Mengimplemetasikan GERMAS Dengan Tes Rockport - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Sabtu, 02 Desember 2017

Mengimplemetasikan GERMAS Dengan Tes Rockport


Assalamualaikum Temans,

Tanggal 27-28 November 2017 Dinas Kesehatan Kota Semarang mengadakan acara Desiminasi Informasi Kesehatan melalui Temu Blogger Kesehatan di The Wujil Resort Ungaran. Dalam acara yang koordinasi oleh DKK Semarang bekerja sama dengan Titik Tengah Partnership ini memaparkan berbagai macam informasi yang saya sendiri masih belum banyak ketahui. Mulai dari Program-program PUSKESMAS yang ternyata telah banyak berinovasi sampai dengan tes kebugaran rockport, yang saya sendiri belum pernah ngelakuin semuanya dipaparkan dan dilaksanakan di acara dua hari itu. Acara yang dimulai dengan pengenalan program PUSKESMAS GAYAM SARI dan PUSKESMAS HALMAHERA ini berlangsung seru.

Desiminasi Informasi Kesehatan ini dibuka oleh Dr. Widoyono, MPH. Pemaparan materi-materi mulai dari Pelayanan puskesmas, Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu, GERMAS, PIS-PK, Jaminan Kesehatan Semesta UHC, serta tes kesehatan untuk cek gula darah dan kolesterol dilaksanakan pada hari pertama. Kegiatan yang padat namun penuh dengan informasi berharga ini memang sayang untuk dilewatkan. Bagi saya yang sudah mencapai usia matang memang tertarik banget dengan apa yang berkaitan dengan kesehatan. 

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Fakta membuktikan bahwa telah terjadi pergeseran penyakit yang paling tinggi menjadi pembunuh manusia. Kalau ditahun 1990-an, penyakit seperti ISPA, TB dan diare bisa menjadi penyakit yang membunuh manusia, mulai tahun 2010 mulai bergeser. Penyakit-penyakit yang tidak menularlah yang menjadi pembunuh di Indonesia. Contohnya saja Stroke, Diabetes, Jantung, serta Kanker menjadi penyakit yang dianggap paling tinggi menjadi penyebab kematian selain kecelakaan.Ternyata hal ini berkaitan dengan pola perilaku masyarakat yang berkembang saat ini. 

Paradigma kesehatan yang saat ini ditanamkan ke masyarakat adalah memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa pembangunan kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersift lintas sektoral yang diupayakan pada peningkatan, pemeliharaan serta perlindungan kesehatan bukan hanya pada upaya penyembuhan saja.

Upaya penyembuhan hanya 30% saja dari paradigma sehat ini. Di Kodya Semarang ada 1 RSUD, 25 RS, 37 Puskesmas, 53 Klinik serta 407 apotik dan 32 laboratorium yang akan melayani masyarakat untuk penyembuhan penyakit. Selain itu terdapat 2623 dokter praktek, 328 dokter gigi, 540 bidan, serta 2970 perawat. Masih adafasilitas kesehatan lain seperti optik, toko obat 10 OP nakes, dan jamkesmaskot. 70% dari paradigma sehat ini meliputi cuaca, gizi, lingkungan sehat, Kesehatan Ibu dan anak, Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan, penyakit menular dan perilaku dari masyarakat itu sendiri. 

Hidup itu adalah pilihan. Begitu juga dengan kesehatan. Apakah kita akan memilih menjaga manusia yang sehat semakin sehat atau memilih untuk mengobati. Dan semua itu ada di tangan manusia itu sendiri. Derajat kesehatan itu dipengaruhi oleh keturunan, lingkungan, pelayanan dan perilaku dari masyarakat itu sendiri. Sementara itu paradigma sehat itu memposisikan kesehatan sebagai bagian germas dari aktivitas sehari-hari. Promotif preventif dikedepankan oleh paradigma sehat dalam upaya pemberdayaan masyarakat dalam berperilaku sehat yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. 

Tahun 2017 ini merupakan tahun ketiga pemerintah mencanangkan Program Indonesia Sehat. Ada 3 Program Indonesia Sehat yang meliputi :

  • Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang meliputi pelibatan lintas sektor dan seluruh aktor pembangunan termasuk masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. 
  • Pendekatan keluarga yaitu pelayanan kesehatan yang menjangkau seluruh keluarga di wilayah kerja PUSKESMAS.
  • Standar pelayanan kesehatan minimal 

Apa sih yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan GERMAS ini? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan yaitu :

  • Melakukan aktivitas fisik
  • Peningkatan perilaku hidup sehat
  • Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi
  • Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
  • Peningkatan kualitas lingkungan
  • Peningkatan edukasi hidup sehat



Sementara itu fokus Germas di tahun 2017 ini adalah:

  • Melakukan kegiatan fisik
  • Konsumsi sayur dan buah
  • Cek kesehatan secara berkala

Kehidupan dan kesehatan individu memang tergantung pada dirinya sendiri. Kesadaran untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak mengonsumsi alkohol dan zat adiktif lainnya, tak merokok, mengkonsumsi makanan sehat serta buah-buahan, pengelolaan stres secara baik, membudayakan buang air pada tempatnya, serta cek kesehatan berkala setidaknya 6 bulan sekali menjadikan upaya—upaya kita untuk menyukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ini. 

