Tiga Bisnis Yang Ingin Saya Ikhtiarkan - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Jumat, 18 Agustus 2017

Tiga Bisnis Yang Ingin Saya Ikhtiarkan



Sering kita dengar beberapa orang berkata,
”Nggak usah takut kekurangan rezeki, Allah telah menjamin setiap hamba yang meminta akan dicukupkan oleh-Nya.”
Saya yakin, Allah pasti akan memberikan rezeki pada kita sesuai porsinya. Banyak pintu rezeki dari Allah yang siap kita jemput. Dan sebagai manusia, kita wajib berikhtiar untuk menjemput rezeki ang Allah telah siapkan. Tak mungkin juga kan tanpa ikhtiar tiba-tiba saja rezeki turun dari langit?

Saya telah beberapa kali memulai usaha. Dari tahun 2009 sampai sekarang, saya masih berjualan buku anak ke PAUD-PAUD di kota kecil saya. Hasilnya buat saya lumayan sih, bisa untuk beli lipstik atau bedak, serta beberapa kebutuhan sekunder lain.



Kegagalan berbisnis

Selain jualan buku saya juga pernah memulai usaha lain. Namanya manusia kan selalu pengen ada yang namanya peningkatan bukan?

Saya pernah mengalami kegagalan dalam berbisnis. Yang pertama adalah berbisnis baju anak-anak. Setelah saya nggak kerja kantoran, saya sempat tergiur berbisnis baju anak saat melihat teman yang perputaran bisnisnya pesat. Namun dasar saya yang nggak terlalu apdet sama hal-hal yang berkaitan dengan penampilan, ternyata baju anak yang saya jual nggak sesuai dengan pasaran di kota saya. Akhirnya baju itu dibawa adik untuk dijual di Sumatera sana.  Saya langsung kapok berjualan baju. Tawaran dari beberapa teman untuk ngejualin macam-macam produk saya tolak halus. Buku tetaplah menjadi passion saya.

Yang kedua, bersama seorang teman saya merintis usaha laundry. Usaha patungan ini kami hitung detil. Hanya saja kesalahan kami adalah kami menggunakan bahan-bahan di atas laundry lain. Maksud hati sih sebagai pembeda. Namun kenyataannya laba kami tergerus untuk pembelian bahan baku dan tenaga. Contoh kecil adalah, dengan biaya 2500/kg cucian, laundry lain menggunakan cukup pewangi pakaian, kami menggunakan pelembut dan parfum laundry, yang harganya dua kali lipat dari laundry lain.

Selain karena bahan, tenaga cuci kami orangnya sering sakit dan anaknya rewel. Bisa lho, sampai nggak masuk 2 minggu karena anak sakit, anak rewel, pokoknya ada aja yang dikeluhkan. Sementara saya sendiri benci banget kalau disuruh nyetrika. Artinya kan ironis. Wong nggak suka nyetrika kok bisnis nyetrikain baju orang. Usaha ini bertahan sampai 2,5 tahun. Kami sepakat menutup laundry karena tenaga cuci kami keluar, dan kesusahan untuk mencari tenaga pengganti. Dan saat itu, saya sendiri sudah mulai fokus untuk menulis buku.

3 Bisnis Yang Ingin Saya Ikhtiarkan.

Penerbitan Buku
Saya pengen banget punya penerbitan buku. Alhamdulillah, sudah mulai berjalan. Dengan modal semangat dan tekad saya bersama teman-teman Gen W Academy sudah memulai. Ada 2 buku yang sudah terbit. Buku itu karya anak-anak kelas menulis yang kami bimbing. Semoga kedepannya bisa berjalan lancar.

Dua buku ini karya angkatan I dan II kelas menulis. Saat mereka study tour ke Singapura dan Malaysia, mereka menuliskan kisah perjalanan mereka. Seru-seru deh ceritanya. Saya aja ngerasa wow membaca tulisan mereka. Nggak nyangka tulisan traveling mereka layak untuk dibaca. Harapan saya sih, mereka nggak berhenti di situ aja. Nggak berpuas diri. Begitu juga dengan kami, para coach yang harus terus berkarya meski sering tersendat-sendat.

Wedding Planner

Saya suka ngurusin pernik-pernik pernikahan. Mulai dari undangan, milih souvenir,  perias, dekorasi, sampai merancang menu hidangan jadi tantangan buat saya. Apalagi jika budget ngepas. Serunya budget ngepas itu, bagaimana kita bisa mengutak atik yang diatas kertas nggak cukup, tapi begitu saya turun tangan, masalah jadi beres.

