Menariknya The Voice (versi saya) - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Senin, 21 Maret 2016

Menariknya The Voice (versi saya)


Kayaknya semua orang juga sudah tahu kalau di rumah saya TV hanya menjadi pajangan di ruang keluarga. Mungkin sudah lebih dari tiga tahun saya melewati banyak tayangan di kotak ajaib itu. Kadang hal tersebut membuat Anya dan Lilo menjadi 'weird' di kalangan teman-temannya. Mereka kadang jadi nggak nyaman ketika berada dalam kelompok. 

Saya mengijinkan anak-anak untuk googling jika ingin mengetahui apa yang dibicarakan teman-temannya. Saya bolehkan mereka membuka youtube sepanjang saya juga berada di rumah. Saya bisa kontrol dan tau betul yang mereka lihat.

Akhir-akhir ini ketika saya merasa puyeng dengan naskah yang sedang saya kerjain, saya membuka tayangan The Voice di Youtube. Awalnya saya menonton The Voice Indonesia saja, namun sekali saya melihat The Voice di seluruh dunia membuat saya menjadi lebih rajin menonton The Voice.


Bagi saya, The Voice lebih menarik dibandingkan dengan tayangan star idol yang lain. Saya suka dengan blind auditionnya. Setiap peserta menyanyi dengan posisi para juri (coach) duduk membelakangi mereka. Saya suka mengamati ekspresi wajah para juri ketika mendengar setiap peserta menyanyi. Jika juri jatuh cinta dengan suara peserta, ia akan menekan tombol, hingga kursi pun berputar dan menghadap ke peserta. Dan seperti apapun penampilan sang peserta, juri takkan pernah berkomentar negatif. Only your voice will save you.

Di semua tayangan The Voice di seluruh dunia, saya tak pernah mendengar juri (coach) berkata negatif menilai peserta. Di salah satu tayangan The Voice Indonesia, Agnes Monica, salah satu coach mengatakan bahwa ia tak berbalik bukan karena suara peserta jelek. Suara si peserta sangat bagus. Namun ia bingung, ketika mendengar suara si peserta ia ingin berbuat apa untuk sang peserta. Coach tidak boleh egois hanya berpikir tentang kepentingannya sendiri. Coach harus berpikir tentang kepentingan peserta. Lalu ketika melihat tayangan The Voice Amerika Serikat. Satu peserta dengan usia lima belas tahun dengan suara yang masih perlu diasah tak mendapati seorang pun juri berbalik. Namun ia mendapat privilege menyanyi dengan salah seorang juri idolanya. Dan dengan ramah para juri memintanya untuk kembali ke season berikutnya.

Bagi saya, kesopanan dari para juri menjadi sebuah hal yang sangat menarik. Tak ada satupun kata-kata yang menyakiti peserta yang sering saya lihat di tayangan audisi lain. Saya tak pernah melihat wajah meremehkan dari para juri dengan sejelek apapun penampilan peserta. Betapa humble nya, Kaka Slank yang kemudian nge-jam bareng peserta yang tak lolos. Dan para juri tak segan berdiri untuk memberikan standing applause ke peserta yang suaranya luar biasa menarik. 

Ada lagi yang sering membuat saya tertawa karena gokilnya para juri ketika mempromosikan dirinya untuk menjadi coach para peserta. Mereka bisa saling meledek di antara para coach. Mereka memohon untuk menjadi coach peserta hingga sering kali membuat peserta kebingungan memilih coach. Atau melihat The Voice US saya sering ngakak dengan 'bromance' nya Adam Levine dan Blake Shelton. 

Melihat The Voice, saya melihat persahabatan yang tulus. Saya juga melihat sisi manusiawinya selebritis yang sering dielu-elukan orang. Meski tetaplah tayangan The Voice tak sempurna, tapi tetaplah ada yang bisa kita ambil hikmah dari apa yang hadir di mata kita.


11 komentar:

  1. The voice Amerika aku suka banget mak. Aku ngikutin sejak awal meskipun ga rutin nonton. Jurinya kocak tp ga tau deh yg Indonesia masih belum tertarik buat nonton hahhaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. The Voice Indonesia lumayan lah Mak, kalau dibandingin luar ya kalah jauuuuuuhhhh ... Tapi paling bagus dibanding acara star idol lainnya. menurutku sih. Makasih udah mampir ya mak

      Hapus
  2. Suamiku yang suka the voice...hehe, bahkan nonton sampe selesai dia..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku bisa berjam-jam didepan lepi mak, cuma buat nontonin the voice hehehe. Makasih udah mampir yaaaaa

      Hapus
  3. Saya tahu acara ini mbak tapi lupa jadwalnya jadi kadang terlewat. Iya memang bagus ya penjurian dengan sistem buta gitu jadi nggak subyektif :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Only your voice will save you ... hehehe ... makasih udah mampir ya mbak

      Hapus
  4. Saya tahu acara ini mbak tapi lupa jadwalnya jadi kadang terlewat. Iya memang bagus ya penjurian dengan sistem buta gitu jadi nggak subyektif :)

    BalasHapus
  5. Balasan
    1. Koneksikan inet, buka youtube, ketik The Voice ... coba aja :P

      Hapus
  6. Aku cuma beberapa kali nonton the voice, banyak gak sempatnya. JAdi cuma denger suara mereka yang nyanyi aja, hihiii...berasa juri akuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapan-kapan nglegakke nonton mbak, dinikmati hehehe

      Hapus

Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar ya? Terima kasih