan bijaksana dan rasional.

Meningkatkan fokus dan konsentrasi
Minfulness melatih otak untuk berpikir tentang masa kini, bukan masa lalu yang membuat seseorang menyesali diri atau masa depan yang membuat orang merasa overthinking. Ketika seseorang benar-benar hadir di masa kini, pikiran dan perasaan tak berkelana kemana-mana. Maka fokus dan konsentrasi akan tumbuh dengan sendirinya.

Meningkatkan kesejahteraan
Sejahtera bukan hanya terkait dengan kepemilikan. Sejahtera itu berada dalam kondisi baik, lengkap dan seimbang. Ini bukan hanya tentang materi. Akan tetapi terkait dengan mental, sosial, emosional, serta spiritual. Dengan mindfulness seseorang akan merasakan kehadiran dirinya itu penting dalam kehidupan. Menghargai momen sekecil apapun. Memberikan apresiasi terhadap proses bukan hanya hasil. Serta merasakan koneksi dan keterikatan baik dengan diri sendiri, orang lain serta tuhannya.


Mindfulness dari sisi agama


Seringkali mindfulness dikaitkan dengan buddhisme. Padahal konsep mindfulness itu ada di setiap agama. Termasuk dengan Islam, agama yang saya peluk dan yakini.

Bagaimana mindfulness dalam Islam itu bekerja?

Dalam Islam diajarkan bahwa manusia itu tak hanya menjadi baik terhadap manusia lain atau lingkungan. Ada kesadaran spiritual bahwa dimanapun ia berada ada Dzat Yang Maha Besar mengawasi manusia. Kesadaran bahwa manusia adalah hamba dimana keberadaannya selalu diketahui oleh-Nya meskipun berada di tempat paling tak bisa dijangkau manusia manapun.

mindfulness


Allah selalu hadir dalam setiap langkah manusia. Rasa sayang-Nya selalu datang bahkan melewati sebuah teguran. Meskipun manusia menjauh, Allah terasa begitu dekat lewat detak jantung dan nadi manusia.

Manifestasi mindfulness dalam Islam ditunjukkan dengan hal-hal berikut.

Muraqabbah
Dalam diri setiap muslim dan muslimah semestinya memiliki kesadaran bahwa Allah selalu hadir dan mengawasi setiap saat. Tidak hanya perilaku manusia. Namun juga tentang pikiran dan perasaan. Allah selalu tahu dimanapun dan kapanpun.

Rasulullah pernah bersabda
Beribadahlah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia melihatmu.
(HR. Muslim)
Saat manusia bermuraqabah membuatnya menjaga diri dari perbuatan keji dan munkar meskipun tak ada manusia satupun yang melihatnya. Hati akan merasa tenang karena merasa Allah selalu bersama manusia. Sehingga manusia pun selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadahnya.

Bertaqwa
Setiap manusia yang bertaqwa memiliki kesadaran akan adanya Allah. Sehingga ia selalu berusaha untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Insan yang memiliki ketaqwaan akan selalu berhati-hati dalam menjalankan hidup. Karena ia tahu. Begitu mudahnya manusia tergelincir dalam perbuatan dosa karena ketidakhati-hatiannya.

Allah berfirman dalam QS Hujurat 13
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian disisi Allah adalah yang paling bertakwa.

Selain merasa selalu diawasi orang yang bertaqwa berhati-hati dalam menjaga lisan, hati dan perbuatan. Beribadah tak hanya menjalankan ritual saja. Akan tetapi juga menjaga akhlaknya dengan baik. Meski berat ia tetap tunduk menjalankan dan meyakini akan kebenaran Allah. Ia pun akan melakukan berbagai tindakan muamalah yang baik dan menjauhi maksiat meskipun tak ada yang melihatnya.

Menjaga kekhusyukan
Khusyuk adalah menghadirkan hati dan pikiran saat seorang muslim atau muslimah beribadah, terutama pada shalatnya. Jika seseorang khusyuk saat melaksanakan shalat. Ia takkan tergesa-gesa karena ia menikmati setiap gerakan dan bacaan shalat. Khusyuk itu laksana berbincang dengan Sang Pencipta. Butuh ketenangan menjaga gerakan dan pikiran sehingga terasa nikmat saat berdialog dengan Allah.

Khusyuk itu mindfulness tertinggi dalam spiritual. Tak hanya sekadar sadar namun juga tunduk dan terkoneksi dengan Sang Maha Pencipta.

Berdzikir
Berdzikir itu mengingat pada Allah baik secara lisan, hati dan perbuatan. Ini adalah mindfulness dalam Islam yang paling ringan, akan tetapi besar pahalanya jika itu dilakukan.

Al Quran menyebutkan dalam Surah Al Baqarah ayat 152
Ingatlah kepada-ku maka Aku pun akan mengingatmu.
Dengan berdzikir seseorang akan merasa tenang hati dan pikirannya. Karena mengingat-Nya dalam setiap langkah tentu saja akan menjauhkan diri dari godaan syaitan dan berbuat dosa. Semakin dekat pada Allah meskipun amalan ini begitu ringan. Allah pun menjanjikan pahala yang besar pada setiap muslim dan muslimah yang selalu mengingat dan menyebut asma-Nya.

Tak ada manusia yang lepas dari ujian dan cobaan dari Sang Pencipta. Rasanya pasti berat. Saat awal ujian atau cobaan itu datang pasti banyak pertanyaan yang berkelindan di kepala.

Saya yakin, dengan iman yang ada di dada. Keyakinan bahwa Allah takkan menguji hamba-Nya di luar kemampuannya. Setiap ujian atau cobaan telah Allah siapkan solusinya. Tinggal manusia semakin berusaha memperbaiki hubungannya dengan Sang Pencipta.

Berbaik sangka pada Allah. Maka Allah akan sesuai dengan prasangka manusia. Insya Allah.