Mei 2025 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Jumat, 09 Mei 2025

Sehat Finansial Tanpa Paylater
Paylater


Teknologi yang berkembang pesat di berbagai sektor ternyata memberikan banyak ruang bagi manusia untuk menemukan berbagai kemudahan. Salah satunya adalah teknologi yang terkait dengan finansial digital.

Berbagai kemudahan saat ini ditemukan. Berbagai pinjaman online merebak seperti jamur di musim hujan. Meski sudah banyak yang terperosok hingga kesulitan saat membayar hutang dan bunganya. Hal itu tak membuat banyak orang kapok untuk mencoba keuangan digital yang lain.

Salah satu yang digemari oleh kaum muda saat ini adalah kemudahan bertransaksi. Fitur paylater (bayar nanti) sering kali dianggap kaum muda sebagai salah satu solusi saat kepepet tak memiliki alat bayar tapi membutuhkan atau menginginkan sesuatu.

Apakah solusi praktis dalam pembayaran online ini benar-benar menolong konsumen? Benarkah menggunakan paylater sebagai alat bayar tanpa uang tunai maupun kartu debit memberikan manfaat bagi kaum muda yang saat ini sangat suka dengan segala hal berbau cashless?

Menurut saya dibalik segala kemudahan yang diberikan oleh paylater jika kita tak berhati-hati malah memberikan banyak kerugian di masa yang akan datang. Pada akhirnya banyak kaum muda yang terjebak dengan hutang meskipun dimulai dari angka kecil saja. Apapun istilahnya yang namanya menunda pembayaran suatu produk ataupun jasa adalah hutang.

Ada beberapa alasan bagi kaum muda untuk tidak menggunakan paylater.

1. Bunga dan denda yang tinggi.
Tahu nggak kalau bunga paylater berkisar antara 2-4% sebulan? Itu artinya dalam setahun 24-48% yang harus dibayarkan diluar hutang pokoknya. Angka itu jauh lebih tinggi dibanding kartu kredit dan hutang melalui perbankan konvensional. Jika telat bayar, maka bunganya pun akan meningkat dengan cepat membuat utang makin sulit untuk dilunasi.

2. Memicu gaya hidup konsumtif
Kehadiran PayLatermembuat kaum muda gampang saj ajika ingin membeli sesuatu tanpa memiliki uang tunai saat itu juga. Hal ini tentu saja sangat rentan mendorong perilaku konsumtif khususnya bagi kaum muda yang sering kali bersikap impulsif saat menginginkan sesuatu. Banyak konsumen yang sebenarnya tidak butuh, namun menginginkannya karena ada kemudahan bisa dibayar belakangan. Nah, pembeli impulsif tersebut mencip[takan pola belanja impulsif yang bisa merusak keamanan finansial tanpa menyadarinya. Paylater memberikan perasaan memiliki uang padahal sebenarnya itu adalah hutang.

3. Merusak Skor Kredit di SLIK OJK
Setiap ada keterlambatan dalam pembayaran oleh nasabah ternyata bisa dilaporkan ke Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Hal ini akan memperburuk dan merusak riwayat kredit sehingga pengguna memiliki skor IDBI yang jelek. Hal ini akan menyulitkan saat mengajukan Kredit Peminjaman Perumahan, Kredit Tanpa Agunan dan pinjaman lain di masa depan di bank konvensional maupun syariah.

4. Tidak ada manfaat jangka panjang
Jika kita memiliki kartu kredit, sering kali kita akan mendapatkan promo, point rewards, airport lounge, atau asuransi. Sementara itu dari paylater tak mendapat keuntungan apapun kecuali hutang yang bisa menumpuk semakin panjang angkanya. Hanya menawarkan hutang tanpa keuntungan finansial jangka panjang.

5. Resiko penagihan yang mengganggu.
Jika konsumen telat bayar, belum jatuh tempo saja sudah diteror dengan berbagai jenis komunikasi mulai sms, telpon, email bahkan pada kontak darurat. Sering kali ditemui bahwa debt kolektor begitu agresif dan sangat mengganggu privasi. Banyak pula yang menggunakan kata-kata kasar saat berkomunikasi.

6. Ketergantungan pada utang
Tanpa disadari PayLater membiasakan seseorang untuk berutang demi keinginan semata bukan karena kebutuhan. Saat hal ini menjadi kebiasaan. Seseorang bakalan terperangkap dalam siklus utang yang sulit diselesaikan. Yang paling mengkhawatirkan jika anggapan PayLater merupakan sarana “uang tambahan” bukan utang.

7. Resiko penyalahgunaan data dan keamanannya.
Banyak kasus kebocoran data pribadi didapatkan dari aplikasi keuangan digital. Saat seseorang mendaftarkan diri ke layanan PayLater. Itu artinya pengguna sudah memberikan akses informasi pribadi dan keuangan pada sistem. Jika terjadi kebocoran atau penyalahgunaan, akibatnya tentu saja sangat merugikan. Salah satunya adalah kemungkinan munculnya utang yang tidak dilakukan sendiri.

8. Perencanaan Keuangan yang kacau
Jika seseorang sudah tak lagi bisa mengontrol penggunaan PayLater. Maka ia akan kehilangan jejak pengeluarannya. Tanpa disadari di akhir bulan banyak tagihan yang datang dari berbagai transaksi sebelumnya. Hal ini membuat berbagai perencanaan yang terkait dengan finansial bakal tertunda. Tentu saja menjadi mempersulit saat kita ingin menabung atau memenuhi kebutuhan penting lainnya.

Paylater akan menjadi bumerang ketika pengguna hanya memiliki penghasilan yang pas-pasan. Hal ini tentu saja akan mengambil sebagian dari pendapatan hanya digunakan sebagai cicilan paylater.

Paylater akan membuat kita makin terperosok dalam jeratan saat digunakan untuk kebutuhan atau keinginan yang bukan merupakan prioritas. Hal ini hanya akan menambah beban. Dan yang paling menyulitkan jika sudah memiliki hutang yang lain. Nanti yang ada hanyalah gali lobang tutup lobang, berhutang disana sini untuk menutup hutang sebelumnya.

Upaya hidup lebih baik tanpa paylater


Jika ingin membeli sesuatu lebih baik menabung sebelum belanja. Dengan menyisihkan uang setiap minggu atau bulan akan menbuat kita terhindar dari hutang.

Lebih baik menggunakan kartu debit atau uang tunai. Ketika kita menggenggam uang tunai maka kita bisa mengukur kebutuhan kita sesuai dengan cash yang dibawa. Atau jika kita berbelanja menggunakan kartu debit akan jauh lebih aman karena tidak ada bunga atau denda yang harus dibayarkan.

Andai tabungan atau uang dalam rekening kita sudah teralokasi untuk berbagai kebutuhan. Maka hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menunda kesenangan. Toh jika kita tak memiliki barang yang bukan merupakan kebutuhan primer masih tetap hidup kan?

Paylater memang begitu menggiurkan. Awalnya terasa begitu semuanya mudah untuk dimiliki. Namun yang tak pernah disadari paylater bisa menjadi jebakan finansial yang tak berujung.

Ada baiknya kita menunda kesenangan sesaat. Membiasakan diri hidup sesuai kemampuan. Tak perlu malu jika memang belum memiliki kekuatan finansial sehingga berbeda dari circle kita. Ingatlah bahwa hutang hari ini adalah beban bagi masa depan kita.

Yuk, sehatkan finansial kita dengan berkata tidak pada utang yang tak perlu, termasuk pada paylater