Dua pernikahan adik saya urusin. Tinggal nanya apa yang mereka inginkan. Berapa budget yang dipunyai, diselaraskan dengan keinginan ibu. Beberapa kali berbeda pendapat. Namun senengnya ketika pernikahan digelar, lantas orang menebak biayanya dua kali lipat dari yang kami keluarkan.




Pernikahan itu yang biasanya diomongin ada dua hal. Entah baik atau buruk. Pertama menu hidangan. Yang kedua adalah riasan pengantin. Undangan, souvenir, hiburan jarang sekali diomongin. Makanya untu setiap pernikahan saya menyarankan untuk riasan pengantin pilih perias yang benar-benar bagus dengan pilihan baju pengantin yang beragam.  Sementara untuk hidangan, kita bisa mengundang koki untuk masak di rumah, dalam artian ini perlu banyak orang untuk membantu, atau katering yang terpercaya rasa dan jumlahnya. Soalnya ada lho katering yang nggak jujur.

Wedding Planner itu nggak sekedar merencanakan sebuah pesta. Karena sebuah pernikahan bukan hanya berhenti pada perayaan doang. Namun bagaimana setelah merayakan sebuah pernikahan kita sama sekali nggak punya utang. Syukur-syukur masih ada yang tersisa untuk sekedar kontrak rumah atau ngisi rumah berdua.

Katering
Gara-gara ngurusin pernikahan adek-adek, saya jadi sering bandingin harga-harga katering beserta rasanya. Setelah itu jadi pengen bikin usaha katering halal.




Masakan-masakan yang sering dihidangkan katering, apalagi di kota kecil saya ini cukup mudah dibuat. Makanya, kalau ada arisan atau pertemuan keluarga saya lebih suka masak sendiri. Iseng-iseng untuk test food. Layak jual atau enggak hehehe ...

Semoga usaha itu bisa terealisasi ya? Sementara ini mimpiin aja dulu hehehe ....

Terima kasih ya bunsal MuslifaAseani dan mbak Wahyu Widyaningrum atas requestnya untuk menulis tema bisnis yang diinginkan dalam arisan periode ini. Semoga menginspirasi J

13 komentar:

  1. Homy banget mbak impian njenengan.
    Aamiin kenceng, insyaAllah diijabah plus lancar lan barokah.
    Aamiin dobel2 lagi..

    Salam jelang siang dari Lombok.

    BalasHapus
  2. Semoga terwujud satu persatu impian bisnisnya mba, usaha nggak akan menghianati hasil ^^

    BalasHapus
  3. Sama dong mbak, aku dulu ngurusin pernikahan sendiri berdua mamahku, lalu kedua adikku juga, kalau jadi wo sendiri jatuhnya lebih hemat biaya tapi tetep bagus dan meriah pestanya ya kan, semoga usah cateringnya bisa segera terwujud ya mbak irfa 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Dulu pernah dicoba waktu Iidn Smg dan Gandjel Rel kunjungan ke Jogja mbak Vita. Agak malu promoinnya. Khawatir rasa belum stabil hahaha

      Hapus
  4. wow mbak irfa multitalen banget ya...wedding planner juga to mbak?bisa dikembangkan nih

    BalasHapus
  5. Tiga bisnis itu prospeknya bagus mba, semoga segera terwujud aamiin..

    BalasHapus
  6. Waah keren mba irfa pernah jadi wedding planner juga. Aku yg cuma kebagian sedikit tigas aja di acara pernikahan lumayan ngerasa ribet hihi. Besok kalo GR ada acara bs lah diserahkan ke mba Irfa ya hihihi

    BalasHapus
  7. Belum pernah icip masakannya mbak ir

    BalasHapus
  8. Amin, semoga terlaksana Mbak. Btw, aku juga pernah laundry itu Mbak. Memang harga bahan2 harus cari yg termurah agar biaya produksi bisa ditekan. Biasanya kalo beli di pembuatnya langsung bisa jauh leih murah. Atau bisa saja malah bikin sendiri.

    BalasHapus
  9. ikut mendoakan semoga terwujud ya

    BalasHapus
  10. semoga usaha2 yang diimpikan bisa terwujud mba.. aku salut ama orang2 yg berjiwa wiraswasta gini... ulet, tangguh dan tahan banting biasanya... kesempatan utk sukses dan kaya lebih terbuka untuk orang2 yg mau usaha sendiri begini, kluar dari zona aman ;)

    BalasHapus

Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar ya? Terima kasih