Di hari pertama kegiatan ini juga ada tes kesehatannya loh. Saya masih dalam batas normal untuk gula darah dan kolesterol. Aman deh. Mengingat beberapa tahun yang lalu sempat mengalami peningkatan kolesterol secara drastis. 

Tes Kebugaran Rockport



Pernah dengar Tes Kebugaran Rockport? Jujur aja saya baru kali ini denger. Tapi begitu diberitahu bahwa tes kebugaran ini biasa dilakukan untuk calon jemaah haji saya paham. Ibuk pernah bercerita tentang hal itu.

Metode ini sebenarnya sederhana karena kita bisa melakukannya sendiri. Tes kebugaran ini disesuaikan dengan kondisi peserta untuk melakukan aktivitas lari, jalan cepat atau jalan santai yang bisa dilakukan sejauh 1 mil. 

Mengapa kita perlu melakukan tes kebugaran sih?

Tes kebugaran ini dapat mengukur tingkat kebugaran kita dengan mengukur volume dalam mengonsumsi oksigen saat latihan dan kapasitas maksimum (VO2 Maks) Sementara VO2 maks sendiri adalah oksigen maksimal yang digunakan oleh tubuh kita untuk melakukan aktivitas yang intensif. VO2 Maks dinyatakan dalam satuan liter per menit atau mm/menit/kgBB. Tes kebugaran ini dalam digunakan untuk mencegah penyakit yang menyebabkan kemunduran kesehatan akibat gaya hidup yang tak sehat atau penuaan.

Sebelum melakukan tes kebugaraan malamnya kami telah mengisi kuesioner tentang kondisi tubuh kami. Ada beberapa dari kami termasuk saya pernah mengalami gangguan atau masalah kesehatan yang ada dalam kuesioner tersebut. Kami pun dipisah menjadi dua kelompok.


Sebelum melakukan pemanasan kami melakukan penghitungan denyut nadi permenit. Setelah itu melakukan peregangan. Kelompok saya pun mulai melakukan jalan cepat sepanjang lintasan. Ada beberapa teman blogger khususnya laki-laki berlari untuk mengukur tingat kebugaran mereka. Saya cukup jalan cepat saja. Setelah sampai garis finish kami pun dihitung waktu tempuh dan kecepatan denyut nadi. 

Kelompok bermasalah kesehatannya ☺


Kelompok tanpa keluhan kesehatan ☺


Setelah makan pagi dan bersih-bersih kami pun melakukan pencocokan klasifikasi kebugaran kami dengan formulir yang telah dibagikan. Berdasarkan usia dan jenis kelamin, kebugaran saya dinyatakan cukup. Lumayan lah untuk ukuran yang usia sudah mulai meninggalkan usia empat puluh. Dari 38 blogger yang mengikuti kegiatan tersebut tak ada yang kebugarannya baik. Paling banter cukup. Itu pun hanya 25%. Sisanya kebugarannya kurang, padahal banyak yang lebih muda-muda dari saya. Efek kerjaan yang bikin mager kali ya? Jadi banyak yang kurang buargitu deh. Hehehe ... agak sombong nih. Biarin aja yak?

Rada malu juga nih, sama Bu Efrida dari Dinas Kesehatan. Usia jauh lebih senior, tapi kebugarannya patut diacungin jempol deh. Ciyus. Dari sekian yang melakukan tes rockport, hanya beliau lho yang dinyatakan kebugarannya baik. Two thumbs up deh untuk Bu Efrida.


Dua hari bersama Dinas Kesehatan Kota Semarang ternyata membuat saya menyadari bahwa banyak hal yang selama ini tak terlihat atau tak saya pikirkan sama sekali bahwa kesehatan itu dipengaruhi oleh diri kita sendiri. Kita sendiri yang harus bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi asupan gizi dan perilaku hidup sehat. Sebagai seorang ibu saya tentunya mempunyai tanggung jawab penuh untuk berkontribusi kesehatan keluarga saya.

Tak ada kata terlambat untuk memulai hidup sehat. Asupan untuk memperbanyak buah dan sayur pun akan disegerakan. Aktivitas fisik pun akan diusahakan. Untuk mendampingi keluarga lebih lama.



Terima kasih DKK Semarang. Semoga bisa bertemu kembali untuk edukasi penting dalam kesehatan baik untuk diri sendiri atau masyarakat.



3 komentar:

  1. Hore-hore banget nii pas mo lari abis itu lemees haha..

    BalasHapus
  2. Iya nih, dua jempol untuk bu Efrida. Kalo aku emang gak bisa lari sekarang, kayak trauma karena pernah cedera engkel kakiku. Udah masuk kategori cukupnaja udh seneng. Gampang puas banget yak, hahaha

    BalasHapus
  3. Jadi diingetin untuk lebih rajin olah raga biar bugar ya mbak. Semangat tetep sehat. ;)

    BalasHapus

Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar ya? Terima kasih